14. something posh

199 64 5
                                    

"Kalau aku musuhmu, kau sudah tewas."

Sharrkan menarik pedangnya. Alibaba menghela berat. "Sharr-sensei terlalu kuat." keluhnya. Mantan pangeran tampan itu beranjak berdiri mengambil minum.

"Sharrkan, boleh minta tolong menjadi komentator?" pinta [Name].

Ia menyengir. "Siap!" Kepikiran sesuatu, "Apa kau menemukan gaya berpedang baru?"

Tersenyum malu. "Ya, seperti itulah."

Saat [Name] mengambil kuda-kuda, pria lain yang rambutnya juga putih seperti Sharrkan ikut merebung.

"Dia menemukan teknik baru, eh?" bisiknya. "Ya, seperti itulah."

[Name] meliuk ke sana kemari dengan tarian pedang ciptaannya. Berfokus pada musuh bayangan. Satu tebasan terakhir, ia menghembuskan napas.

Ketiga cowok di ruangan itu bertepuk tangan.

"Hebat [Name]-san!" puji Alibaba.

Sharrkan mengangguk takzim. "Kuakui, itu seni yang hebat. Hanya saja kekurangannya saat kau melawan musuh yang ukuran badannya lebih kecil."

"Terima kasih, Sharrkan."

Ja'far menatap pedang yang digenggam [Name], lalu orangnya. Tersenyum. "Lakukan saja hal yang kau suka. Selama bermanfaat dan tidak menimbulkan bahaya, akan terus kudukung."

Ah, kalimat itu entah mengapa membangkitkan semangat.

.

[a/n]
intinya mewah itu bukan sekadar barang.

𝐭𝐫𝐢𝐛𝐮𝐭𝐚𝐫𝐲 ↯ jafar/readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang