𝐭𝐫𝐢𝐛𝐮𝐭𝐚𝐫𝐲 ↯ jafar/reader

16. dark

Ja'far dan kawan-kawan merupakan anak petualang. Anak laut. Anak lembah. Anak pegunungan. Anak gua. Anak padang pasir. Betapa banyak kisah-kisah yang telah mereka dengar. Hikayat-hikayat, legenda, mitologi....

Nah, di suatu pelayaran di malam hari, Rurumu mengantarkan dongeng sebelum tidur. Kikiriku memeluk lengan Ja'far. Yang dipeluk menahan sakit di lengannya.

"Pandora yang penasaran, membuka kotak itu. Segera setelah dibuka, segala kegelapan menyelimuti dunia. Wabah, kekeringan, kuman, kemiskinan, masa tua, rasa sakit, kegilaan, keserakahan, pencurian, dusta, cemburu, kelaparan, dan berbagai malapetaka lainnya telah bebas. Ia menyesali perbuatannya. Tetapi, ketika menengok kotak, tersisa...."

Dengkuran Ja'far terdengar. Dua buah hatinya telah lelap dalam tidur. Ditutupnya cerita dan lampu minyak dipadamkan.

Kini Ja'far bersandar pada tembok kamar [Name]. Ia mendengar untaian cerita dan suara Pisti.

Ia ingat diambang sadar dan tidak sadarnya dahulu pernah diceritakan kisah ini. Seorang gadis bernama Pandora ... Ah, ia ingat ada sesuatu yang tersisa dari kotak itu. Menguping cerita [Name] merupakan sesuatu yang bagus. Sama-sama tentang Pandora.

Terdengar suara dari dalam. "Sesuatu yang tersisa itu adalah—"

"Ja'far, apa yang kaulakukan di sini?" Hinahoho dengan suara berat dan tegasnya memotong pendengaran.

Sial. Ja'far gagal tahu sesuatu gerangan. Dan juga ... ia tercyduk.

Perlahan, Hinahoho menyeringai. "Wah, Ja'far sudah besar ya! Anakku akhirnya dewasa." ujarnya merangkul pria terkait.

"Apa? Jangan berpikir aneh-aneh!"

Pergerakan [Name] dan Pisti di dalam terhenti. "Itu ... seperti Ja'far dan Hinahoho-san?" tebak [Name].

Hah, kali ini ia gagal tahu apa gerangan di kotak itu. Yah, tapi, masih ada besok. Masih ada harapan untuk tahu.