"Sudah dipastikan bahwa Haruno Sarada bukanlah anak dari Uchiha Sasuke. Hasil DNA seratus persen berbeda"
>>Didalam Hati<<
"Tuan Uchiha... "
" Tuan Uchiha... "
" Tuan Uchiha... "
Sasuke tersentak saat sebuah tangan menyentuh lengannya." Maafkan saya tuan. Saya sudah memanggil anda berkali-kali, tapi anda hanya terdiam. Apakah ada sesuatu yang sedang mengganggu fikiran anda?"
Uchiha Sasuke menggeleng, membetulkan posisi duduknya. "Tidak perlu difikirkan. Ada apa kau datang Zugo?"
Zugo menyodorkan sebuah map biru kepada Uchiha Sasuke. Sasuke dengan sigap membaca isi dari map tersebut.
"Itu adalah tentang proyek reklamasi pulau Awaji tuan. Ada beberapa kendala mengenai reklamasi itu. Pemimpin disana tidak menginginkan terjadinya reklamasi meski kita sudah mendapat izin dari walikota Konoha. Mereka bilang, reklamasi akan membuat ekosistem di laut Awaji menjadi rusak."
"Kalau begitu ganti saja pemimpinnya"
"I- itu tidak bisa kita lakukan tuan. Harus ada persetujuan dari pimpinan pulau Hajimameru dan Konoha."
Sasuke menghela nafas, "Aku bisa meminta Naruto untuk mengurus ini kan?" tanyanya dengan jumawa.
Zugo tampak kebingungan, "Tapi, bagaimana mungkin tuan?"
Sasuke berdiri dan beranjak ketempat Zugo berada, "Begini Zugo. Bagaimanapun, reklamasi di pulau Awaji harus terjadi, resort Uchiha harus dibangun disana. Bayangkan, Resort mewah dan indah dibibir pantai Pulau Awaji yang belum tersentuh tangan manusia. Masih alami dan suci. Ini adalah proyek besar, jika berhasil akan membuat Uchiha Groups menjadi besar dan semakin terkenal"
"Proyek ini bukan hanya tentang uang triliunan, melainkan harga diri perusahaan. Kita sudah bekerja sama dengan pemerintah daerah Konoha dan Hajimameru untuk proyek yang menguntungkan ini. Kesepakatan besar telah terjadi. Jika Resort ini telah jadi dan beroperasi, keuntungan akan dibagi menjadi 3. 40 persen untuk Uchiha Groups, 30 persen untuk Konoha dan 30 persen lagi untuk Hajimameru"
"Itu sebabnya aku telah membuat Uzumaki Naruto berada diposisinya yang sekarang. Selain karena memang dia pantas, dia juga akan mudah memberikan izin untuk pembangunan resort kita. Apa kau paham?"
"Ja-jadi anda memanfaatkan Tuan Uzumaki?"
Sasuke merangkul Zugo, "Apa kau memanfaatkan sahabatmu?"
"Zugo, kau itu begitu naif" ia kembali duduk ditempatnya, "Ini adalah hubungan persahabatan yang ideal dan saling mendukung. Aku mendukungnya menjadi walikota, maka ia mendukungku atas resort itu."
" Siapkan janji untuk bertemu Naruto. Aku menjadi sangat sulit untuk menemuinya setelah ia menjadi walikota. Janji?" Sasuke meringis, "Aku bahkan harus membuat janji dulu untuk bertemu dengannya. Sialan"
"Baik Tuan"
"Jika tidak ada lagi yang ingin kau sampaikan, keluarlah."
"Baik Tuan"
Smartphone Sasuke berdering tepat ketika Zugo keluar dari ruangannya. Ia menatap layarnya sebentar dan menekan tombol merah setelahnya. "Mengganggu" cicitnya.
>>Didalam Hati<<
Brak
Suara pintu yang terbanting diikuti derap langkah cepat dengan suara heels yang bersautan tidak sedikitpun menarik atensi Sasuke. Ia bahkan sudah tau siapa wanita ini tanpa perlu meliriknya, "menyebalkan" cicitnya.
Dolce Gabbana Light Blue menguar dari tubuh wanita itu mengganggu indera penciuman Uchiha Sasuke. Biasanya, aroma ini dimiliki oleh wanita yang memiliki perangai lembut karena aroma ini didominasi dengan wangi-wangian bunga yang menenangkan. Tapi aroma ini jadi sangat mengganggu jika wanita ini yang memakainya.
Brak
Wanita ini memukul meja kerja Sasuke dengan sangat keras. Napasnya tersengal.
"Kenapa kau selalu mencari perhatianku?"
Wanita ini semakin murka, "Apa kau bilang? Uchiha Sasuke. Pertunangan kita sudah ditentukan, harusnya kau fokus dengan semua ini. Bukannya pergi ke pulau sialan itu"
"Diamlah Karin." manik kelam miliknya sudah menatap Uzumaki Karin dengan tajam.
Karin mulai bergetar. Bagaimanapun manik hitam itu dilihat hanya terasa kelam. Seperti ada magic dalam manik gelap itu. Setiap kali Karin melihatnya, bukan keindahan yang tampak melainkan kengerian. Seperti ia terkurung didalam gelapnya malam ditengah hutan. Ia benar-benar ingin keluar dari tatapan itu.
"A aku hanya... "
Karin tidak dapat berkonsentrasi. Ia memejamkan matanya. Rasa marahnya berubah menjadi ketakutan, 'bagaimana aku bisa menguasainya?'"Jangan pernah menggangguku, pergi dari sini"
"Ti..tidak. T-tunggu dulu. Aku.." Karin menarik nafas dalam, mengatur emosinya. Mencoba keluar dari ketakutan terhadap manik gelap sialan itu. "A-aku hanya meng... Mengkhawatirkanmu..."
"Cih.. "
'Apa maksudnya lelaki ini?'
"Kau tahu Karin? Ini bukan pernikahan, tapi pemaksaan."
Seketika hati Karin menjadi hancur lebur. Hatinya seketika berubah seperti kaca yang hancur, menyayat seisi tubuhnya. Rasanya sakit tak terperi. Tapi Karin harus bertahan, ia harus kuat. Pernikahan idaman yang ia dambakan sejak dua puluh tahun lamanya akan terjadi dalam waktu dekat ini. Pria yang ia cintai sejak masih ingusan ini, akan manjadi miliknya. Ia harus bertahan, meski sakit.
'Tapi cintaku padamu bukanlah pemaksaan'
"Keluar!"
Karin menyerah. Ia tidak lagi ingin mencegah kepergian Sasuke ke pulau Awaji. Jika ini terus berlangsung, Sasuke tidak akan segan membatalkan Pertunangan ini. Penantiannya selama ini akan menjadi sia-sia.
Dengan berat hati, ia keluar dari ruangan Sasuke.
"Kau sudahku peringatkan, Sasuke akan marah kalau kau begini," Shishui menyambut Karin didepan pintu kantor Sasuke.
"Diam!"
Shishui terkekeh, "Kenapa kau melampiaskan amarahmu padaku?"
Karin memukul-mukul tubuh Shisui dengan sekuat tenaganya, "Diam kau bodoh. Aku benar-benar sangat kesal. Bagaimana dia bisa memikirnya pekerjaannya padahal pertunangan kami sudah sangat dekat?!"
Shisui tertawa keras,"Sudah kubilang, lebih baik kau menikah denganku. Sasuke sialan itu tidak akan membahagiakanmu."
"Diam kau bodoh!"
>>Didalam Hati <<
Selamat Minggu malam, jangan lupa besok hari Senin.
Oh iya, ada yang bingung sama paragraf awalnya?
Sabar ya. Dichapter-chapter berikutnya akan ada sedikit pencerahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Didalam Hati
FantasíaHaruno Sarada, 10 Tahun. setelah kepergian Ibunya, Haruno Sakura, Sarada pergi jauh meninggalkan rumahnya di Suna menuju Konoha untuk mencari ayahnya.