Papa

3.6K 221 2
                                    

Sasuke berjalan perlahan dilorong sekolah yang masih sepi. Ini adalah hari dimana hasil tes masuk Konoha Internasional High School diumumkan. Tidak melalui internet melainkan, pengumuman daftar siswa yang diterima disekolah tersebut akan ditempel dimading utama sekolah.

Ia sedang merogoh sakunya untuk mengambil telpon genggam miliknya saat seseorang menabraknya. Baru saja dia akan memarahi orang tersebutn tetapi ia mengungungkan niatnya saat melihat surai merah muda milik penabrak itu. Seorang gadis. " Maafkan aku, " pinta gadis itu sambil menundukan kepalanya, lalu berlari lagi. Sasuke tersenyum tipis. Surai merah muda.
.

.

Sarada

Aku membantu Ayame membersihkan gudang belakang rumah disore harinya. Banyak sekali kardus yang ditata rapi disana. Ada beberapa kardus yang ditulis atasnya, menandakan apa isi dari kardus tersebut, atau hanya bertuliskan tahun saja. Selain disiplin, keluarga kami juga sangat rapi. Itu sebabnya, tempat yang disebut gudang pun, rasanya tidak seperti gudang karena sangking rapinya. 

Dan sampai sekarang, aku tidak tahu kenapa Ayame ingin membersihkan gudang ini. Aku hanya ingin ikut saja, saat tau Ayame akan ke gudang. Yah, dari pada aku menghabiskan waktu dikamar mama dan memperburuk suasana hatiku, lebih baik aku mengikuti Ayame,  satu-satunya orang yang mempunyai kegiatan lebih baik dari pada hanya diam dan sedih karena kepergian mama. 

Sarada 0-1 tahun. 

Begitu yang kubaca dari tulisan disisi kardus yang tak sengaja ku temukan setelah mataku menjelajah isi gudang, dan Ayame sedang menyapu lantai. Aku ingin mengambilnya sendiri karena tidak ingin mengganggu kegiatan bersih-bersih Ayame dan melihat apa isinya, namun sepertinya sulit karena kardus besar itu ada ditumpukan nomor dua, dan kardus ditumpukan nomor tiga sangat berat. Namun, tiba-tiba Ayame sudah berdiri dibelakangku. Ia tersenyum tipis, "Tunggu sebentar" katanya. Ia kemudian meletakan sapunya, dan menurunkan kardus nomer tiga. Lalu, aku mengambil kardusku. 

"Sepertinya, dibandingkan dengan dirimu, aku lebih penasaran dengan isi kardus itu, " Ayame tersenyum lebar dan memintaku untuk cepat-cepat membuka kardus itu. 

Isinya, pakaian ku saat kecil, mainan rusak milikku boneka kelinci berukuran sedang dan boneka monyet ukuran kecil. Ayame mengambil mobil truk dalam kardus itu, "Aku ingat benda ini. Saat itu kami sedang pergi ke acara hanabi ditaman kota. Hmmm.. Usiamu berapa ya?, tapi saat itu kau sudah pandai bersandiwara dan merengek. Hahaha. " ada jeda sedikit. "Waktu itu, aku tidak tau apa yang terjadi, aku sedang bersama nyonya dan dirimu berada digendonganku. Lalu, ibumu datang sambil menangis. Tapi ia tidak menceritakan alasannya. Itu, kali pertamaku melihat ibumu menangis sejak kelahiranmu."

Kenapa? 

Hanya itu yang ada dibenakku, kenapa mama menangis?. 

"Lalu, melihatnya menangis Sarada-chan juga ikut menangis. Aku fikir kau simpati pada ibumu, tetapi kau menangis sambil menunjuk mainan ini," akhirnya, sambil menatap mobil trus di genggamannya. Aku tersenyum tipis. Apa aku seperti itu?. 

Aku melihat buku catatan kecil dengan sampul merah muda-warna kesukaan mama ditumupukan paling bawah. Aku buka acak, dan aku tahu hanya ada catatan dibagian awal buku saja. 

31 maret. 

Anakku lahir, perempuan. Ia anak yang cantik, dengan rambut lebat berwarna hitam. Dan matanya... Mengingatkanku padamu... 

Ia mirip sekali denganmu. 

Refleks Sarada memegang rambutnya, lalu tersenyum. 

5 april. 

Dan anak ini masih belum memiliki nama, aku bingung. Banyak sekali nama cantik untuk anak perempuan, aku bingung. Haruskah ku beri nama Hanabi, Haru, Hinata atau... 

6 april. 

Sarada. Entah kenapa, aku menyukai nama itu. Nama itu mengandung namamu dan namaku. Sasuke-Sakura. 

Sarada Uchiha. Itu nama yang Bagus untuknya. Tapi... 

Sasuke Uchiha. 

Nama yang Sarada gumamkan, nama ayahnya. Akhirnya ia tahu, nama ayahnya. Dan seketika ia merasakan, panas diwajahnya-air matanya mengalir. 

Ia kemudian membuka lembaran berikutnya. 

9 september. 

Ini pertama kalinya, Sarada-chan makan selain ASI. Sangat menggemaskan, melihat wajahnya dipenuhi bubur bayi, seandainya kau melihatnya. 

Papa. 

31 desember. 

Sarada-chan anak yang pandai, ia bisa mengatakan "mama" untuk pertama kalinya. Aku senang. Dan aku menanti, ia bisa mengatakan papa. 

Habis. Tidak ada lagi catatan dibuku kecil itu. 

"Ayame... “

.

.

.

Didalam HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang