Part 6

5.3K 261 3
                                    

Raffi pov
Saat pertama kali aku melihat perempuan itu aku sudah terpesona padanya.

bagaimana tidak terpesona dia memiliki wajah yang cantik bahkan sangat cantik dengan rambut hitamnya yang wangi vanila, mata bulat yang hitam tanpa soflen ,badan yang ideal dan wajah yang putih berseri.

Tapi aku tidak mau memperlihatkan ekspresi terpesona ku dengan dia karna aku bukan tipe cowok yang mudah tertarik dengan perempuan apalagi langsung menyatakan perasaan ku.

Jujur aku belum pernah merasakan perasaan ini yaitu perasaan deg degan saat bertemu dengan perempuan .

Perasaan bahagia dan berbunga- bungan saat dekat dengan perempuan .

Katakanlah aku cowok yang lebay mengenai perasaan tapi inilah perasaanku inilah kenyataanku.

apalagi saat om Baskoro bertanya pada risa ...

"Hahaha.... iya Ar ,Risa atau jangan-jangan kamu udah kenal ya sama dia" tanya om Baskoro kepada risa. Jujur saat om bas bertanya seperti itu kepada Risa aku ingin Risa menjawabnya bahwa aku dan dia sudah saling kenal.

Namun ternyata harapanku musnah saat Risa diam tak menjawab aku pun kecewa dengan hal itu tapi langsung ku tutupi dengan wajah dinginku

"                           "

" ehm atau nak raffi sudah mengenalnya ya" tanya om Bas
Jujur aku ingin membalas perkataan om Bas itu bahwa aku mengenalnya tapi kuurangkan karna aku gengsi mengakui dia sebagai temanku.

Karna aku pernah menolak dia untuk berteman denganku dan aku malah mengatakanya bahwa dia itu anak SMA yang Urakan dan Alay .

Sampai akhirnya akupun ikut diam tak menjawab pertanyaan itu seperti Risa.

" oh yaudah kalo gak ada yang mau jawab kita mulai aja acaranya" sahut papa sambil meletakkan daging di atas panggangan

Risa pov
Yah aku tidak perlu menjelaskan lagi perasaanku bagaimana kepada Raffi karna yang jelas aku sudah menyukainya sejak awal pertama aku bertemu denganya.

bagaimana aku tidak menyukainya dia mempunyai badan yang tegap ,wajah yang tampan walaupun dingin,wangi maskulin yang menyeruak dari tubuhnya membuatku menyukainya.

Tapi aku ragu dengan perasaanku yang akan terbalas seperti apa yang aku inginkan .

Bagaimana aku tidak ragu ekspresi dia setiap bertemu denganku selalu dingin dan cuek bahkan sangat cuek .

Jujur saat papa bertanya

"Hahaha.... iya Ar ,Risa atau jangan-jangan kamu udah kenal ya sama dia" tanya papa aku ingin sekali menjawabnya bahwa aku mengenalnya tapi kuurungkan karna wajah dia yang sepertinya tidak bersahabat denganku bagaimana tidak tatapanya yang tajam serta auranya yang dingin membuatku takut untuk mengakui bahwa aku mengenalnya.

Dan akhirnya aku pun diam tak menjawab.

"                            "

" ehm atau nak raffi sudah mengenalnya ya" tanya papa saat papa bertanya seperti itu kepada Raffi aku ingin Raffi yang menjawabnya bahwa dia mengenalku.

Tapi batinku tertawa bagaimana mungkin dia mengakuiku temanya kuajak berteman saja tidak mau dan ternyata benar dugaanku dia pun tak menjawab. Sampai akhirnya suara papa menyelamatkanku dari keheningan ini

"oh yaudah kalo gak ada yang mau jawab kita mulai aja acaranya" sahut papa sambil meletakkan daging di atas panggangan akupun segera menyusul papa sambil meletakkan daging yang kubawa di pemanggang

Prestige Or Love? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang