🌸 39 : Hati yang retak 🌸

1.5K 193 68
                                    

Nathan pov

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nathan pov

"Brenda, apa penyakit gue makin parah? Gue ngerasa makin mudah mual dan muntah-muntah, gak cuma di jam tertentu!"

Brenda sedang memeriksa hasil lab gue dengan mengerutkan dahinya dalam. Wajahnya nampak serius dan.. panik?

Astaga! Apa gue udah menjelang koit? 

Gue jadi teringat orang-orang yang gue cintain. Olga, anak kembar gue yang ada dalam perut Olga dan Nando..

It's time to say goodbye?

Kok gue masih gak rela ya? Tapi gue pengin ngelakuinnya.

"Nathan, aku harus menelaah ini lebih lanjut. Ada sesuatu yang mengkhawatirkan aku," sahut Brenda grogi.

Pasti dia gak tega mengatakan gue sekarat.
Gue kenal Brenda dari Nico, dia kakak sepupu Nico.

"Brenda, gue ada satu permintaan. Bisa lo bantuin gue? Kalau iya, gue bakal berutang budi ama lo.."

Dan Brenda langsung mengangguk cepat gak pake mikir.

Pasti dia gak tega menolak permintaan terakhir gue!

Pasti dia gak tega menolak permintaan terakhir gue!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Olga pov

Gue benci!!

Tapi gue menahan kebencian gue. Secara gue gak mau anak yang gue lahirin ntar mirip perempuan itu!

Brenda!

Apa Nath gak bisa cari cewek yang lebih qualified untuk ngebikin dia memalingkan muka dari gue?!

Cewek itu, udah dia lebih tua dari Nath juga mukanya gak cakep. Mukanya terlalu panjang, kayak muka kuda!

Haisshhhh..gue gak boleh ngebatin kejelekan dia. Muka anak gue jangan sampai kayak dia deh.

Amit-amit..

Gue mengetuk perut buncit gue tiga kali, trus mengelusnya lembut karena ngerasa bersalah dah ngejitak anak gue yang didalam situ.

Nando mengangkat sebelah alisnya yang indah seakan menanyakan 'ada apa' ke gue.

"Tolak bala," bisik gue pelan.

18. Perfect Husband(S) / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang