Upset [18]

2.4K 229 60
                                    

Don't forget to Vote and Comment♥

∞∞∞∞∞∞






"YO... "

*DEG*

Tangan dan tubuh ku seketika bergetar hebat.









∞∞∞∞∞∞∞◈◈◈◈◈∞∞∞∞∞∞









(Wayo P.O.V)






Panggilan itu.
Suara itu.
Aku tau betul itu siapa.
Phana.
Saat itu juga semua mata orang yang berada di dalam ruangan menatap lekat ke arah Phana.
Tentu saja kecuali aku.


Tidak ku pusingkan panggil nya.
Segera ku fokuskan lagi diriku untuk rapat ini agar bisa lekas selesai dan pergi dari sini.


"Jadi soal........... "
Sejam lebih kami berdiskusi.
Bahas sana bahas ini hingga akhirnya rapat selesai.






Kami semua berdiri dan berjabat tangan.
Di mulai dengan Directur, Sekertaris nya, Manajer Phana, dan akhirnya Phana.
Setelah berjabat tangan mereka bergegas keluar.
Tapi karena Phana adalah yang terakhir, dia mencoba mencuri kesempatan untuk bicara denganku dengan meremas erat tanganku yang di jabat nya agar tidak lepas.



"Kau banyak berubah sayang".
Dia menatapku lekat dengan mata coklat nya. Kemudian berucap pelan dengan nada penekanan di kata terakhir dan berhasil membuat kedua bola mataku yang indah ini membulat lebar.



'Sayang? Wah apa dia waras? Kita sudah tidak memiliki hubungan apapun. Sudah bertahun tahun! Dan apa?! Dia baru saja memanggilku sayang? Dengan lantang nya?!'.
Kesal ku dalam hati.
Dan menatap nya dengan tatapan horor.



Ku coba untuk melepaskan remasan tangan nya di tangan ku.
Dan bersikap biasa.
Seperti kami tidak pernah memiliki hal apapun di masa lalu.
Tapi tidak berhasil.
Ya dari dulu selalu seperti itu.
Aku tidak akan bisa melawan nya.
Antara dia yang terlalu kuat, atau memang aku yang terlalu lemah.
Entahlah.



"Kalau ada yang anda inginkan silakan katakan pada sekertaris saya. Dia akan mengurusnya untuk anda".
Aku berkata sembari kembali mencoba melepaskan remasan tangan nya.



*DUKk*



Tiba tiba Beam masuk.



'Oh terima kasih Tuhan! '
Syukurku dalam hati.


"Bos ada-".
Ucapan nya terhenti ketika melihat tangan ku yang masih di pegang oleh Phana.


"Em maaf apa saya mengganggu Bos? Kalau begitu say-".
Ucapan nya terhenti lagi.
Kali ini karena aku mencelah perkataan nya.


"Tidak! Ada apa Beam? "
Respon ku cepat dan bertanya.
Perlahan Phana pun melepaskan tangan ku dan memalingkan badan nya menghadap ke arah lain.
Demi dewa! Terima kasih Beam! Kau datang di saat yang tepat!.


"Istri mu menunggu di ruangan mu Bos".
Jawab Beam.


"Iya. Katakan aku akan segera kesana".
Ujarku.


"Permisi".
Ucapku pada Phana sembari sedikit membungkuk.
Tapi Phana tidak membalas nya.
Dia hanya berdiam diri saja.










∞∞∞∞∞∞∞∞◈◈◈◈◈∞∞∞∞∞∞∞









(Phana P.O.V)





MY BOY's [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang