🌸 26 : Our wife 🌸

2.9K 243 77
                                    

Nando pov

Seandainya kedua orangtuaku masih hidup pasti mereka tak akan setuju keputusan yang kuambil ini. Atau mungkin saat ini mereka sudah memprotes dari liang kuburnya!

Siapa sih yang ingin anaknya terlibat kehidupan pernikahan poliandri, sudah gitu sebagai pihak yang diduakan lagi! Yang menduakan si istri lagi.

Pasti mereka berpikiran seakan tak ada wanita lain saja..

Bukan begitu. Bukannya sombong, banyak wanita yang berlomba-lomba ingin jadi istriku. Amat banyak malah.

Tapi hatiku tak berkiblat kearah mereka. Gairahku hanya bisa muncul bila bersama Olga.

Seperti saat ini, melihat ia keluar dari kamar Nath dengan keadaan acak-acakan jakunku langsung turun naik.

Astagah kenapa ia terlihat begitu sensual dengan bekas cupangan di leher dan di sebagian dadanya yang terlihat itu?

Olga melihat arah pandanganku, dengan pipi merona ia menutup kancing dasternya yang tadi terbuka.

"Kenapa malu, Ol? Aku suamimu juga kan?" tegurku pelan.

Bibir Olga mencebik manja. Aku jadi gemas ingin melumatnya.

"Bukan begitu, Nando. Aku risih aja kamu ngeliat hasil keliaran perbuatan Nath di tubuh aku," rajuknya manja.

Nah, kenapa pula birahiku jadi terbangkitkan? Ucapan Olga seakan memancingku untuk menandai tubuhnya juga.

Ingin kurobek dasternya dan kusetubuhin dirinya saat ini juga!

"Mengapa baru malu sekarang? Semalam saja saat kalian ribut cekikikan dan mendesah keras tak ada yang merasa malu kan?" ledekku.

Mata Olga membulat kaget dan menatapku galau.

"Haisshhh, suara kami gaduh banget ya? Terdengar keras sampai ke kamarmu?"

Tentu saja, telingaku masih berfungsi baik. Saking baiknya sampek bikin aku tak bisa tidur semalaman. Ingat untuk memasang peredam suara di kamar Nath. Juga kamar Olga!

Ohya kami masing-masing punya kamar pribadi sendiri-sendiri.

"Nando? Kau terjaga di pagi buta seperti ini apa karena ulah kami?"

"Tak apa Olga. Semalam aku lembur banyak kerjaan. Bukan karena terganggu kalian."

Aku tersenyum meyakinkan Olga.

Yang benar saja, daripada gak bisa tidur karena mendengar aksi mereka mending kualihkan perhatianku pada pekerjaan. Lebih bermanfaat kan..

Olga menghembuskan napasmya lega, lalu menghampiriku.

"Sekarang tidurlah Suamiku, pasti kau penat kan," dia menggandengku menuju kamarku.

"Olga,maukah kau menemaniku tidur di kamarku?" pintaku halus.

Olga menatapku lembut, lalu mengangguk.

"Tentu, aku istrimu kan."

Kurasa ia menangkap keinginan yang tersirat di mataku.

Kurasa ia menangkap keinginan yang tersirat di mataku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
18. Perfect Husband(S) / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang