Chapter 14

350 22 2
                                    

Sasuke Uchiha + Tenten Mitsasi
SasuTen

Apa?! aku harus menemani Sasuke di acara ibunya itu?!
Oh ya ampun...
Belum pergi saja aku sudah bisa membayangkan, disana pasti perkumpulan orang-orang glamor yang pakai bling-bling sana sini. Dan pasti aku disana bengong doang kayak kambing conge. Kenapa sih Sasuke mengajakku segala?!
"Kenapa?! kenapa aku harus menemanimu?!" teriakku panik.
"Bisa gak sih tidak teriak? telingaku bakal putus lama-lama. tentu saja kamu harus temani aku, kamu mau aku lepas kendali dan ngamuk-ngamuk disana? kalau kamu ikut, setidaknya ada yang bisa menahanku."
Jadi itu maksudnya...
Yah betul juga sih, siapapun yang punya ibu seperti ibu Sasuke pasti bawaannya ingin marah-marah terus. Apalagi manusia bertemper tinggi seperti Sasuke, dia pasti akan meledak sewaktu-waktu. Kemarin saja, aku takjub Sasuke tidak memukul balik ibunya
(yah, tidak mungkin juga sih Sasuke melakukannya.)
"Apa tidak ada yang lain? ah! Bagaimana kalau kau ajak Neji atau Shikamaru saja?!"
"Kau gila? Shikamaru kan sudah pacaran sama teman bau-mu itu, dia mana ada waktu. lagipula apa tidak aneh membawa teman cowok ke pesta? nanti aku dikira homo lagi. Dimana-mana kalau pergi tentu saja bawa pacar! gimana sih!"
aku memang senang dia begitu mengakuiku sebagai pacarnya, tetapi kenapa sih dia kasar sekali!
Pasti senang kalau aku bisa menarik lidahnya.
"Ehm.. kalau boleh tau, sebenarnya acara apa sih sampai begitu penting?" tanyaku ragu.
"kau benar-benar banyak tanya.. kenapa sih tidak nurut saja.. Hhh.."
"Setidaknya kau harus beritahu aku kan! Aku berhak tahu!"
"iya! iya! ya ampun! jangan teriak-teriak kenapa! Aku juga tak begitu tahu, sepertinya 10 tahun berdirinya hotel atau semacamnyalah. aku tak peduli."
"Lalu kenapa kau harus ikut?"
"Entahlah.. Sepertinya ibu mau memperkenalkan aku sebagai anaknya atau apa, katanya sih ada pak menteri, jadi aku harus datang. tapi aku sama sekali tak mengerti apa pentingnya menteri itu bertemu denganku."
APA!? Menteri?!
Oh ya ampun, tak kuduga ternyata Sasuke orang sepenting itu..
Tentu saja Sasuke harus datang ke acara tersebut! Masa anak tidak ikut serta dalam bisnis keluarganya!
Yah, bukan berarti ikut serta sih, tapi tentu saja setidaknya Sasuke harus nampang disitu biar sopan.
Masa, pak menteri yang sudah bela-belain datang tidak disalami oleh pemilik acara? Itu kan bodoh sekali..
Ya, Sasuke bodoh sekali sampai dia tak mengerti. Pacarku yang bodoh.
"Huh, Dasar kau itu. Ya sudah, akan kutemani. tapi jangan harap kau bisa mengaturku ini-itu di pesta nanti."
"Siapa juga yang mau mengaturmu, kau kan tidak bisa diatur."
"Apa-"
"Hei, carikan baju yang pas untuknya." kata Sasuke kepada pelayan toko memotong perkataanku.
Tiba-tiba saja aku sudah ditarik pelayan toko masuk kedalam kamar pas, dan aku disuruh mencoba gaun yang sudah dipilihkan.
Tapi ada yang mengganggu pikiranku, kenapa Sasuke duduk dan menonton saja? Bukannya dia harus cari baju juga?
aku mencoba gaun pertama yang berwarna soft. Gaun ini melilit tubuhku dengan ketat, dan dengan panjang selutut. pelayan toko membuka pintu kamar pas dan menyuruhku keluar agar Sasuke bisa melihatnya.
Oh ya ampun, masa harus minta pendapat Sasuke segala?! aku malu sekali!
aku keluar dari kamar pas dengan malu-malu dan pelayan toko bertanya pada Sasuke,
"Bagaimana dengan yang ini? model ini baru saja keluar 2 minggu lalu dan warna soft cocok sekali dengan kulit nona ini."
Sasuke cuma memandangku bosan dan menggeleng,
"Uh-huh, ganti dengan yang lain."
Dasar sialan, cuma itu saja komentarnya?! Ukh menyebalkan.
Aku dibawa masuk lagi ke kamar pas oleh sang pelayan toko yang masih melayaniku dengan senyum bisnisnya.
Aku mencoba gaun ke 2 yang diserahkannya, kali ini adalah long dress berwarna. Sasuke melihatnya, dia cuma berkomentar begini,
"Jelek. dadamu kelihatan aneh sekali."
Sial, bias-bisanya dia ngomong seenak itu.
Kali ini gaun ke 3. Long dress satin berwarna putih, berlengan panjang dengan jahitan di bagian pinggang menjulur ke bawah. Aku memperlihatkannya pada Sasuke
"Kayak sadako." begitu komentarnya. dan aku terus mengganti dan mengganti gaun. Walaupun ini butik mahal dan ternama, sepertinya butik ini tidak kunjung memuaskan Sasuke. Aku saja sampai capek ganti baju terus, mau mati rasanya. Apakah ini salahku sampai semua gaun mahal ini terlihat jelek?
Atau memang Sasuke saja yang matanya belok?
Ada beberapa gaun yang kuanggap manis, tapi tetap saja Sasuke tidak menyukainya.
sebenarnya dia mau apa sih?!
Mungkin ini gaun ke-20ku, aku sudah capek sekali dibuat pantat ayam itu. Aku benar-benar menyerah! Kalau baju ini tidak juga memuaskan Sasuke, aku akan pergi ke pesta itu menggunakan kaos kutang dan kolor saja! Pokoknya gaun ini adalah gaun terakhir yang akan kucoba! Huh!
Sang pelayan toko masih menyunggingkan senyum bisnisnya. Tapi kali ini aku lihat ada yang berbeda dari senyumnya itu, kali ini alis sebelah kanannya terangkat kesal dan keringat keluar dari dahinya.
Yah.. Tolong jangan marah kepadaku, disini aku juga korban. Kalau mau marah, tolong marahlah saja ke si kepala bolong itu Huhu.. Kali ini gaun yang diberikan pelayan toko padaku adalah gaun lengan buntung berwarna biru,dengan potongan dari leher sampai ke dada, saat kupakai gaunnya, terasa pas sekali di tubuhku. Bukan itu saja, gaun ini membuatku terlihat cantik (tolong jangan pikir aku narsis, tapi ini kenyataannya) dengan panjang 5 cm diatas lutut yang membuatku terlihat makin tinggi. Dan lagi, bahannya yang lembut sangat nyaman untuk dipakai. aku sangat suka gaun ini! tapi kalau Sasuke tidak suka, aku juga tidak bisa apa-apa (secara dia yang membayar gaun yang akan dibeli.)
Aku keluar dari kamar pas untuk menunjukkan gaun (terakhir) ini pada masih memandangku dengan bosan, tetapi kedua alisnya meninggi, dan dia berkata ,
"Yah, Itu boleh.."
.
.
Cuma begitu saja...
Aku memang tidak mengharapkan dia terbengong-bengong melihatku, lalu bergumam,'Kamu cantik...' seperti yang ada di film2 sih. Tapi tetap saja reaksinya datar sekali, mengesalkan. Setelah itu aku kembali ke kamar pas dan mengganti gaun dengan seragamku, gaun itu langsung dibungkus dengan cekatan oleh si pelayan toko dan di bawa ke kasir. Saat aku keluar dari kamar pas, Sasuke masih duduk di tempatnya sambil memandangi lantai dengan bosan.
"Hei, bagaimana dengan bajumu? kamu sudah beli?" tanyaku.
"Tentu saja sudah, kita kesini kan untuk mencarikanmu baju karena aku tahu, kau pasti tidak punya pakaian formal."
Sial, bagaimana dia tahu?
Semiskin itukah aku dimatanya? Yah, terserah saja deh..
Dan dengan ini, hancur sudah harapanku melihat Sasuke dalam balutan baju-baju keren
Aku menunggu di luar saat Sasuke sedang membayar gaun lengkap dengan sepatunya (Sasuke memilihkan sepatu ber heels-9cm berwarna biru untukku). Sebenarnya alasanku menunggu diluar adalah karena aku tak mau tahu berapa harga dari gaun dan sepatunya!
Kalau aku tahu harganya, pasti aku akan mengasihani diriku sendiri atas betapa 'kere'nya aku.
"Ayo berangkat" kata Sasuke tiba-tiba.
Sejak kapan dia berada disini? Kaget sekali aku, huh.
"Berangkat? Kemana? Bukannya kita mau pulang?"
"Sudahlah ikut saja."
"Tidak mau." aku harus lebih memperkuat pertahanan diriku, jangan sampai sifat budakku makin terlihat. Aku takkan membiarkan Sasuke menyuruh-nyuruhku se-enak jidat! Ukh!
"Apa katamu?" kata Sasuke memberi tekanan pada suaranya.
"Baik bos." Akhirnya aku mengikutinya dan mengalir dengan laju motornya.
Kini aku tahu alasan Sasuke mengajakku pergi lagi, dia ingin aku membantunya membeli kado untuk ibunya. Ternyata besok ibunya ulang tahun! Dan ternyata acara yang dimaksud Sasuke juga dimulai besok!
Akh! Bagaimana bisa dia tak memberitahu aku dari jauh hari?! Setidaknya dia harus memberitahu aku agar aku dapat menyiapkan hatiku! Dia mengajakku mencari baju hari ini, dan besok sudah acaranya! dasar kepala bolong! Tapi disini aku bisa merasakan, bahwa sebenarnya jauh dalam hati Sasuke, dia mencintai ibunya, hanya saja dia tidak bisa mengungkapkannya. Buktinya, Sasuke mau repot-repot mencari kado padahal sudah malam begini. Orang tercuek sedunia seperti Sasuke bisa melakukan ini, aku sungguh takjub, Semoga saja ibunya suka dengan kado pemberian Sasuke.
"Hei! Sebenarnya kau mau cari apa sih?!" aku berteriak kepadanya, karena sudah 1 jam kami mutar-mutar pakai motor.
"..." Sasuke diam saja, mungkin dia tidak dengar aku. Yah, wajar saja sih, saat ini kami sedang melaju dengan kecepatan tinggi.
"Hei! Kau dengar aku?! Kau mau cari kado apa?!"
"..."
"Aku tahu kamu dengar!"
"Aku, aku tidak tahu mau cari kado apa."
Apa?! jadi dari tadi kami mutar-mutar tanpa tahu tujuan?!
Apa ada orang lebih bodoh dari Sasuke?!
*PLAK!* Aku membenturkan helm-ku kuat-kuar ke helm Sasuke dan serentak dengan itu, Sasuke mengerem motornya.
"Apa-apan sih kamu?!" Teriak Sasuke kesal sambil membuka helm-nya.
Aku membuka helm-ku juga,
"Aku kesal!"
"Kesal kenapa sih?! Kalau kesal apa urusannya sampai kau menyundul kepalaku begitu!? "
"Karena kau bego sekali!"
"Apa-"
"Pertama-tama kau harus memutuskan dulu mau membeli apa! Barulah kau bisa membeli kado! gimana sih!"
"Tentu saja aku tahu! Kau sangka aku sebodoh itu!?"
"Lalu, apa yang kau putuskan untuk kau beli?"
"..."
Tuh kan dia tak bisa menjawab.
"Huh, Apa kesukaan ibumu?"
"Kesukaan?"
"Tentu saja!"
"Bukankah yang penting beli saja yang bagus dan mahal?" Oh ya ampun...
"Harga itu tidaklah penting! Yang penting adalah memberikan apa yang disenangi oleh penerima, dengan begitu dia pasti senang sekali!"
Sasuke mengusap-ngusap dagunya,"Hmm... kesukaan ya?"
"Iya..."
"Dia suka lukisan monalisa."
"..."
"Jadi aku harus membelinya?"
"Yang lain! yang lain! Pasti ada hal lain yang dia suka!"
"Hm.. Ah, dia suka musik klasik dan benda antik."
Selera yang tak biasa.. Musik klasik dan benda antik? Apa ya yang sesuai dengan kriteria itu?
"Ah! bagaimana kalau kau membelikan kotak musik? Dia pasti suka!"
Sasuke mengangkat sebelah alisnya, "Kotak musik..?"
Aku mengangguk dengan antusias.
"Oke baiklah, kotak music, kau benar-benar membantu." kata Sasuke sambil mengecup pipiku.
.
.
Dia mencium pipiku?
.
.
.
.
.
Bagaimana bisa dia semanis itu?! KYAAAA!
Wah, aku jadi semangat lagi!
Ah, saatnya mencari kotak musik!
Kami berputar-putar mencari kotak musik dari toko yang satu ke toko lainnya, tetapi kami tidak kunjung menemukan yang benar-benar pas. Memang sih ada kotak musik yang lumayan bagus, tapi terbuat dari plastik dan tidak antik sama sekali, jadi kami memutuskan untuk mencari ke toko lain lagi. Tapi kali ini target kami adalah toko barang antik. Nah, ini dia yang sulit, tidak banyak dan hampir tidak ada toko barang antik di kota ini! Akhh mengesalkan! Lagipula bisa-bisanya si kepala bolong ini baru mencari kado, padahal besok sudah ulang tahunnya! Mana kadonya susah didapat lagi, Huh..
Sepertinya alam juga tak mendukung kami, hujan deras-pun mulai turun, jadinya Sasuke menepi untuk memakai jas hujan.
Jas hujannya hanya ada satu, dan Sasuke menyuruhku untuk memakainya.
Padahal Sasuke-lah yang seharusnya memakai jas hujan ini, bisa terbayang kan, bagaimana menyusahkan dan dinginnya berkendara motor dengan kecepatan tinggi di malam yang hujan begini?
Hih, aku saja yang dibonceng Sasuke sudah kedinginan setengah mati! apalagi Sasuke yang hanya memakai jaket?!
Saat aku menyuruh Sasuke untuk dia saja yang memakainya, dia melotot dengan pandangan yang mematikan.
Aku tahu tak ada gunanya aku berbuat begini, jadi daripada ribut dan membuat pencarian makin terhambat, aku menuruti Sasuke dan memakai jas hujannya dalam diam. Setelah itu kami langsung berangkat lagi. Tujuan kami kali ini adalah toko barang antik yang berada di pinggiran sungai.
Dari tempatnya saja sudah kedengaran antik, semoga saja kami menemukan kotak musik yang kami cari disana (dan aku juga sangat berharap kami menemukannya, karena ini sudah toko ke-9 yang kami kunjungi, dan ini sudah pukul 8 malam).
Sepertinya perjalanan ini akan memakan waktu cukup lama, ini juga membuatku makin khawatir sama Sasuke.
Apa dia baik-baik saja? bagaimana kalau dia masuk angin? Ukh, pasti dingin sekali deh...
Lalu aku memeluk perut Sasuke dengan erat, berharap dengan begitu dia akan merasa sedikit hangat.
Tapi sepertinya tidak, aku malah membuat dia sesak napas, karena aku mendengar dia terbatuk saat aku mengencangkan pelukanku, jadinya kukurungkan niatku untuk memeluk dia dengan erat lebih lama lagi.
*Chit!*
Motornya berhenti. sepertinya kami sudah sampai.
"Sudah sampai?!" teriakku agar Sasuke bisa mendengarku di sela-sela suara hujan yang amat besar.
"Sudah, cepat turun! Hujannya deras sekali!"
Aku turun dari motor, di sela-sela hujan yang mengganggu penglihatanku, aku melihat ada sebuah toko ala Victoria yang bertuliskan "Toko barang antik : HELLEN". sepertinya itu toko antik yang dimaksud Sasuke.
Sasuke berlari ke arah toko itu, dan aku mengikutinya dari belakang.
*Klining* lonceng berbunyi saat kami memasuki toko.
Sinar lampu oranye dan wangi khas dari barang antik menyambutku saat aku memasuki dan penempatan barang-barang yang akan dijual ditata begitu rapi dan apik, sehingga enak dipandang mata. Barang yang dijual macam-macam mulai dari boneka, pensil, hingga kursi-pun dijualnya. tapi, yah, tentu saja semua barang antik.
Huh, aku jadi tidak enak karena telah mengotori toko yang cantik ini dengan tubuh basah kami..
"Sedang cari apa?" kata gadis penjaga toko tiba-tiba.
Wuah, aku kaget sekali, bagaimana bisa dia tiba-tiba muncul seperti itu!
"Kami sedang mencari kotak musik yang antik dan bagus dan yang mengeluarkan musik klasik." jawab Sasuke.
Sepertinya tanpa dia bilang begitu si penjaga toko juga sudah tahu, secara ini toko barang antik, pastilah barang yang ada di sini adalah barang antik! dan kotak musik biasanya mengeluarkan musik klasik! Ugh memalukan, aku ingin menjambak Sasuke sakin bloon-nya dia tapi kukurungkan niatku dalam-dalam mengingat pengorbanannya saat naik motor tadi.
"Kotak musik? ah, tunggu sebentar."
Lalu gadis penjaga toko itu mulai mencari-cari diantara boneka dan pernak-pernik, setelah itu dia mengeluarkan sebuah peti kecil dari sela-selanya, dan membawanya kepada kami.
"Ini." katanya sambil menyerahkan peti kecil itu pada kami.
Ternyata peti kecil yang dia berikan itu adalah sebuah kotak musik yang terbuat dari kayu. Di penutupnya berukirkan "memory". Saat Sasuke membuka pentupnya, gerigi-gerigi mulai berputar dan melantunkan lagu klasik karya Ludwig van Beethoven, "Fur elise". sewaktu lagu itu mulai melantun, 'merry go round' yang berada di dasar kotak mulai naik ke atas dan berputar sesuai dengan alunan lagu. Melihatnya, aku jadi mengingat saat-saat dimana ayah dan ibuku mengajakku ke taman hiburan untuk yang pertama kali saat aku kecil dulu, dan saat-saat dimana kami menaiki 'merry go round' bersama-sama.
Kotak musik yang begitu indah, benar-benar membangkitkan memori terindah kita. ini kado yang benar-benar pas untuk ibu Sasuke.
Inilah yang kami cari! Akhirnya kami menemukannya! Yeay!
"Kami beli ini." Kata Sasuke sependapat denganku.
Perjuangan kami mencari kotak musik kesana kemari ternyata tidak sia-sia
Sangat beruntung kami bisa mendaatkan kotak musik yang begitu bagus! Kuharap ibu Sasuke menyukainya.
Aku memang senang kami sudah menemukan kado yang sesuai untuk ibu Sasuke, tetapi ada yang mengganggu pikiranku sekarang, dan itu adalah SASUKE.
Saat dia mengantarku pulang, aku mendengar dia bersin-bersin terus di sepanjang perjalanan. Jangan-jangan dia masuk angin lagi! Bisa gawat! Besok kan acara yang penting sekali!
Yah, aku berdoa saja agar dia tidak sakit..

*Keesokan harinya*
Benar-benar tidak ada kabar dari Sasuke.
Sekarang sudah jam 10 pagi, dan Sasuke tidak juga menelpon atau mengirim pesan padaku. Bukankah hari ini acaranya? Aduh, aku juga bodoh sih! Bagaimana bisa aku tidak tanya jam berapa dan dimana acara itu diadakan. Aakh! Aku jadi pusing sendiri kalau memikirkannya!
Ini sudah ke 10 kalinya aku menelpon Sasuke, tetapi tak satupun yang diangkat olehnya.
Ukh! Sebenarnya dia kenapa sih?! Kok teleponku gak diangkat-angkat!
Ah, pasti dia tidur deh! Ya! Pasti dia begitu !
*ANGKAAAAT~~~ ANGKAT TELEPONYAAAA~~~!*
Hp-ku berbunyi. ini pasti Sasuke.
"Hei! Gimana sih?! sebenarnya jadi tidak sih mau pergi?!" protesku.
"Hosh... Hosh..."
Apa-apan Sasuke ini? dia mendesah seperti orang tolol saja.
"Hei! jawab yang benar! "
"-Tenten.." *tut tut tut*
Hah? Apa-apaan dia?
Dia cuma bilang, 'Tenten...' lalu dimatikan begitu saja?
Dia sinting apa?!
Aku menelponnya lagi, tapi tidak diangkatnya.
kenapa ya dia aneh begitu? Jangan-jangan dia kerasukan? Ah tidak tidak, itu tidak mungkin.
Atau jangan-jangan dia sedang sakit? Ah iya! pasti begitu! dari suaranya saja dia lemas sekali! Dan lagi dia tersengal-sengal seperti kecapekan begitu! dia pasti sedang sakit karena kehujanan kemarin! oh ya ampun Sasuke..
Apa yang harus kulakukan sekarang?!
Bagaimana ini? apakah tidak ada yang merawatnya?
Ah! Neji! pasti Neji bisa membantuku!
Aku langsung menelpon Neji,
"Halo?! Halo Neji?!"
"Halo, Oh, Mitsasi... Ada apa?" suaranya lemas banget, pasti Neji sedang tidur saat aku menelponnya. Ah.. suaranya saat baru bangun tidur juga sexy~
Tidak Tenten! fokus! fokus! Sasuke sedang sakit!
"Apakah ada yang merawat Sasuke di rumahnya?!" tanyaku buru-buru.
"Ehm? apa maksudmu?" tanya Neji masih setengah tidur.
"Sepertinya Sasuke sakit, apakah ada orang di rumahnya yang merawatnya?!"
"Apa? dia sakit?"
"Iya! cepat!"
"Oh iya-iya maaf, ehm, dia tinggal sendiri. Dia tinggal di apartemen."
apartemen...? jadi tidak ada orang yang merawatnya?!
"Baiklah, berikan aku alamatnya, cepat!"
"Oh, oh iya, alamat apartemennya di jalan Shinobi , nomor kamarnya '9'."
"Terimakasih!" aku langsung menutup teleponku.
Sesegera itu, aku langsung menjejalkan obat, gaun, dan sepatu yang dibeli kemarin kedalam tas olahraga-ku, lalu aku langsung pergi menuju ke apartemen Sasuke.

To Be Continued

Cinta?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang