9

6K 270 2
                                    

"Big no!"Teriak Sania saat melihat daftar absen.

"Lah ngapa sih lo? kesambet sama setan belakang sekolah tiba-tiba teriak begitu,"ucap Dewi.

Semua langsung menatap Sania dengan tatapan heran.

"Beneran nih duduk nya sesuai absen?kalo emang bener sesuai absen masa gue duduk sama si Vano sih kan ngga banget!"ucap Sania menggebu-gebu.

"Lah yang bener lo San?apa mungkin tuhan udah ngasih bocoran kali kalo Vano itu emang jodoh lo,"ucap Mutia asal.

"Jodoh?najis dah kalo gue sampe beneran jodoh sama bocah tengil begitu,"ucap Sania sambil menoyor kepala Mutia.

"Ahh kasar,yakali San,Vano emang jodoh lo di masa depan."

Yang lain hanya bisa melihat perdebatan antara dua sepupu itu.

"Duduknya gabisa diubah apa?gue gamau duduk sama bocah tengil itu,"

"Lah mana bisa di ubah pele, orang udah dari pihak sekolah begitu,"jawab Zalfa

Silvia yang melihat Alfina tersenyum-senyum sendiri heran.

"Pin?Lo kenapa senyum-senyum gajelas gitu?kesambet?" Heran Silvia.

"Gigi lo kesambet! gue seneng karena kepuncak nanati gue duduk sama Bagus."ucap Alfina sangat antusias.

"Lah lo mah enak duduk sama gebetan sendiri,nah gue masa duduk sama bocah tengil,"kata Sania masih tak terima.

Yang lain hanya bisa menertawakan nasib Sania yang harus duduk sebangku dengan Vano.

Jahat memang.

" Kayaknya di bis bakalan ada pemandangan gaenak deh,"ucap Amila dengan cengiran khasnya.

"Pemandangan gimana maksud lo,"ucap Sania ngga ngerti dengan ucapan Amila.

"Ya pemandangan lo sama si Vano lah San," balas Amila sambil tertawa hambar.

"Lah kok gue sih?"

"Udah udah,Zal? lo belum ngeh atau gimana sih,"tanya Dewi melihat Zalfa yang tidak ada reaksi apa-apa karena tidak satu bis dengan pacarnya.

"Belum ngeh gimana?"

"Nih ya,kalo satu bis itu satu kelas doang berarti lo gabisa satu bis dong sama pacar lo si Deri itu," jelas Dewi.

"Lah iya ya,kenapa gue gak kepikiran kesitu anjir,berarti gue gabisa pacaran di dalem bis dong,"ucap Zalfa dengan nada yang di buat-buat.

"Yaelah ngga usah alay gitu kali,lo gabisa pacaran di bis tapi kan masih bisa pacaran di puncak,sambil liat bukit,gausah alay kek gabakal ketemu setaun gitu," ucap Sania lalu pergi keluar kamar.

"Iya ya pasti romantis tuh ya sambil liat bukit yang indah,"

^^^

Hari berjalan dengan sendirinya,lusa siswa-siswi Smk Garuda sudah akan melaksanakan camping di puncak.

"Sania!" panggil Vano

Sania yang baru saja ingin masuk kedalam kelas berhenti karena merasa ada yang memangglil namanya.

"Kenapa manggil?"

Vano tersenyum "Udah tau kalo nanti kepuncak duduk sesuai absensi?"

"Udah,"

"Kita duduk sebangku kan?" lagi lagi Revano tersenyum.

"Udah tau pake nanya lagi!"

'Sabar Van sabar'

Revania [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang