20. water

156 53 2
                                    

Hujan membasahi bumi. Orang-orang malas beranjak dari kasurnya. Tapi tidak dengan abdi kerajaan yang sangat suka kerja ini. Ia layaknya anak sungai yang senantiasa mengalirkan kehidupan sampai bertemu laut.

Di dekatnya, seseorang menghempas tubuh ke kursi. Melakukan relaksasi.

"Kalau hujan begini enaknya tidur." gumamnya.

Ja'far tertawa kecil. "Mau kubuatkan teh? Atau kopi?"

[Name] tersenyum lebar. "Terima kasih. Samakan denganmu."

Kalau begini, tentu yang ia dapat adalah kopi. Ja'far, memang pekerja keras, pikirnya. Ia menyukai kopi dalam keheningan malam. Menjauhkannya dari tempat tidur. Untuk betah berlama-lama bersama ilmunya.

Dirinya kembali dengan asap mengepul. Meletakkan di meja [Name].

Kopi yang bercampur air. Air, sumber kehidupan. Air, teman seperjalanannya dahulu.

Perhatikanlah bagaimana bumi ini diliputi air. Samudra, laut, nah, bahkan di darat pun masih ada benihnya. Sungai, danau, kampung halaman Hinahoho yang dipenuhi es juga merupakan air dalam bentuk padat. Selimut es di puncak gunung, ah, betapa air itu menghidupkan. Bahkan dalam aliran darah....

"Wajahmu pucat, [Name]. Besok, pastikan kau minum delapan gelas air mineral sehari." saran Ja'far, dipicu tawa kecil dari [Name].

"Air ... Apa kopi dari Ja'far ini juga dihitung?"

Air yang bercampur kopi ... menghidupkan malam yang sepi.

𝐭𝐫𝐢𝐛𝐮𝐭𝐚𝐫𝐲 ↯ jafar/readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang