Sasuke Uchiha + Tenten Mitsasi
SasuTen"Kencan..."
"Hah?"
"Ayo kita kencan..."
"Kamu sudah sinting?"
"Sudahlah jangan banyak cing-cong, aku sedang tak mau bercanda.."
Ukh, sepertinya Sasuke tidak bercanda..
"Kencan? maksudmu, kamu dan aku? berdua?"
"Tentu saja... memang apa definisi kencan menurutmu?"
Dasar kepala pantat ayam! Dia memperlakukan aku sudah seperti orang idiot saja aku tahu kalau kencan itu berdua, tapi kemanapun kami pergi, biasanya pasti pengikut Sasuke ikut serta, makanya aku sedikit takjub waktu Sasuke mengajakku kencan.
"Ih... mau kemana memangnya?"
"Terserah kau saja, yang penting aku sedang ingin kencan" jawab Sasuke lesu.
Terserah?! Wuah... Sasuke sedang kesambet apa ya?
Biasanya dia yang menentukan kemana kami akan pergi, bahkan kalau aku menolak dia akan memaksaku atau menarikku ke tempat tujuannya. Wuah... ini benar-benar aneh! Sebenarnya sih aku lagi malas pergi-pergi, tapi kalau aku menolak Sasuke pasti akan bersikeras mengajakku kencan, daripada membuang tenaga melawan psikopat ini, lebih baik aku menurutinya saja.
Lagipula dia lagi baik hari ini... hmm.. rasanya aku ingin deh ke taman hiburan.. tapi aku lagi gak ada duit...
"Kamu yang traktir nih?"
"Terang sajalah! Dimana-mana kencan, cowok yang membayar! sudah ga usah banyak tanya deh! tentukan saja tujuannya!"
Akhirnya dia teriak juga.. hehehe.. rasanya aku belum tenang kalau belum bikin dia marah.
"baiklah, aku ingin ke taman hiburan!"
"Dari semua tempat di kota ini, kau memilih taman hiburan? dasar aneh.."
"Apanya yang aneh! kau yang memintaku menentukan pilihannya kan? sudahlah jangan protes!"
"Hh..." Sasuke hanya menghela napas panjang.
Aku bertanya-tanya kenapa dia tak membalas, mood-nya benar-benar tidak bagus ya hari ini? Dia kenapa sih?!
"Tunggu di gerbang belakang sepulang sekolah" kata Sasuke.
"Tapi aku ada hukuman membersihkan toilet hari ini"
"Akan ku-urus, kau tunggu aku saja."setelah berkata begitu Sasuke dan pengikutnya pergi.
'Akan ku-urus' ? Apakah bisa dipercaya...?
Yah.. tak ada salahnya mempercayai dia kali ini, aku juga malas sih membersihkan toilet hari ini.+sepulang sekolah+
Sudah 15 menit aku menunggu si pantat ayam itu datang, tapi dia tak datang-datang juga!Akhhh! Lihat saja kalau dia tak datang dalam 5 menit! Akan kujambak dia sampai botak!
*BROOOM BROOOOM! CIIIT~*
Motor merah berhenti di depanku, motor ini adalah motor yang dipakai Sasuke waktu itu, walaupun ini kedua kalinya aku melihat motor ini, tetap saja aku bergidik melihat motor super 'wow' ini.
Sasuke mengangkat kaca helm-nya,
"Cepat naik"
"Eh? kita pergi naik motor?"
"Ya tentu saja-lah! kalau kau bertanya lagi akan kutarik kau!"
Tidak berubah... Tetap saja 'akan kutarik kau' adalah kata-kata yang dia lontarkan kepadaku.' Aku naik ke motor super 'wow'nya itu, Wuih mantap kali, memang ada sensasi tersendiri kalau naik motor mahal.. Tetapi tetap saja motor ini membuatku bingung dimana aku harus berpegangan.
"Pegangan" kata Sasuke sambil menarik tanganku ke perutnya. Dulu dia tak mau kalau aku berpegangan dengan pose seperti ini, sekarang malah dia yang menyuruhku berpegangan dengan memeluknya, ternyata dia bisa manis juga.
Sasuke mulai mengendarai motornya dengan kecepatan yang kali ini membuat umurku hilang setengahnya dibawa angin, aku melirik ke speedometer dan ternyata itu menunjukkan 150km/jam. Oh may got... Bisa kurasakan motor ini berjalan meliuk-liuk, sepertinya Sasuke mengendarainya dengan menyalip sana-sini karena ngeri, akhirnya aku memeluk perut Sasuke dengan erat dan menyandarkan kepalaku di punggungnya dan itu sukses membuatku tidak bisa konsentrasi ataupun mengalihkan perhatianku pada jalan, sebaliknya aku malah terlena dengan punggung lebar Sasuke.
Semakin lama motor melaju, aku makin jauh terlena dengan Sasuke. Tubuh Sasuke sangat harum, belum pernah aku mencium wangi yang membuatku setenang ini, dan aku bahkan tidak bisa percaya dia ada di dalam dekapanku sekarang.
Rasanya Sasuke adalah milikku dan bagian dari diriku, andai saja waktu bisa membeku sekarang...
*ciiiit~* motornya berhenti.
"Sudah sampai" kata Sasuke.
Aku langsung tersadar dari buaian punggung Sasuke dan meloncat kaget, ini sudah di parkiran, ternyata memang sudah sampai. Dan aku baru sadar akan hal itu. Ba- bagaimana bisa aku tak sadar selama perjalanan?! A- ap- apa yang kulakukan?! Berbahaya! Sungguh berbahaya! Akan kuingat agar tidak terbuai lagi dengan punggungnya itu di kesempatan mendatang!
Sial, aku malu sekali!
"Kau memelukku begitu erat, pasti kau senang sekali ya mengambil kesempatan memelukku dari belakang?"
"Ap- apa- katamu?! Cih, Ha! E- enak saja!" aku tak bisa menjawab apa-apa, secara tebakan Sasuke tepat di sasaran, dan Sasuke juga menyadari hal itu.
Sasuke tertawa lewat hidung dan berkata,
" Ayo masuk."
Lalu kami membeli tiket di loket dan masuk ke dalam.
"Ayo! ayo naik ini cepat!" kataku sambil menarik tangan Sasuke ke roller coaster yang amat besar.
"Iya! Iya! Ya ampun! Sabar kenapa! Kamu seperti tidak pernah naik beginian saja!" protes Sasuke.
Yayaya, terserah kamu mau bilang apa, aku tak peduli!
Aku menarik Sasuke ke roller coaster. Saat di roller coaster, aku melirik ke arah Sasuke yang duduk di kelam dan menanamkan ekspresi ingin ! Jagoan seperti dia ciut naik beginian?! kekekeke!
Setelah roller coaster, aku menarik Sasuke ke sana kemari untuk menaiki wahana yang memacu adrenalin. Dia sama sekali tidak berontak atau... dia tak punya kekuatan untuk berontak?
aku benar-benar puas setelah menaiki 10 wahana lebih, sebaliknya Sasuke, sepertinya nyawanya sudah keluar dari mulutnya, dia benar-benar pucat. Matanya setengah tertutup menerawang ke tanah dengan pandangan tidak fokus, dahinya keringatan, dan wajahnya pucat. Aku bertanya-tanya apakah dia baik-baik saja. Yah, dari manapun dia tidak terlihat baik-baik saja sih... Lalu aku membawanya ke bangku di dekat air mancur, karena hari sudah malam, lampu warna-warni di dalam air mancur dinyalakan dan itu indah sekali.
Coba saja Sasuke tidak sedang dalam keadaan begini, ini bisa romantis sekali!
"Hei, kau tak apa-apa?" tanyaku sambil menyodorkan soda yang kubeli barusan.
"Kau diam dulu lah.. aku mual sekali..." menuruti perkataannya, lalu aku memutuskan untuk diam.
Sudah sekitar 10 menit aku hanya menerawang memandangi air mancur, lalu aku kembali sadar saat Sasuke tiba-tiba menidurkan kepalanya di pangkuanku, deja vu? Sepertinya ini pernah terjadi deh..."Biarkan aku istirahat sebentar" kata Sasuke.
"Dasar kau.. masa naik begituan saja kamu tak tahan, padahal lagakmu seperti jagoan"
"Diamlah, siapapun pasti mual kalau naik benda-benda berputar seperti itu, hanya manusia tak normal seperti kamu saja yang bisa tahan."
"Apa kata-"
"Diamlah dulu, biarkan aku istirahat agar sedikit membaik."
"Iya, iya.. Oh ya, Hei, bagaimana dengan tugasku membersihkan toilet? Apa yang kau maksud dengan 'akan ku-urus'?"
"Tenang sajalah, sudah kusuruh anak kelas 1 untuk menggantikanmu membersihkannya."
"Apa?! Kau menyuruh anak kelas 1?! Mampus aku, pasti besok aku akan diomeli habis-habisan dan masa hukumanku ditambah atas tuduhan meneror adik kelas! Akh! Harusnya tak kupercayakan padamu!"
"Ah, kamu terlalu berisik!" kata Sasuke lalu kembali dalam posisi duduk, dia mengusap-usap perutnya sambil menghembuskan napas beberapa kali. Dia bangun dari tempat duduknya, " Ayo pulang."
"Hei, kau sudah sembuh?!"
"Tentu saja, mainan seperti itu hanya se-upil bagiku."
Upil kakiku, coba dia bisa melihat wajah pucatnya tadi. lalu kami mengarah ke pintu keluar, saat sebelumnya aku membeli beberapa souvenir. Lalu kami menuju ke tempat parkir yang berada di lapangan sebelah patung besar.
"Terimakasih ya Sasuke! Aku senang sekali hari ini!"
"Pasti bagian yang paling kau senangi adalah bagian waktu naik motor."
Sialan.. bagaimana dia bisa tahu?
"A-apa? cih.. mana mungkin!"
"Sudahlah mengaku saja..."
"Ap-"
"Aku akan merubah gaya rambutku." kata Sasuke tiba-tiba. Entah mengapa tiba-tiba dia ingin merubah gaya rambutnya. dia itu memang aneh!
"Apa? kenapa?"
"Karena bentuk seperti pantat ayam sudah tak berarti lagi bagiku."Jujur, aku tak mengerti apa maksud Sasuke, tapi aku tak mau bertanya dan berpura-pura mengerti.. agar kelihatan tidak bego-bego amat...
"Hei! jangan! jangan diubah ulang!"
"...? " Sasuke mengangkat alis kanannya.
Sial, dia terlihat menyebalkan sekali kalau melakukan itu..Memang sih dia tak berkata apa-apa, tapi ekspresinya itu seakan berkata 'apa sih maksudmu..? seperti idiot saja'
"Iya, jangan dirubah ulang. Karena aku suka sekali model pantat ayam!" Sasuke menegang, ekspresinya shock seperti melihat setan. Memangnya ada yang salah dari perkataanku?
"Ka-karin" gumam Sasuke.
Karin? Si rubah betina itu...?
Dia menyebut nama Karin? Ah tidak, mungkin saja aku salah dengar. Karena memang Sasuke bergumam dengan suara yang kecil sekali. Ya, pasti aku salah dengar, tidak mungkin Sasuke menyebut-nyebut nama rubah betina itu.. walaupun mungkin, apa hubungannya dan apa maksudnya?
"Apa katamu?" tanyaku berusaha meyakinkan kalau Sasuke benar-benar tidak menggumamkan nama Karin.
"Tidak, tidak apa-apa.." kata Sasuke mengalihkan mukanya, tapi aku masih melihat ada ekspresi shock di masih ingin bertanya tentang apa yang dikatakannya barusan, tetapi aku mendengar nama Sasuke dipanggil.
"Sas...Sasuke!" suara itu makin jelas terdengar, aku dan Sasuke menengok kearah suara itu.
"I..ibu..?" kata Sasuke melihat pemilik suara yang memanggilnya itu.To Be Continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta?
RomanceSaat itu Tenten tidak sengaja menendang kaleng kosong ke kepala Sasuke, 1 dari 3 Anak tertampan dan terganas disekolahnya, sejak itu kehidupannya tidak sama lagi, kejadian-kejadian yang tak terduga, dialaminya..