29. frame

153 48 1
                                    

Di ruang seni istana, tangan kuat itu melembut kala menyapu bingkai. Bingkai dari emas permata.

"Kalau yang ini untuk apa?" [Name] membungkuk hingga sejajar dengan telinga Ja'far.

Pria itu sempat salah tingkah. "Ini untuk lukisan raja tahun ini."

[Name] mengangguk mengerti. "Boleh kubersihkan juga?"

Sebenarnya tidak ada yang kotor. Ja'far terlalu menjaga terhadap raja. "Boleh, [Name]-san."

Sang wanita menatap Ja'far hati-hati. "Sebelum itu, boleh aku minta sesuatu?"

Punggung Ja'far tertegun tiba-tiba. Ia akan diandalkan! Ia akan diandalkan!

"Ya?"

"Bisakah kau memanggilku [Name] saja? Tidak nyaman rasanya jika aku memanggilmu Ja'far dan kau [Name]-san."

Tentu saja pria itu akan menerima sepenuh hati. "Baik, [Name]." Dan ia membuat wanita itu malu.

Ja'far mengode ke bagian belakang bingkai untuk menyentuhnya. Sehingga wajah dan sebagian besar tubuh berada di dalam bingkai—ketika pintu ruang seni terbuka. Menampilkan Raja Sinbad dan salah satu pengawalnya memasuki ruangan.

Melihat kedatangan raja, Ja'far dan [Name] hendak menyambut tetapi terhenti melihat seringai jahil Sinbad. "Wah, seperti lukisan keluarga. Cocok."

Tatapan membunuh menghujam dari Ja'far kepada rajanya.

𝐭𝐫𝐢𝐛𝐮𝐭𝐚𝐫𝐲 ↯ jafar/readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang