Masa depanmu

148 12 1
                                    

Aku, adalah orang yang selalu terlihat cemas tanpa pernah mengkhawatirkan keadaan diriku sendiri. Aku bersikap egois dengan diriku sendiri.

Namun saat kamu dapat hadir di setiap pandangku, di setiap sorotan mataku. Di setiap jauhnya mataku memandang, mataku hanya akan selalu tertarik melihat kamu.

Benar, saat ini status kita hanyalah dua anak SMA yang sedang dilanda asmara. Namun siapa tahu jika enam atau tujuh tahun lagi status kita bertukar lagi? Kusemogakan akan bisa lanjut ke tahap selanjutnya.

Enam-tujuh tahun itu bukanlah waktu yang singkat untuk ditempuh. Apalagi jika aku tak terlibat dalam semua urusan dan dunia lainmu. Sebab dalam jangka waktu yang sepanjang itu, pasti tak sedikit perkara yang akan terjadi, tak sedikit kejadian yang akan berubah, tak sedikit rindu yang tertanam. Dan saat itu, hanya akan ada satu pertanyaan yang masih ada di benakku

Masih sama kah kamu dengan yang dulu?

Mungkin aku yakin kamu tak akan banyak berubah di kemudian hari. Tapi aku takut, jika salah satu dari perubahan itu adalah pilihanmu terhadap aku.

Sebab aku pikir, hanya itu rasa ketakutan terbesar dalam hidupku.

Mungkin aku memang akan tetap terus mempercayaimu. Tapi aku masih belum bisa percaya dunia orang orang bebas di luar sana.

Aku selalu berpikir kritis, jika itu akan terjadi, lalu aku harus bagaimana?

Mungkin... Ahh, aku masih ragu.
Memang bagimu, pengandaianku terlalu terjerumus ke dalam hal yang tak mungkin kau lakukan. Namun aku bisa berbuat apa dari sekedar memikirkan ini semua?

Lalu bisakah kau meyakinkan aku? Untuk terus tetap bersedia berada disisiku, bersedia memelukku meski wujudmu nantinya akan berpuluh-puluh kilo meter jauhnya dariku? Setidaknya dengan hari ini, aku bisa merasakan kebersamaan yang sebenarnya bersamamu.

Cerita Dalam HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang