Jamie melihat Emily yang sudah tertidur disebelahnya akibat kelelahan karena melayani nafsunya yang sangat besar. Tak terhitung berapa ronde yang sudah mereka lewati. Bercinta dalam keadaan lelah dan pikiran kacau ternyata sedikit membuatnya rileks.
Jamie melihat jam yang bertengger di dinding kamarnya. Disitu menunjukkan jika saat ini jam dua malam.
Astaga. Jamie baru teringat, bukankah tadi ia akan menemui Ashley sebelum Emily datang.
Jamie buru-buru mengambil kaos dan celana training di lemarinya, kemudian memakainya dengan cepat.
Cklek... Jamie membuka pintu dengan pelan, dengan maksud tidak ingin membangunkan Ashley yang sudah terlelap.
Kini ia sudah berada dihadapan Ashley dengan berjongkok memandangi wajahnya. Seperti de javu Jamie mencium pipi halus Ashley. Dia sedikit tersenyum, ini seperti kejadian beberapa hari lalu. Tapi bedanya saat itu Ashley hanya pura-pura tidur dan saat ini wajah damainya benar benar membuat Jamie gemas.
Jamie mengalihkan pandangannya pada perban yang terbalut dipergelangan tangan Ashley. Ia mengangkat tangan itu dengan hati-hati kemudian menciumnya.
Jamie memutuskan untuk menemani Ashley. Jaga-jaga jika ia membutuhkan sesuatu maka ia akan langsung sigap. Jamie menyenderkan tubuhnya disofa dekat ranjang. Dan perlahan-lahan rasa kantung mulai menyergapinya dan taklama matanyapun benar-benar terpejam.
Ashley terbangun dari tidurnya karena rasa haus menghinggapi kerongkongannya. Dengan pelan ia mencoba merubah posisinya menjadi duduk untuk mengambil air yang berada di nakas.
Ashley pun terpaku saat pandangannya melihat sosok yang saat ini tengah tidur disofa dengan posisi meringkuk.
"Apa yang dia lakukan." Gumam Ashley.
Ashley mencoba bangkit dari posisinya dan berdiri. Dengan tubuh yang masih lemah ia menghampiri Jamie yang meringkuk disofa. Ia sedikit berjongkok untuk melihat wajah Jamie dengan jelas.
Ashley tidak memungkiri bahwa Jamie sangat tampan dan mempesona. Jika saja tuhan memberikannya jodoh dengan paras seperti Jamie pasti ia akan sangat senang. Tapi hanya parasnya saja bukan sifatnya.
Tiba-tiba ia teringat cerita yang Charlie sampaikan tadi.
"Jamie sangat menyayangi Ibunya dan begitu sebaliknya. Ia bermain dan menghabiskan waktu selalu bersama ibunya. Ia tidak begitu dekat dengan ayahnya karena beliau sendiri jarang pulang. Alhasil Jamie kecil lebih dominan ke ibunya. Saat ditanya cita-citanya ia selalu akan menjawab hidup bersama dengan ibunya sampai seribu tahun. Memang mustahil, tapi itu sangat manis saat diucapkan oleh anak berumur delapan tahun. Sampai waktu itu tiba, ibu Jamie ditemukan tewas. Polisi mengatakan jika ibunya tewas karena bunuh diri, tapi menurut mr. Han ibunya tewas karena dibunuh seseorang. Jamie yang saat itu masih berumur delapan tahun sangat terpukul dengan kepergian ibunya. Semenjak itu ia selalu mengurung dirinya dikamar, dan Jamie dewasa berubah menjadi Jamie yang liar. Ia mulai mengembangkan perusahaan yang dibuatnya dari nol hingga sukses seperti sekarang. Saat itu ia mulai mencari tahu penyebab kepergian ibunya, dan benar dugaan mr.Han ibunya telah dibunuh seseorang. Dan pembunuhnya adalah istri pertama dari mendiang ayahnya. Dengan kata lain Ibu Jamie adalah istri simpanan."
Ashley merasa bersalah setelah mendengar cerita dari Charlie. Bagaimana bisa ia mengatakan hal yang sangat menyakitkan kepada Jamie.
Pasti ia melalui hari-hari yang sangat berat. Batin Ashley sedikit iba karena cerita yang Charlie sampaikan.
Ashley berdiri mengambil selimutnya kemudian menyematkannya pada tubuh Jamie. Rasa haus yang menyergapi kerongkongannya entah kemana tiba-tiba hilang. Dan ia pun memutuskan menuju ke balkon untuk sekedar menghirup udara segar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daring Women
RomanceAshley Olivia Greene wanita duapuluh satu tahun dengan paras cantik dan kepribadian baik, baginya harga diri merupakan suatu harta yang harus kau junjung tinggi. Tapi pemikiran itu semua lenyap saat Ashley bertemu dengan seorang Jamie. Baginya harga...