Chapter 13

318 23 0
                                    

Sasuke Uchiha + Tenten Mitsasi
SasuTen

"I, ibu?" kata Sasuke melihat pemilik suara yang memanggilnya itu.
Ibu? Ibu Sasuke? Kenapa dia bisa ada disini?
*PLAAK!*
"KYAAAA!" teriakku kaget melihat Sasuke ditampar oleh ibunya dengan begitu keras.
"Sasuke! kamu tidak apa-apa?!"
"..."
Sasuke diam saja sambil tetap memegang pipi kirinya yang memerah karena ditampar, pasti ibunya adalah sebab kenapa Sasuke bete dan uring-uringan sejak tadi pagi. Aku yakin itu!
"Beraninya! Bisa-bisanya kamu jalan-jalan sama cewek ini, disaat seharusnya kamu pergi bersama ibumu?! apa kau tidak tahu bahwa acara ini penting sekali?!"teriak Ibu Sasuke.
Aku melongo saja, saking shock-nya ngeliat ibu Sasuke marah-marah. Masalahnya, dia teriak-teriak disini. Di depanku dan di depan beberapa orang yang sedang lalu lalang. Apakah sedikitpun ibu Sasuke tak merasa malu atau setidaknya kasihan kepada Sasuke?
Sasuke pasti terluka sekali...
"Itu acara yang penting untukmu, bukan untukku." kata Sasuke dengan suara datar. Walau Sasuke menjawabnya dengan nada biasa, namun ada yang berbeda dari sorot matanya, sorot mata Sasuke saat memandang ibunya mengingatkanku pada caranya memandang Itachi dulu, tetapi ini sedikit berbeda.
Sorot mata Sasuke lebih terlihat seperti 'terluka' daripada 'benci'. Tetapi unsur 'pergi, aku tak membutuhkanmu!' tidak pergi dari sorot matanya kali ini.
"Beraninya kau bicara begitu pada ibumu! Tentu saja acara itu penting, sepenting apa sih cewek ini sampai kau malah pergi bersama dia daripada ke acara yang begitu penting?! Tak tahukah kau bahwa banyak sekali sponsor yang membatalkan dananya karena kau tak datang ke acara ini?! Mereka merasa tidak dihargai atas ke-absenanmu hari ini!"
Heuk!? Sponsor?! acara apa sih sebenarnya?!
"Aku sama sekali tidak peduli dengan sponsor-mu itu. karena kau-lah yang membutuhkan dana itu, bukan aku. Dan kuingatkan, namanya 'Tenten' bukan 'cewek ini'. dia adalah pacarku, dan tentu saja dia jauh lebih penting dari acara sampah yang kau anggap penting itu."
Sungguh, aku terharu mendengar Sasuke membelaku... tapi apa boleh dia bicara seperti itu kepada ibunya?
"Ayo pergi." kata Sasuke sambil menggandengku pergi.
"Tunggu! dimana sopan santunmu itu?! aku ini ibumu, dan kamu anakku!Berani-beraninya kau bicara selancang itu kepadaku!" teriak ibu Sasuke.
Sasuke berhenti seakan tertegun oleh perkataan ibunya. Dia membalikkan badan menghadap ke ibunya. "Mungkin kau menganggapku sebagai anakmu, tapi aku sama sekali tidak menganggapmu sebagai ibuku. kau saja memperlakukan anakmu seperti sampah, bukankah anak adalah cerminan dari orang tua? Jadi tolong jangan bicara sopan santun denganku, ataupun coba-coba untuk mengaturku." kata Sasuke yang lalu menarikku pergi dari sana meninggalkan ibu Sasuke yang terbengong tidak percaya.
*Adegan di atas hanya bisa dilakukan oleh profesional, mohon tidak ditiru*
Aku saja tidak percaya Sasuke bisa berkata seperti itu kepada ibunya. Bagaimana bisa kata-kata seperti itu keluar dari mulut seorang anak? sebegitu besarnyakah luka Sasuke terhadap ibunya?
Sasuke...
Sasuke terus menarikku berjalan menjauh dari ibunya. Dia menggenggam tanganku erat sekali, sampai perih rasanya. Aku diam saja menahan rasa perih di tanganku, karena aku tahu, Sasuke pasti lebih sakit daripada ini. Setidaknya aku bersyukur dia bisa membagi sedikit kepedihannya kepadaku.
Setelah 10 menit berlalu dengan berjalan tak tentu arah, Sasuke berhenti.
"Bisa kau pulang naik bus saja? aku sedang ingin sendiri." kata Sasuke menyembunyikan wajahnya.
Aku berpikir apakah sebaiknya aku meninggalkan Sasuke sendiri atau tidak. Tetapi jawabannya 'tidak'. Aku tahu Sasuke membutuhkanku sekarang, dia pasti akan lebih terluka lagi kalau kutinggalkan sendiri.
"Aku tidak mau pulang." kataku.
"Apa?" tanya Sasuke bingung sekaligus kesal karena aku menolak permintaannya.
"Aku ingin bersamamu. aku tak mau meninggalkanmu sendiri untuk saat ini."
"Hhhh, terserah" Kata Sasuke sebelum akhirnya dia berjalan dengan cepat meninggalkanku.
Aku mengikuti Sasuke dengan memberi jarak 5 langkah diantara kami, untuk memberinya waktu sebentar untuk berpkir. Punggung Sasuke terlihat begitu sedih dan terluka dari belakang sini, tak tahan rasanya melihat Sasuke seperti itu...
Ayahnya sudah punya keluarga lagi dan ibunya memperlakukannya seperti itu...
Aku punya ayah dan ibu yang menyayangiku, jadi aku tidak betul-betul tahu apa yang dirasakan Sasuke sekarang. Maka, apapun yang kukatakan untuk menghiburnya pasti akan terdengar klise.. Tapi aku ingin membantu Sasuke, aku ingin Sasuke membagi kepahitannya juga kepadaku, aku tak ingin dia melalui ini semua seorang diri lagi.
"Sasuke..." kataku.
"Hm?" jawabnya masih terus berjalan 5 langkah di depanku.
"kamu, kamu tidak apa-apa?"
"Tentu saja, memangnya kenapa?" Selalu saja begini, kenapa sih dia suka sekali menjalani semuanya sendiri?kenapa dia selalu membuat semua hal seperti tidak terjadi apa-apa?Bukankah dia hanya akan menyakiti dirinya sendiri dengan begini?!Aku dapat merasakan pedihnya hati Sasuke sampai terasa sakit. Selama ini dia pasti kesepian dan jenuh dengan ibunya yang memperlakukannya seperti itu. Aku bahkan bisa percaya bahwa Sasuke bukan anaknya,bila dilihat dari perlakuannya yang begitu kejam pada berlari menghampirinya, aku merasa dia terlalu jauh dan tidak terjangkau oleh tangan ini, aku harus segera mendekapnya dan menghilangkan lukanya. saat dia sudah mendekat dalam jamahanku, aku memeluknya erat-erat.
"Maafkan aku... maafkan aku..."
"Hei...? apa maksudmu? kenapa kamu minta maaf?"
"Maafkan aku... huhuhu... hiks.. " Aku merasa amat bodoh dan tak berguna. Dimana aku membutuhkan Sasuke, dia selalu ada untukku. Tapi disaat-saat dia membutuhkanku, aku tak bisa melakukan apa-apa.
"Sudah..sudah.." kata Sasuke sambil memelukku dengan satu tangan dan tangan satu nya lagi mengelus kepalaku.
"Kenapa kau menyimpan semuanya sendiri? ada aku disini aku tak bisa membantumu, aku ingin kau membagi sedikit kepedihanmu padaku.. apa itu salah?" Isakku masih dalam dekapan Sasuke.
"Sudahlah... berhenti menangis.. aku tidak apa-apa sungguh, ibuku memang begitu, aku sudah terbiasa."
"Maafkan aku... maafkan aku yang tak bisa membantumu.. maafkan aku yang tak bisa membelamu.. maafkan aku yang tak bisa berbuat apa-apa... hiks"
"Hei.. sudah dong. ini bukan salahmu.. apa sih yang membuatmu menangis? aku tidak apa-apa kok sungguh." kata Sasuke sambil melepas pelukannya.
"tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa saat kau diperlakukan begitu oleh ibumu. aku bahkan tak bisa menghiburmu sekarang, hiks..."
"itu tidak benar, aku sangat berterimakasih kau masih disini bersamaku, kau sangat membantu, mungkin saja aku bisa lepas kendali kepada ibuku kalau kau tidak ada disana. kau benar-benar membantu." kata Sasuke sambil menghapus air mataku dari pipiku dengan ibu jarinya.
"hiks... hiks..."
"Hei..." Sasuke mengangkat daguku keatas dan menghadapkan wajahku ke wajahnya.
"Terimakasih..." bisik Sasuke sampai akhirnya dia mengecup bibirku. Tangisanku berhenti dalam sekejap begitu Sasuke mengecup bibirku. Aku yang takjub sekaligus bahagia hanya bisa memandang Sasuke dengan heran. Sasuke tak menjawab apa-apa, dia hanya tersenyum kecil melihatku. lalu aku memeluknya lagi dengan amat erat.
"Hei..." kata Sasuke.
Entah kenapa hari ini sepertinya Sasuke romantis sekali,
"Hm...?" kataku sambil terus membenamkan wajahku di dada Sasuke.
"Jangan peluk aku kuat-kuat begini, nanti ingusmu nempel di bajuku." Dan, kata-katanya itulah yang mengakhiri masa-masa romantis kami
Setelah kejadian ingus, aku dan Sasuke pulang seperti tidak terjadi apa-apa. Kami tetap berantem seperti biasa, dan dia tetap menyebalkan seperti biasa. Entah kemana perginya Sasuke yang romantis itu? Ah ya! kini aku tahu apa pekerjaan ibunya Sasuke, yang sampai membuatnya begitu sibuk. Ternyata ibu Sasuke adalah pemilik hotel paling terkemuka di kota ini!
Oh ya ampun.. Tapi walapun mereka kaya raya, mereka tidak bahagia. Perbandingan yang kontras sekali dengan keluargaku..
*ANGKAAAATT! ANGKAAAATT! ANGKAATTT TELPONNYAAAA!ANGKAAAT!*
Hp-ku berbunyi keras sekali. Aku mengganti nada dering HP ku lantaran dering yang kemarin jelek sekali. Tapi sepertinya dering yang ini malah lebih parah. Kulihat layar HPku - "unknown"
Ini pasti Sasuke, apa yang dia lakukan telepon malam-malam begini?
"Hei panda~" kata Sasuke.
"Siapa ya?" tanyaku pura-pura bodoh.
"Mau mati...?"
"Tidak mau tuh..."
"Siapa aku?"
"Kamu si pantat ayam."
*TUT~ TUT~ TUUUUT~~~*
Sialan, dia menutup teleponnya begitu saja. Awas, lihat saja besok kalau ketemu akan kucolok matanya. Aku menekan nomor telepon Sasuke lagi,
"Gitu aja kok marah sih?! " protesku.
"Siapa...?" tanya Sasuke.
"Ini Tenten!"
"Siapa itu Tenten?" Ukh, dia benar-benar bikin aku kesal!
"Si panda! Puas?!"
"Oh kamu.. Ada apa?" Dia sungguh-sungguh bertanya begitu? bukannya aku yang seharusnya bertanya?!
"Aku yang nanya kenapa! Kenapa telepon tadi?!"
"Ga usah teriak-teriak bisa kan! Jadi cewek kok kasar sekali!"
"Kan kamu duluan!"
"Hhh... Ya ampun... Hei, besok ikut aku." Huh, lagi-lagi dia memerintahku begini!.
"Ikut kemana?!"
"Ke butik."
"Hah?"
"Ke butik! apa kau tuli?!"
"Iya! Iya! Tidak usah teriak-teriak kenapa?! Untuk apa ke butik?"
"Untuk cari baju lah! Sasuke lagi!" dia benar-benar sukses membangkitkan amarahku...
"Tentu saja aku tahu! tapi cari baju buat apa?!"
"Acara ibuku."
"Oh..." Aku langsung tertegun mendengarnya.
"Jadi kau ikut kan?"
"Ya, aku ikut." Tentu saja aku ikut! kapan lagi aku bisa lihat Sasuke memakai berbagai macam pakaian! dia pasti ganteng banget deh..
Hihihi... Hahaahahahahahahaaaaa!
"Oke."
+TUT~ TUT~ TUT~ TUUUUT~~+
Dia benar-benar kejam. Bisa-bisanya dia langsung menutup telepon cuma setelah bilang 'oke'. Teryata Sasuke masih akan datang ke acara ibunya, kukira dia tidak akan mau pergi ke acara ibunya lagi. Yah, meski kasar di mulut, tapi aku tahu pasti Sasuke menyayangi ibunya, walaupun ibunya sejahat itu. Pasti butik yang mau didatangi Sasuke butik ternama yang mahal deh. Tapi untuk apa ya Sasuke mengajakku ikut ke butik segala? Masa sih dia memerlukan pendapatku dalam berpakaian? Apa dia cuma mau sekedar memamerkan pakaian mahal yang dia pakai? Ah, tidak perlu dipikirkan. aku akan tahu jawabannya besok.

Cinta?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang