8

6.7K 258 1
                                    

"Sayang,bangun udah pagi nanti kamu telat,"suara Riska dari balik pintu.

"Iya bun,ini aku udah bangun kok,"

Sania mengucek matanya khas orang bangun tidur.

Sania babgkit dari tidurnya dan langsung pergi ke kamar mandi.
Setelah selesai dengan ritual mandinya,Sania mulai memakai kan make up tipis pada wajahnya,hanya bedak bayi dan sedikit liptint.

"Perfect!"gumamnya.

Sania pun turun untuk sarapan pagi bersama keluarganya.

"Lama banget kamu mandi doang juga,temen kamu udah pada nungguin tuh,"ucap Daffa.

"Ya aku kan gatau kalo mereka mau bareng sama aku yah,"

"Yaudah,sarapan kamu dibawa kesekolah aja ya,biar temen kamu gak kelamaan nunggu,"ucap Riska sambil memasukan 2 buah sandwich kedalam kotak makan.

"Yaudah iya,"

Sania menyalimi tangan kedua orangnya,setelah itu dia pergi menuju ruang tamu dimana teman-temannya menunggu dia.

"Yuk berangkat!"

"Yaudah ayo,"

Saat Sania dan teman-temannya pengen membuka pintu,suara bel rumah malah memberhentikan tujuan mereka untuk membuka pintu.

"Ni,itu ada tamu kamu buka ya pintunya!"

Bukan Sania yang membuka pintu melainkan Amila yang mau tak mau membuka pintu karena posisinya yang sangat dekat dengan pintu.

"Pagi Sania,"

"Pala lo Sania,ini gue Amila bukan Sania!"

"Eh lo ngapain pagi-pagi di rumah Sania?Sanianya mana?"tanya Vano saat melihat Amila lah yang mebukakan pintu.

"Ada juga lo yang ngapain pagi-pagi kerumah gue!"ucap Sania dari belakang.

"Gue mau jemput lo lah San!"ucap Vano dengan semangat 45.

Dewi yang berada di belakang tepat samping Sania mulai maju tepat di samping Amila.

"Eh apa-apaan lo,Sania bareng kita,"ucap Dewi

"Dew udahlah,biarin Sania sama Vano aja,"ucap Silvia.

"Gak!gue gamau,"

"Bodo amat lo sama Vano,mobil lo biar kita yang bawa,"

Dengan teganya teman-teman Sania meninggalkan Sania dengan Vano berdua.

'Sialan!awas ya kalian,mobil punya gue yang make siapa,'batin Sania.

"Jadi?"

Dengan sangat terpaksa Sania naik ke boncengan Vano.

"Pegangan,nanti kalo gue ngebut lo jatoh,"

"Ya makanya lo jangan ngebut biar gue ga jatoh,"

"Gue belum ngerjain pr Matematika,biar cepet sampe ya harus ngebut,"ucap Vano dengan senyum miringnya.

"Bilang aja sih lo mau modus sama gue!"

Tanpa aba-aba Vano mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi sehingga membuat Sania dengan refleks melingkarkan tanganya ke pinggang Vano.

"Katanya gamau pegangan,"ledek Vano dari balik helm.

"Lo kalo pengen mati sendirian aja!jangan ajak-ajak gue!ngapain segala ngebut sih!"

"Lah dia malah marah,!

Sekitar 15 menit motor Vano sudah terparkir di parkiran Sma Garuda.

"Udah sampe,"

Revania [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang