Part 5

58 9 0
                                    

Bandung, Indonesia
Flashback - 3 years ago

-----
Tepat pada pukul 7 malam, Vanya dan Alody menjemput Nara & Freine di kediaman Nara. Tak lupa, Alody menelpon Nara ketika mereka berdua sudah sampai di depan rumah Nara. Tak lama berselang, telepon itu diangkat.

"Lo dimana?" tanya Alody tanpa basa-basi. "Udah siap ini. Nungguin lo berdua, Nyet." Nara yang menjawab dengan tidak sabaran. "Ya udah, cepetan keluar." Alody memutus panggilan telepon terlebih dahulu. Nara dan Freine langsung keluar dari rumah, tak lupa Nara memberi amanah kepada Bi Tati, asisten rumah tangga di rumahnya, untuk mengunci pintu depan setelah Nara pergi. Darin sedang pergi, katanya ada acara di rumah temannya dulu.

Nara langsung duduk di bangku belakang bersama Freine, Vanya yang menyetir, sedangkan Alody duduk di sebelah Vanya. "Okay, let's go, Ladies!" ujar Freine semangat. Nadia langsung menyalakan mesin mobil lalu menyetir mobil, menjauh dari rumah Nara.

"Ini kita mau kemana, sih?" tanya Nara penasaran. Ia memang sudah bertanya-tanya daritadi. "Diajak main bowling sama geng-nya Sandhi." jawab Alody. Alody memang bisa dibilang cukup dekat dengan Sandhi sehingga tidak memanggil lelaki itu dengan embel-embel 'Bang' di depannya, tidak seperti ketiga temannya yang lain. "Hah?! Main bowling sama... GENGNYA MAS SANDHI?!" Nara memastikan kalau apa yang diucapkan Alody itu benar.

Freine tertawa geli. "Gue tahu kenapa Nara kaget. Dia gak mau ketemu abang gue. Ya' kan, Ra?" Freine menggoda Nara, menjawil bahu gadis itu jahil. Nara bergidik ngeri. "Yaelah, santai aja kali, Ra. Ada bang Sandhi, ini." celetuk Vanya yang sedang fokus menyetir. Diam-diam ia juga menyimak percakapan mereka bertiga.

Nara menghela nafas lelah sambil menatap pemandangan luar dari jendela mobil. Tidak bisakah ia tidak dipertemukan oleh Axel barang satu haripun? Terutama semenjak 'kasus' terbangunnya Nara di kamar Axel. Seakan-akan, takdir memang sengaja terus mempertemukan Nara dan Axel. Nara merasa tidak siap untuk bertemu Axel lagi.

-----
"Hey, kalian datang juga akhirnya." Kezio, pacar Nadia yang juga satu geng dengan Axel & Sandhi, menyapa mereka berempat. Nara dan Alody tersenyum kecil, Freine balas menyapa Kezio dengan ramah, sedangkan Vanya langsung menghampiri Kezio dan langsung menempel kepada Kezio. Membuat ketiga temannya memutar kedua bola mata bersamaan.

"Hai, Ra. Lo cantik, seperti biasa." Suara berat nan seksi membuat Nara menoleh ke belakang. Tepat di belakangnya ada Axel yang sedang tersenyum. Bukan, lebih tepatnya menyeringai. Nara mencibir. "Gue tahu fakta itu, tahu banget malah." Axel menaikkan sebelah alisnya, sudah tidak terkejut dengan kepercayaan diri Nara yang berlebihan.

"Bang, Vano sama Bang Sandhi kemana?" Freine bertanya kepada Axel, sengaja mengganggu momen Nara dan Axel. Axel mendengus. "Lagi beli minum buat kita-kita. Lo susulin aja, gih, pacar lo. Sekalian ajak Alody, tuh." Axel melirik Alody yang tampaknya malu karena ketahuan sedang mencari-cari Sandhi. Mereka berlalu setelah mengucapkan permisi. Kini Axel kembali menatap Nara.

"Hm, gue belum main sama sekali. Nungguin lo. Lo mau main sama gue?" Nara melotot begitu Axel dengan santainya menawarkan hal itu. Apakah Axel tidak merasakan kecanggungan yang begitu kentara di sekitar mereka berdua? Tak sabar menunggu Nara yang terdiam, Axel langsung mengajaknya ke arena bowling. "Gue anggap lo jawab iya."

Axel mengambil bola bowling lalu memberikan bola itu kepada Nara, yang langsung di terima oleh gadis itu. "Coba lo dulu yang main, gue mau lihat." Nara mengangguk, lalu menggelindingkan bola itu ke arah pin yang tersedia. Strike*. Nara langsung tersenyum bangga, memamerkannya kepada Axel yang langsung ditanggapi acakan rambut dari Axel.

"Sekarang, giliran gue." Tanpa disadari oleh Nara, Axel sudah memegang bola bowling lainnya. "Kalo gue dapat skor yang mendekati *perfect game, lo harus mau jadi pacar gue." Nara membulatkan kedua matanya. Axel mengedipkan matanya lalu menggelindingkan bola itu. Nara terus mengamati pria itu bermain sampai tak terasa papan skor menunjukkan bahwa skor Axel berjumlah 294 dan permainan selesai. Nyaris menyentuh skor perfect game.

Terdengar suara tepukan tangan dari belakang mereka. Vanya, Alody, dan Freine menepuk tangan sambil bersorak heboh. Nara menggeleng-gelengkan kepalanya. Axel terkekeh mendapatkan semua itu. "Tenang, Ra. Gue cuma bercanda buat yang tadi. Gue nggak mau lo jadi pacar gue karena perjanjian, tapi karena tulus dari hati lo sendiri." Axel mengusap rambut Nara lembut. Nara merasakan detak jantungnya semakin cepat.

"Ekhem. Adek gue lo apain?" Suara Sandhi menghancurkan momen romantis kedua sejoli itu. "Yaelah, cuma gue ajak main bentar. Santai, Bro." Axel menyahut agak keras, karena jaraknya dengan Sandhi memang lumayan jauh. "Yaudah, ayo, Ra." Axel menggandeng tangan Nara namun langsung ditepis oleh gadis itu. "Masih jual mahal, ya? Yaudah deh." Axel tersenyum geli lalu berjalan lebih dahulu. Nara membututi Axel dari belakang.

Nara baru menyadarinya. Kini ia sekarang mulai merasakan suatu perasaan yang asing tumbuh di dalam hatinya. Perasaan itu untuk Axel. Namun, bagaimana dengan Rafka? Nara juga sudah menyukai lelaki itu lebih dulu sejak pandangan pertama.

------
Nara tidak bisa memejamkan matanya sama sekali, sedangkan Freine yang tidur di sebelahnya sudah terlelap sambil mendengkur halus. Ingatan Nara melayang-layang sewaktu geng Nara dan geng Axel berpisah sewaktu pulang tadi. Axel sempat mengecup dahinya di saat semua orang sedang sibuk bercanda ria. Tak lupa, Nara juga mendapatkan ucapan selamat malam yang manis dari Axel.

Nara mengusap wajah dengan kedua tangannya, lalu mendesis. "Axel, lo bisa nggak sih sekali aja nggak menyusahkan gue?" gumamnya.

Akankah ia bisa membuka hati pada Axel nantinya?

-----TO BE CONTINUED-----
*Strike: semua pin dijatuhkan dalam sekali gelinding (lemparan).
*Perfect game: Skor tertinggi dalam setiap permainannya adalah 300.

~~~~~~~~
Hwalooooo. Saya back dari hiatus ehe. Gimana-gimana? Semoga part ini dapat melepas kerinduan kalian kepada Axel-Nara. Oh iya, berhubung Nendra belum muncul di part ini jadi diundur fc nya ke part selanjutnya aja ya:( ayem sorrryyyy~ aku terlalu kangen sama Axel-Nara soalnya eheheh. Jangan lupa untuk vomment ya, karena itu sangat berarti buatku~ ❤️ see ya in the next chapter!

-Big Love, A-

Holding SoulsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang