Bandung, Indonesia
3 years ago-----
Raja langit baru saja menduduki singgasananya di ufuk timur ketika seorang gadis masih bergelung dengan selimutnya. Nafasnya naik turun dengan lembut, tanda bahwa tidurnya terlalu menyenangkan.
Atau mungkin tidak setelah yang satu ini.
Pintu kamar terbuka dan menimbulkan derit, namun tetap saja sang empunya kamar tidak terbangun. Seseorang masuk ke dalam kamar dan kemudian mendekat ke arah ranjang...
"Dek, bangun. Udah jam 7!" teriak sosok misterius itu. Nara langsung membuka matanya. "HAH UDAH JAM 7?! MAMPUS GUE!" Nara langsung bangkit dari kasurnya lalu menyadari seseorang yang tertawa keras sambil memegang perutnya. Orang itu adalah Sandhi, yang tak lain adalah kakak laki-laki Nara.
Melihat Sandhi yang sibuk tertawa, Nara langsung menoleh ke arah jam dinding. Masih pukul setengah 6 pagi, tenyata. Nara melotot marah ke Sandhi yang tawanya sudah sedikit mereda.
Sebelum Nara mulai mengamuk, Sandhi langsung berlari keluar dari kamar adik perempuannya dan mencari tempat untuk bersembunyi.
"MAS SANDHIIIII!!!!! SINI KAMU MAS!!!"
------
Motor sport merah keluaran produk terkenal itu berhenti di tempat parkir yang masih kosong. Gadis yang duduk di boncengan langsung meloncat turun, tidak mempedulikan keadaan dirinya yang sedang memakai rok.Nara cemberut sambil melepaskan helm dari kepalanya, lalu di serahkannya helm itu pada Sandhi. Orang-orang yang sedang berada di sekitar situ menatap mereka, sudah pemandangan biasa melihat kakak beradik itu berangkat bersama.
Meskipun pada awal-awal Nara masuk sekolah dan berangkat bersama Sandhi, mereka sempat terkejut dan menyebabkan gosip paling menghebohkan waktu itu. Mereka pikir Nara adalah kekasih baru Sandhi yang terkenal sebagai cowok paling dingin se-Green International Highschool.
"Dah, Mas. Nara mau ke kelas dulu. Nanti pulangnya ingat mampir ke kelas Nara, gak usah nganterin cewek cabe-cabean!" Nara berteriak sambil berlari menjauh, membuat Sandhi menggeleng-gelengkan kepalanya, heran. Orang yang melihat kejadian itu hanya menahan senyum, itu memang rutinitas Nara sebelum berpisah dengan kakak lelaki satu-satunya.
Nara memasuki kelas dengan perasaan yang tidak terlalu baik, setelah ia dibangunkan paksa oleh Sandhi hari ini juga ia harus ulangan Ekonomi yang gurunya terkenal killer abis dan materi yang diajarkan pun tidak keluar saat ulangan dilaksanakan.
"Haloo, Nara darling! Tumben jam segini udah berangkat?" Freine yang baru saja tiba mendatangi Nara dan menaruh tasnya di kursi sebelah Nara. Freine memang teman sebangku Nara dari kelas X.
Nara cemberut. "Mas Sandhi, Ren. Biasa, katanya mau ngapelin anak kelas sebelah pagi-pagi, makanya bangunin gue-nya pagi banget." Freine hanya ber-oh ria mendengar jawaban Nara. "Nadia sama Keara udah berangkat belum? Dari terakhir chat kemarin mereka belum muncul-muncul terus, heran." Nara mengangkat bahunya.
"Ra, mau tahu kabar terbaru, gak? " Freine menaik-turunkan alisnya, membuat Nara penasaran. "Kabar apa?" "Gue kan, kemarin rapat OSIS, tuh. Terus gue curi-curi denger dari Anya yang ituloh sekretaris OSIS, dia lagi ngobrol sama Frans si ketos. Lo tau, nggak, mereka lagi ngomongin apaan?"
"Apa? Kan gue gak ada disana, ya mana gue tahu, lah." "Diem dulu, gue belum selesai!" Nara membungkam mulutnya dan menunggu Freine melanjutkan perkataannya. "Katanya bakal ada...." "Bakal ada?"
"ANAK BARU, RA!"
Kini giliran Nara yang ber-oh ria. "Kirain apaan. Pindahan dari mana dia? Perasaan masuk ke sini susahnya minta ampun, deh." Itu benar, Green International Highschool memang jarang sekali menerima murid baru. Selain karena persyaratannya yang terbilang sulit, biayanya pun juga tidak sedikit untuk bisa bersekolah disini. Tidak mengejutkan mengingat murid-murid Green IHS berasal dari tingkat atas.
"Dari Green IHS yang di cabang Jakarta. Anak pengusaha terkenal, gitu. Dia cowok, loh, Ra. Dan banyak fans-nya. Gue sih belum stalking IG-nya, tapi anak-anak OSIS yang udah tau dan stalking pada bilang dia itu ganteng banget."
"Like I care," gumam Nara. "Lo ngomong apa, Ra?" Tanya Freine yang mendengar gumaman Nara. "Bukan apa-apa." Bel berdering nyaring membuat Freine terpaksa menghentikan obrolannya.
-----
Nara menghela nafas lega. Untung saja ulangan Ekonomi yang ia kerjakan tadi terbilang cukup mudah, mengingat dirinya memaksa Sandhi habis-habisan tadi malam untuk mengajarinya Ekonomi. Sandhi, yang diiming-imingi akan ditraktir di kafe kesukaannya pun menyetujui hal itu.Kini Nara duduk di kursi kantin bersama geng-nya, yaitu Freine, Alody, dan Vanya. Masing-masing dari mereka sedang menyesap jus stroberi yang tampak menyegarkan sambil sesekali memasukkan batagor ke dalam mulut mereka.
"Di kelas gue ada anak baru, Ren, Ra." ujar Vanya. Dia dan Alody memang satu kelas, XI IPS-3.
"Oh, ya? Yang rumornya lagi up di kalangan anak OSIS, bukan?" Vanya mengangguk. "Emang secakep itu, ya?" Freine yang bertanya terus daritadi mendapat tatapan gemas dari Nara, Vanya, dan Alody. "Inget, Ren, udah ada bang Vano!" peringatan Nara membuat Freine sedikit meringis.
"Yah, cakep sih, tapi buat gue tetap one and only Kez." Yang mendengar kata-kata Vanya seketika berpura-pura ingin muntah. "Sama aja lo kayak Freine, mah." celetuk Alody. Diantara mereka berempat memang Alody yang paling kalem. Vanya memutar kedua bola matanya.
"Nah, itu dia." Mereka berempat serentak menoleh ke arah seorang lelaki yang baru saja memasuki area kantin. Murid perempuan yang sedang makan disitu sibuk berbisik-bisik dengan temannya, sedangkan murid lelaki lainnya tampak tak peduli. Nara tak berkedip melihat lelaki itu berhenti di stand bakso dan memesan makanan.
Memang ganteng ternyata, batin Nara.
"Wait, namanya siapa?" Nara kini bersuara, bertanya kepada 3 sahabatnya.
"Ganendra Pramudya Mahenra."
Nara pikir ia sudah mulai tertarik pada lelaki yang kini tertangkap pandangannya.
-TO BE CONTINUED-
Mulmed: Han Jisung STRAY KIDS as Arjuna Sandhi Adyatama
Hello hello hello! aku back lebih cepat dari yang bisa dibayangkan ya? Hehe soalnya ide lagi ngalir terus makanya dicepetin update-nya. Semoga suka dan silahkan nebak-nebak dulu siapa fc dari Nendra dan Axel hahaha. See ya! Dont forget to gives vote and comment❤️
-Big Love, Amorita-
KAMU SEDANG MEMBACA
Holding Souls
Novela JuvenilApa yang akan kau pikirkan ketika kau mengetahui bahwa aku memiliki 2 jiwa yang berbeda? Yang takkan pernah kau sangka sama sekali? Mungkin kau mengenal dan menjalin hubungan yang erat dengan salah satu jiwaku, tetapi apakah kau bisa mengenali jiwak...