Chapter 4

388 27 2
                                    

Sasuke Uchiha + Tenten Mitsasi
SasuTen, NejiTen

"APA KATAMU?! SASUKE MENGHILANG?!" teriakku
"iyaaa... hosh hosh... untuk apa aku bohong!" kata Shikamaru sambil mencoba mengatur napasnya kembali.
"ooh? hilang ya? hahahahah! kau kira aku bodoh heh?! kuda liar seperti dia masa bisa menghilang?! bahkan anak TK-pun bisa tahu arah jalan ke rumah!" teriakku. setelah berteriak pada Shikamaru, aku menutup pintu karena kupikir dia hanya bercanda atau mengerjaiku.
"tunggu-" katanya sambil menahan pintuku sebelum benar-benar tertutup.
"apa?!"
"ak- aku sungguh-sungguh! tadi dia mendapat telepon.. sepertinya dari anak di SMA yang kemarin.. hosh hosh.."
"lalu? kenapa kalau dia ditelepon anak SMA yang kemarin itu? apa masalahnya? dia memang punya banyak pengikut bukan?"
"bukan begitu! saat menerima telepon itu, dia berteriak-teriak 'JANGAN BERANI KAU SENTUH DIA! BIARKAN AKU BICARA DENGANNYA' setelah itu dia menutup teleponnya. lalu dia menelpon orang entah siapa.. dia hanya berkata 'dimana kau sekarang...?' setelah orang itu menjawabnya, muka Sasuke mengeras dan sepertinya dia marah sekali. dan dia langsung berlari pergi. kami semua mencarinya dan menelponnya, tetapi tak ada yang menemukannya dan dia tak mengangkat teleponnya!"
tunggu... tunggu... ini aneh.. 'kamu dimana...?' Sasuke tadi bertanya padaku sewaktu aku di WC tadi.. 'JANGAN BERANI KAU SENTUH DIA! BIARKAN AKU BICARA DENGANNYA' Sasuke berkata begitu kepada anak SMA yg kemarin itu? sepertinya dia ingin melindungi seseorang yang diambil/disandera oleh anak SMA itu. 'kamu tidak boleh kesini! dan kamu tidak bisa kesini!' aku jelas berkata begitu pada dia tadi... jangan-jangan...
"DIMANA TEMPAT KALIAN BIASA BERKELAHI?!" tanyaku panik
"eh?"
"mungkin Sasuke di sana! cepat! ini gawat!"
"kami biasa berantem di gedung kosong sebelah sana... tapi kenapa?"
"sudah! kujelaskan sambil berlari saja!" lalu kami berlari menuju gedung kosong yang ditunjukan Shikamaru itu.
"apa yang mau kaujelaskan?" tanya Shikamaru sambil kami berlari
"tadi Sasuke menelponku." jawabku
"lalu?"
"aku bilang padanya.'jangan kesini dan dia tidak bisa kesini'."
"hem... ya? lalu apa hubungannya dengan semua ini?"
dasar kepala nanas, masa dia belum mengerti juga.
"mungkin saja anak SMA itu ingin balas dendam pada Sasuke soal kejadian kemarin, dan bisa saja mereka bilang mereka menyanderaku. dan dia harus datang sendiri kalau mau menyelamatkan aku... dan kata-kataku kepadanya di telepon itu juga ikut meyakinkan dia tentang penyanderaanku."
"seperti di film-film dong maksudmu...? bukannya kamu saja yang terlalu banyak nonton film?"
"cobalah kau pikir! manusia dengan otak seperti Sasuke apakah tidak akan tertipu dengan hal basi seperti ini? bayangkan saja kalau kau di posisi Sasuke, apa yang akan kau lakukan? otak kalian kan sama kadarnya."
"aku akan pergi menolong pacarku yang disandera. seorang diri tanpa membawa teman-teman..."
"nah, mungkin itu yang dilakukan Sasuke sekarang... ini semua salahku..."
"oh... hem, aku mengerti. tenang saja, Sasuke akan baik-baik saja..." kata Shikamaru dengan suara yang kurang yakin.. aku tahu dia berusaha menghiburku, dan aku senang dengan perhatiannya ini, dasar tukang tidur ini.. tahu juga cara menyenangkan orang. kami berlari dan berlari menuju ke gedung kosong itu. tetapi tidak ada tanda-tanda dari Sasuke sama sekali.
"ada tempat lain?" tanyaku.
"hem... kami juga biasa berantem di lapangan parkir terbuka dekat seven eleven.."
"ayo kita ke sana!"
"aku sudah menyuruh anak-anak kelas 1 untuk mencari kesana, dan tidak ada tanda-tanda dari Sasuke juga."
"tempat lain...?"
"sudah kami periksa. makanya aku pergi ke rumahmu, kukira siapa tahu saja dia disana."
Entah harus mencari kemana lagi.. aku dan Shikamaru berkumpul dengan anak-anak yang lain untuk mencari Sasuke. dan kami telah mencari-cari hingga matahari sudah tenggelam, tetapi tetap saja tidak dapat menemukan Sasuke. dan setiap kali kami berusaha menghubunginya, teleponnya selalu tidak aktif.
"ini semua salahku... harusnya aku tidak bercanda pada saat itu..." kataku
"kita pasti akan menemukannya, dia pasti baik-baik saja." kata Neji.
"ya.. dia tak akan mati semudah itu.." kata Shikamaru.
Mati? kenapa dia harus bilang mati sih?! dasar tukang tidur.
"kemana lagi kita harus mencari? kita sudah mendatangi setiap tempat berantem kalian" tanyaku
"hm... ada satu tempat yang belum kita datangi." kata Neji
"apa?! jadi masih ada tempat berkelahi lain lagi?! kenapa tidak bilang dari tadi?!" tanyaku
"bukan begitu.. hanya saja ini belum tentu mungkin dia berada di sana.. tapi perasaanku mengatakan, Sasuke berada di SMU itu sendiri"
SMU itu sendiri? berarti kalau dia kesana seorang diri, dia pasti dikeroyok oleh banyak sekali orang dari anak SMU itu. tanpa seorangpun membantu...
"CEPAT KITA KESANA!" teriakku
Kami menuju ke SMU tempat Sasuke berada dengan pasukan yang banyak. semua anak membawa motor, dan aku dibonceng oleh Neji., Neji aku dibonceng Neji dan bisa memeluknya dari belakang, Tenten! fokus-fokus! ini bukan saatnya untuk hal seperti ini! nyawa Sasuke sedang dipertaruhkan sekarang! akhirnya kami sampai di SMU tersebut. semua anak memarkir motornya di depan gerbang SMU. sebagian ada yang ikut masuk kedalam dan sebagian menjaga di luar. dan 1/3 dari orang yang ada membawa pemukul baseball. kami masuk ke daerah SMU tersebut. tapi tempat ini amat sepi. memang, kemungkinan besar pasti perkelahian sudah selesai sejak tadi. dan aku tak mau dan tak berani membayangkan bagaimana keadaan Sasuke sekarang. di sekeliling sekolah tidak ada tanda-tanda adanya orang maupun tanda bekas terjadi perkelahian, sampai akhirnya kami masuk ke GYM. di dalam GYM banyak darah berceceran di lantainya. ini sudah pasti bekas terjadinya perkelahian. di sana ada 1,2,3,... 7 orang pingsan tergeletak di lantai! oh tidak... aku mencari-cari ada tidaknya Sasuke di antara orang pingsan itu.. tetapi dia tidak ada. dan aku bersyukur Sasuke tidak ada di sini.
"ini jelas telah terjadi perkelahian" kata Neji.
"tapi tidak ada Sasuke disini, dimana dia?" Tanya Shikamaru.
"entahlah, sepertinya kita harus mencarinya lagi. sebaiknya kita mencarinya di sekitar sini, siapa tahu dia pingsan di sekitar sini." aku tertegun mendengar pernyataan Neji yang satu ini... bagaimana jadinya bila Sasuke benar-benar pingsan di sekitar sini?! bagaimana bila dia dilukai oleh anak-anak lain? bagaimana kalau dia terluka amat parah? bagai-
"Tenten! tenanglah!" teriak Neji. aku baru sadar ternyata aku gemetar dan air mata keluar dari mataku.. aku sangat ketakutan bila apa-apa terjadi pada Sasuke. dan ini semua salahku!
"tenanglah... dia pasti tidak akan kenapa-kenapa.. sebaiknya kau pulang, ini sudah terlalu larut untuk seorang gadis berkeliaran di jalan. aku akan mengantarmu sementara yang lain mencari Sasuke.
"tapi aku mau mencarinya juga." kataku
"kau hanya akan menghalangi pencarian kami. sebaiknya kau pulang dan menunggu kabar dari Sasuke, itu lebih berguna untuk sekarang. karena aku tahu, Sasuke pasti akan menghubungimu lebih dulu bila ada apa-apa."
"benarkah..?"
"tentu saja. kau kan pacarnya." akhirnya aku memutuskan untuk pulang, dan Neji mengantarku. di sepanjang perjalanan aku terus berpikir dimana Sasuke berada, hatiku sungguh tak tenang dan ketakutan. motornya berhenti 500 meter dari rumahku, karena akan lebih cepat bagi Neji untuk memutar balik dari sini daripada mengantarku sampai ke depan rumah. dan aku turun dari motornya.
"tenang saja.. dia tidak akan apa-apa.. aku berani jamin." kata Neji
"ya aku tahu.. tapi tetap saja aku sangat ketakutan. dan ini semua salahku karena bicara yang bukan-bukan di telepon tadi!"
"tenanglah.. ini bukan salahmu.. semua cowok pasti akan melakukan apa yg dilakukan Sasuke."
"tapi... tapi... hiks, hiks, hiks" tanpa tersadar aku menangis. dan ini pertama kalinya dalam hidupku aku menangis buat seorang cowok. dan aku tak tahu kenapa aku menangis.
"sudah, sudah... jangan sedih lagi, dia akan segera kembali" kata Neji sambil memelukku dengan sebelah tangan. dia sangat harum, sama seperti terakhir kali aku digendongnya. dan baunya menenangkan hatiku. untuk sebentar, aku merasa amat nyaman dan aman.
"ap... apa apaan ini...?" kata seseorang di belakangku, Neji langsung melepas pelukannya. wajah Neji mengeras dan dihantui rasa bersalah dan ketakutan. aku menghadap kebelakang. itu... itu...
"Sasuke...?"
"ap... apa-apaan ini...?"
"Sas..Sasuke..." ada di sana. wajahnya penuh dengan lebam, bibir bagian kirinya sobek, luka di bawah matanya makin melebar,dan bajunya sangat kotor penuh dengan darah serta sobekan. entah sejak kapan dia berada di situ, padahal sedari tadi kami mencarinya kesana kemari. mukanya mengeras dan penuh dengan amarah,dia berjalan ke arahku dan Neji.
+BUAAAKHHH!+
Sasuke menonjok wajah Neji keras sekali.
"NEJII?! APA-APAAN KAMU?!" kataku kepada Sasuke sambil memegang Neji yang terjatuh ke tanah akibat kencangnya pukulan Sasuke.
"apa yang kau lakukan dengannya?!" teriak Sasuke.
"apa?! apa yang kulakukan dengannya?! dia hanya menghiburku karena aku amat ketakutan kau belum ditemukan sedari tadi!"
"begitu...? jadi kau akan berpelukan dengan semua lelaki disaat kau ingin dihibur? dimana harga dirimu!?" kata-katanya benar-benar menyakiti hatiku saat ini. aku tak menyangka dia menganggapku serendah ini. dan lagi, dia memukul temannya sendiri yang berusaha menenangkanku.
"apa katamu?! jangan kau pikir kau bisa memperlakukan aku dengan semaumu! jangan kau pikir kau bisa mengatur-ngaturku! siapa kau berani berbuat begitu?! aku sudah muak dengan sikapmu itu! kau selalu merendahkan aku bahkan lebih rendah dari sampah! pergi kau, aku sangat muak melihat wajahmu! aku tak mau bertemu denganmu lagi!"
aku sangat marah kepadanya, kurasakan wajahku memanas dan air mataku keluar deras sekali. sorot mata Sasuke amat menyedihkan, sekan-akan dia terluka oleh perkataanku. tapi aku sudah terlalu marah untuk peduli ataupun merasa bersalah.
"jadi begitu..? baiklah, sesuai keinginanmu." setelah berkata begitu, dia membalikkan badannya dan pergi.
"kamu tidak apa-apa?" tanyaku kepada Neji.
"tidak apa-apa, sebaiknya kau kejar Sasuke sekarang." kata Neji.
"tidak, aku tidak akan mengejarnya. dia yang membuatku berbuat seperti ini kepadanya."
"tapi-"
"apapun yang kau katakan atau kau memohon sekalipun. walaupun itu kau yang meminta, aku takkan melakukannya." kerasku kepada Neji. sepertinya Neji sadar, apapun yang dia lakukan tak akan membuatku berubah pikiran. akhirnya dia diam saja.
"masuklah dulu ke rumahku, akan kuobati luka di wajahmu." kataku kepada Neji.
"tidak, itu tidak perlu. sebaiknya kau sadar apa yang telah kau lakukan kepada Sasuke, Mitsasi-san. kau menyakitinya." setelah berkata begitu, Neji naik ke motornya dan pergi.
aku tahu aku menyakiti dia, tetapi dia yang membuatku jadi begini. apakah ini akhirnya? inikah akhir hubunganku dengan Sasuke.? terlalu pendek dan menyakitkan untuk kupikirkan. kepalaku berat sekali rasanya setelah sekian lama menangis. aku pulang ke rumah dan masuk ke kamarku, tanpa mengganti baju ataupun mandi. aku merebahkan diriku di kasur, dan kuharap aku bisa melupakan semuanya saat aku terbangun nanti...
saatku membuka mata, sinar matahari sudah sangat terik. kulihat jamku,sudah jam 2. semalam aku baru bisa tidur selepas jam 5 pagi. dan saat aku tertidur, aku terbangun beberapa kali. ini sangat melelahkan, saat aku benar-benar terjaga yang bisa kupikirkan adalah Sasuke. ingin rasanya aku bertemu dengannya. melihat wajahnya, mendengar suaranya, dan aku juga merindukan senyumnya. semua ini membuatku hampir gila, tak pernah sekalipun aku begini. dan yang bisa membuatku begini hanya satu, yaitu Sasuke. aku bangkit dari tempat tidurku. dan saat aku menginjak lantai, lututku sangat sakit. rupanya lukaku membengkak lagi karena tidak kuobati. aku mengerang, lututku rasanya sakit sekali. mungkin aku harus pergi ke apotek untuk membeli obat.. akhirnya aku mandi, dan aku merasa lebih segar setelah mandi. maklumlah, kemarin aku sangat keringatan dan langsung tidur tanpa mandi dulu. setelah itu aku makan sebentar. setelah makan, aku pergi ke apotek untuk membeli obat untuk mengobati kakiku.
(ya, persediaan obatku sudah habis karena kupakai untuk mengobati lututku dan punggung Sasuke)
karena sepertinya kakiku sudah harus benar-benar diobati. saat aku keluar dari rumah, aku melihat sebuah korek api tergeletak di depan pagar rumahku. jangan-jangan semalam dia berada disni saat kami mencarinya? tidak-tidak Tenten! jangan pikirkan dia lagi! sesampainya di apotek,aku mengambil beberapa obat antiseptik dan membawanya ke kasir.
"Tenten-chan?" kata itu adalah Shikamaru.
"oh kamu. sedang apa kau disini?" tanyaku
"tentu saja membeli obat. untuk apa obat antiseptik itu?"
"untuk lututku yang terluka 2 hari lalu. bengkaknya luar biasa besar dan sudah mengeluarkan nanah karena aku tak rutin mengobatinya."
"wanita selebor sepertimu mana mungkin bisa melakukan sesuatu secara rutin. hahahahahha!"
"tutup mulutmu, dasar tukang tidur!" kataku sambil menjitak Shikamaru.
"aduh! aduh sakit! kasar sekali sih! oh iya, soal Sasuke..."
"jangan membicarakan dia!" potongku
"memang kenapa? aku cuma mau bilang dia masuk rumah sakit."
"apa?! dia masuk rumah sakit? tapi kenapa?"
"iya, semalam dia mabuk dan hujan-hujanan. setelah itu, sepertinya dia berkelahi lagi. aku dan Neji menemukannya tergeletak di jalan semalam. tapi saat dia melihat Neji, dia marah sekali kepadanya dan memaki-maki Neji. aku tak pernah melihat Sasuke memaki-maki Neji seperti itu. entah kenapa dia begitu.. tapi tak lama setelah itu, Sasuke pingsan. lalu aku dan Neji membawanya ke rumah sakit"
"apa Sasuke terluka parah?"
"ya. dia terluka parah.. tangan kirinya patah, dan seluruh tubuh bahkan wajahnya dipenuhi luka. sepertinya dia harus diopname selama beberapa minggu."
"..."
"aku mau ke rumah sakit sekarang, kamu mau ikut?"
"tidak. sebaiknya aku tidak ikut."
"aaah~ sudahlah ayo ikutt!" kata Shikamaru sambil menarikku pergi. tenaganya kuat sekali. tak kusangka si tukang tidur ini sangat kuat! aku tak bisa melepas pegangannya, dan dia terus menarikku menuju ke rumah sakit. akhirnya kami sampai di rumah sakit, dan Shikamaru membawaku ke kamar nomor 93.
"Oi Uchiha! aku bawa Tenten nih" kata Shikamaru sambil memasuki kamar, dan aku mengikuti Shikamaru dari belakang. ada Sasuke disitu. lengan kirinya di gips, kepalanya di perban, dan wajahnya ditempel banyak plester. dia mengenakan baju rumah sakit, dan itu membuatnya cukup lucu. di dalam ruangan ini ada banyak orang, sebagian sudah kukenali wajahnya namun sebagian tidak. tetapi Neji tak ada disini. biasanya Shikamaru dan Neji selalu ada disamping Sasuke. ini aneh...
"ha...halo..." sapaku gugup kepada Sasuke. Sasuke hanya melihat ke arahku
"untuk apa kau kesini? katanya kau muak melihat wajahku?" ugh, bisa-bisanya dia berkata begitu! padahal aku sudah berbaik hati menjenguknya.
"aku cuma mau melihat keadaanmu kok! tapi sepertinya tidak parah" jawabku
"apanya yang tidak parah! tak bisa kau lihat ini!?"
dia tidak ingat kejadian kemarin, atau memang dia tidak memikirkan kejadian kemarin? dia seperti Sasuke yang biasa, tidak menyeramkan seperti tadi malam. aku sangat lega dia Baik-baik saja. dan melihat wajahnya mengobati rasa rinduku kepadanya hari ini.
"kalian semua keluar." kata Sasuke kepada semua orang yang ada di dalam ruangannya. Shikamaru dan yang lainnya menuruti dan mengarah keluar. melihat itu, aku juga mengarah keluar.
"kamu mau kemana?" tanya Sasuke.
"hah? siapa?" tanyaku
"ya kamu! nanya lagi. kamu tetap disini, yang lainnya keluar!" teriaknya
"kenapa sih harus teriak-teriak?! dasar kepala pantat ayam"
"tutup mulutmu, dengar, dan lakukan sajalah!" akhirnya aku menurutinya, entah kenapa semakin hari sifat budakku makin terlihat aku duduk di samping tempat tidurnya dan bertanya
"kenapa kau suruh mereka keluar?"
"terserah aku." jawabnya.
dasar pantat ayam egois! apa salahnya sih menjawab pertanyaanku dengan benar?!
"dimana Neji?" tanyaku
"buat apa kau menanyakan dia? kau suka padanya?" sindir Sasuke.
"kenapa sih kamu berkata begitu?! aku kan cuma bertanya!"
"aku tidak mau melihat wajahnya! jadi jangan sebut-sebut namanya di depanku!"
"kau harus minta maaf kepadanya atas kejadian kemarin. kau memukulnya sampai wajahnya lebam."
"aku tidak akan minta maaf padanya. itu salahnya sendiri"
"apa katamu-"
"aku tak akan minta maaf! tidakkah kau dengar itu?!" teriaknya aku bangkit berdiri.
" sebaiknya aku pulang, kita bicara kalau kepalamu sudah dingin." aku sudah bersiap untuk pergi sampai Sasuke menangkap tanganku.
"jangan pergi" katanya
"kita bicara lain kali saja" tegasku sambil melepaskan genggamannya.
"jangan pergi" katanya lagi
"maaf, aku akan datang lagi lain kali."
"TAPI KAPAN?! KAPAN KAU AKAN KEMBALI LAGI KESINI?! HEI- TUNGGU! HEI-" teriak Sasuke dia belum menyelesaikan kata-katanya, tapi aku sudah keluar dari ruangannya. kulihat Shikamaru amat kaget dan berlari memasuki ruangan karena mendengar Sasuke berteriak-teriak. bisa kudengar Shikamaru meneriakkanku agar aku kembali, tapi aku mengabaikannya. aku berlari di sepanjang koridor rumah sakit mengabaikan rasa sakit di lututku, aku harus pergi sebelum Sasuke atau Shikamaru menangkapku kembali.
Hari ini hari Senin, tepatnya sudah 2 hari semenjak kejadian di Rumah Sakit waktu itu. ibu dan ayahku sudah kembali dari urusannya, dan mereka marah sekali melihat rumah yang amat kotor karena aku maupun Konohamaru sama sekali tak peduli untuk membersihkan rumah. jadi sebagai hukuman akhir pekan, aku dan adikku membersihkan rumah sampai ke sudut-sudutnya. aku sedang bersiap-siap untuk ke sekolah, sepertinya sudah lama sekali aku tidak sekolah
(wajarlah, aku bolos dari hari Kamis).
dan aku rindu pada Temari! banyak yang ingin kuceritakan padamu.. sesampainya di sekolah, aku menceritakan semuanya kepada Temari.
"jadi kau belum ke Rumah Sakit lagi semenjak kejadian itu?" kata Temari
"tentu saja! aku mana mau bertemu dengan Sasuke, bisa-bisa kami berantem lagi nanti.. dan aku juga merasa bersalah kepada Neji. dia sepertinya dimusuhi oleh Sasuke sekarang..."
"tapi, apa kau tidak merindukan Sasuke?" tanya Temari.
rindu? tentu saja aku merindukannya, tetapi aku takut untuk bertemu dengan Sasuke. aku tak menjawab pertanyaan Temari. dan sepertinya ada sesuatu dari ekspresiku yang membuat dia tidak menanyakan jawabannya.
"Tenten! Temari! jangan berisik di jam pelajaran!" teriak Kakashi Sensei. aku lupa kami sedang dalam jam pelajaran, dan aku malah curhat kepada Temari jadi aku dan Temari memutuskan untuk diam. tetapi aku tidak berkonsentrasi sama sekali terhadap pelajaran.

Cinta?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang