🌼 10 : Lost Memory 🌼

3.8K 311 57
                                    

Double up!  Enjoy it..

Nando pov

Dia tak mengingatku. Tentu saja penampilanku saat itu amat berbeda dengan sekarang.

Mungkin kenangannya juga sudah luntur...

Lost memory.

Suatu saat aku akan mengingatkannya saat aku yakin dia sudah betul-betul mencintaiku.

Saat itu kami masih SMP... aku kelas 3 dia kelas 1.

Kehidupan sekolah bagai neraka bagiku. Aku adalah cowok cupu yang rutin dibully oleh teman-teman sekolah.

Tampilanku memang seperti kutu buku dengan kacamata tebal dan dandanan kuno. Kelebihanku satu, aku jenius di pelajaran. Tapi itu juga yang bikin aku jadi sasaran bully, teman-teman pemalasku itu.

Begitulah tahun demi tahun kulewati masa SMPku hingga kemunculannya.. Bidadari penyelamatku!

Saat itu seperti biasanya sekelompok anak sedang membullyku. Mereka memukuliku hingga aku babak belur.. Bahkan mereka tega merengut kacamata tebalku dan membuangnya entah kemana!

Tiba-tiba terdengar teriakan seorang cewek.

"Stop! Stop! Apa yang kalian lakukan?!"

Mereka spontan berhenti hingga membuatku jatuh terkulai ke tanah.

"Hei Cewek jelek! Ngapain ikut campur?! Pergi sana!" bentak salah satu pembullyku.

"Tentu saja aku harus ikut campur! Aku tak bisa membiarkan kejahatan terjadi di depan mataku. Aku.... Dengan kekuatan bulan akan menghukum kalian!!" ucap cewek itu tegas.

Hah? Itu dialog Sailormoon bukan? Dengan mata memicing aku berusaha melihat penolongku.

Meski buram banget karena tak memakai kacamata minusku, tapi pemandangan di depanku terlihat indah sekali!

Aku melihat siluet cewek yang berdiri gagah dengan sinar matahari mengelilinginya.

Ya Tuhan... Dia indah sekali! Kurasa aku jatuh cinta padanya.

"Ahhh Pak Ridwan!" teriak cewek itu tiba-tiba.

Pak Ridwan adalah guru BP kami yang terkenal killer.
Mendengar nama itu disebut para pembullyku langsung ngibrit.

Cewek itu terkekeh geli..
"Dasar cemen! Gitu ngaku preman! Nih preman yang asli.."

Cewek itu menghampiriku yang menatapnya bengong.

"Ini kacamatamu?" tanyanya sambil berlutut di depanku.

Aku mengangguk seperti orang bloon.
Dia mengamatiku dengan seksama.

"Wajahmu lebam semua.. "ucapnya prihatin sambil mengelus wajahku lembut.
Pipiku merona dibuatnya.

Sesaat sebelum memasang kacamataku dia memujiku..
"Matamu indah. Aku suka. "

Lagi-lagi dia membuatku tersipu malu.

Itulah pertama kali aku mengenalnya. Olga Cantika, murid kelas 1 yang baru masuk. Dia kuat, tangguh dan jago berantem. Dialah yang akhirnya selalu membelaku saat aku dibully teman-temanku.

Karenanya hubungam kami menjadi dekat. Kami bersahabat hingga tiba saatnya perpisahan itu tiba.

Aku lulus SMP dan akan melanjutkan sekolah ke Amerika, mengikuti orang tuaku yang mengembangkan bisnis disana.

Ini adalah terakhir kali kami bertemu. Olga memandangku sedih, dia seakan tak rela melepasku.

"Dodo... Ngapain sih kamu harus pergi? Aku tak punya teman lagi nih.. Kau kan tau aku hanya bisa berteman dengan kaum tertindas. Di sekolah ini kaum tertindas kan cuma kamu.. " ucapnya manyun.

Aku tersenyum geli, Olga memang ceplas ceplos apa adanya..kasar dan ga gampang dekat orang lain. Tapi dia adalah gadis yang kucintai hampir setahun ini.

"Olga, kau bisa mendapat teman kalau kau merubah kelakuanmu. Bersikaplah lebih baik, dan mulai fokus ke pelajaranmu. Kau pintar Olga cuma tak mau belajar sungguh-sungguh. "

Olga mencibir nasehatku.

"Heleh... Gayamu nasihati aku. Lihat dirimu sendiri Dodo! Kau itu pintar di pelajaran tok, tapi lemah. Melempem jadi cowok. "

Itu benar.

"Bagaimana kalo kita saling berjanji untuk berubah? Aku akan menjadi kuat hingga tak ada yang bisa membullyku. Dan kau berubah menjadi wanita yang lebih feminim dan cerdas," tantangku.

Olga memandangku intens lalu berusaha menahan senyum...

"Hahaha... Kenapa kau tiba-tiba ngajuin tantangan kayak gitu?"

"Setelah ini kita berpisah,  aku ingin saat kita bertemu lagi kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi... "ucapku serius.

Olga seakan mulai terpengaruh ucapanku...

"Mengapa begitu?" tanyanya pelan.

"Karena... Karena aku.. Aku men...cintai..mu Olga.. " jawabku malu sambil menundukkan kepalaku dalam-dalam.

Olga tersentak kaget.  Lalu dia mengangkat wajahku...dia menatapku intens seakan ingin melihat kesungguhanku. 

Olga melepas kacamata tebalku,  lalu bergumam pelan.

"Matamu indah Do. Aku suka. "

Deg.
Jantungku seakan meledak saat dia mencium bibirku dengan lembut.

Ciuman pertamaku bersama wanita yang kucintai...aku tak akan pernah melupakannya seumur hidupku. 

Olga memang hanya menempelkan bibirnya ke bibirku lalu mengecupnya perlahan.  Menggigitnya pelan. Kurasa ia sama awamnya denganku...

Tapi sensasinya sudah membuatku melayang.

Selesai menciumku Olga berkata parau..

"Anggap itu hadiah perpisahan dariku. Laksanakan janjimu padaku,  jadilah pria kuatku.  Jangan biarkan orang lain membullymu. . Ohya satu hal lagi Dodo..cita-citaku pengin jadi istri orang kaya yang sukses,  ganteng , setia dan amat mencintaiku. "

Lalu dia terkekeh geli.
Aku tak tahu apa itu berarti dia menolakku halus atau menantangku...

Tapi ucapannya memacu sesuatu dalam diriku.

Olga.. Aku akan menjadi suami yang kau idamkan itu..

Bila saatnya tiba aku akan datang untuk memilikimu bagaimanapun caranya...

🙊

🙉

🙈

Udah tau kan alasan Nando nikahin Olga?

Hu hu hu... Jadi bingung kan milih yang mana?

Dua pria ini sama-sama punya ikatan kuat di masa lalu Olga.

Lalu siapa yang lebih dicintai Olga?
Ikuti terus aja ya..

18. Perfect Husband(S) / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang