Satu kabar penting

316 20 1
                                    

Layaknya hujan, ia akan datang setelah mendung mengabarkan.

Apakah kamu tau?
Ribuan maaf yang kamu ucapkan memang telah aku ikhlaskan. Tapi, setiap manusia pasti mempunyai kriteria tersendiri terhadap pasangannya, termasuk aku.

"Tak mengapalah"

Kata pasrah itu yang sering terucap dari lisanku, bukan berarti aku berhenti mengharapkan sesuatu yang sama darimu.

Mengharapkan sesuatu yang kecil namun berharga bagiku.
Karena aku masih disini, menunggu kabarmu. Mengharapkan kabar darimu.

Meski itu hanya satu pesan singkat, atau hanya satu senyum manis yang terlintas darimu, tak mengapa asalkan aku mendapat kabar tentangmu.

Prioritas katanya... rindu katanya...
Tapi mana? Apa itu hanya sebuah kata kata?

Yasudahlah, tak mengapa, aku juga tau, jika kamu punya kehidupan yang sama sepertiku.

Hidupmu yang tak setiap detiknya bercerita tentang aku. Malah aku yang terjerumus dalam menyalahkan perasaan aku yang berlebihan.

Salahku juga sebab aku terlalu banyak menaruh harap dan juga anganku yang terlalu tinggi. Aku seharusnya belajar untuk menerima sifatmu apa adanya.

Kenapa aku masih menghayal jauh sedangkan kamu yang begitu sempurna masih belum juga aku syukuri?

Akhirnya,
Aku yang memang harus memahami keadaan kamu.
Aku yang memang harus menilai diriku.
Aku yang memang harus belajar lagi untuk tidak terlalu mengekangmu begitu.

Maafkan jika perasaan cemasku membuatmu merasa terganggu. Aku hanya belum terbiasa jika tak mendengar kabarmu dalam keseharianku.

Cerita Dalam HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang