🌼 09: My Sweet Husband 🌼

4.3K 298 41
                                    

Hari Kamis.. Saatnya gue balik ke suami ke dua gue..

Haish.. Jadi inget tadi Nath dengan berat hati ngelepas gue.  Dengan manja dia ndusel-ndusel di ceruk leher gue.

"Apa lo harus pergi Ol?  Gue kesepian tanpa lo disini, " keluh Nath.

"Cieh... Kesepian. Makanya cari pacar lagi dong gantinya Nico," goda gue padanya.

Nath menatap gue heran,
"Emang kalo gue cari pacar lo enggak keberatan? Secara gue kan suami lo sekarang."

Gue terkekeh geli..
"Suami diatas kertas.  Serah lo Sayang. Kalo lo interest ke cowok ganteng pacarin aja,  I am okey, " ucap gue sambil ngecup pipi Nath. 

Sekarang kalo gue pikir-pikir lagi ada rasa ga rela juga kalo Nath punya pacar homo lagi.  Kalo misal pacarnya ga akur ma gue gimana? Gue kan udah biasa sayang-sayangan sama Nath...

Apa gue terlalu serakah ya?  Gue juga udah punya Nando.  

Suami kedua gue yang rumahnya lagi gue masukin sekarang...

Rasanya ga percaya gue kini adalah Nyonya Rumah di tempat yang semewah ini...

Mungkin orang luar akan mandang apa kurangnya dalam hidup gue?  Punya suami tajir,  ganteng, dan baik gitu... 
Iya,  gue akuin enggak kurang... Malah berlebih lagi!  Masalahnya gue mau ga mau punya suami dua orang gegara sikon aneh yang menjerat hidup gue.

Kenyataan ini yang bikin gue ga tenang selamanya,  hingga gue gak bisa menikmati hidup gue sendiri.

Gue menghela napas panjang. 

"Apa ada yang membebani pikiranmu Sayang?"

Gue terlonjak mendengar suara itu.

Gue berbalik dan ngeliat Nando, suami gue yang gantengnya kek Prince Charming itu..

"Welcome back My wife

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Welcome back My wife.. "

Ia mendekati gue dan mengecup bibir gue mesra.

Jantung gue bertalu-talu dibuatnya..

"Lo.. Lo enggak kerja?" tanya gue bingung.

Ini hari kerja,  ini jam kerja.  Mustinya dia di kantornya kan?

"Aku cuti untuk pertama kalinya demi istriku.  Kita belum honeymoon kan?"

Nando tersenyum manis,  dia menggandeng gue ke sofa dan mengajak gue duduk di atasnya.

Ralat... Dia duduk di sofa dan gue duduk di pangkuannya! Wajah gue merona karenanya.

"Kalau tersipu manis begini kau terlihat makin manis Sayang... Bikin aku makin gemas, " bisiknya sensual sambil mengecup leher gue.

Gue menggelinjang geli..
"Gombal ah!  Gue ini ordinary woman,  Nando. Tak ada yang istimewa dalam diri gue, " kilah gue sambil berusaha menjauh darinya.

OMG.. Godaan ini terlalu berat bagi gue!  Padahal biasanya gue udah kebal pesona cowok ganteng lho...

Nando malah melukin gue dari belakang dengan erat... Kini kepalanya disandarin ke bahu gue. 

"Bagiku kau adalah wanitaku yang paling istimewa. Jangan ragukan itu Sayang. "

Entah mengapa gue ngerasa ketulusan dalam ucapannya... Cuma ada satu hal yang enggak gue mengerti.

"Nando.. Gue ga pernah ngenal lo sebelum ini.  Pastinya lo juga gitu kan?!  Tapi kenapa sikap lo seakan lo udah menyukai gue sejak lama? Lo biasa ngerayu cewek seperti ini ya?"

Wrong question.  Gue langsung menyadari itu saat ngeliat wajah dingin Nando,  sorot matanya terlihat menahan marah dan kecewa.

"Kau bisa menanyakan pada semua orang yang mengenalku apakah aku tipe pria seperti itu, " ucap Nando dingin.

Gue langsung ngerasa bersalah. Dasar mulut cablak!

Gue pun meluk Nando dan bersandar di dadanya yang bidang..

"Maaf Nando.. Gue bukan ga percaya lo.  Tapi... Tak pernah ada pria yang begitu mengenal gue langsung bersikap kayak lo ini.. Apalagi lo ini udah cakep tajir pula! Lo bisa dapetin cewek yang lebih dari gue. Kenapa lo mau ma gue? " tanya gue bingung.

Nando mengelus rambut gue lembut..

"Karena aku maunya sama kamu saja.  Tak bolehkah?  Sebenarnya aku sudah pernah melihatmu sebelum ini Sayang.. "

Hah?!!! Gue mengangkat pala gue dan menatapnya intens.

"Kapan?  Kok gue ga inget pernah ngeliat lo... " tukas gue sambil berusaha nginget-nginget.

"Sudah lama banget.  Mungkin kau sudah melupakannya.  Atau bagimu peristiwa itu tak berkesan... "Sahut Nando dengan nada kecewa.

"Maaf Nando.  Ingetan gue emang lemah... "

Nando tersenyum lembut.
"Tak apa.  Yang penting kau tak meragukan kesungguhan cintaku padamu Olga.. "

"CINTAAA?!!!!  Kamu bilang cinta?  Jangan bilang kau sudah cinta padaku sejak lama?!"

"Kau cinta pertamaku dan satu-satunya. Kau pikir aku menikahimu kalau tak mencintaimu Sayang?"

Tolong bangunin gue!  Keknya gue lagi mimpi indah... Semua ini terlalu sempurna!

"Please cubit gue Nando... Gue lagi bermimpi kan?" gumam gue kek orang begok.

Boro-boro mencubit,  Nando malah mencium bibir gue mesra.  Dan gue kembali melayang-layang dibuatnya... Ciumannya menbuat gue terbuai,  apalagi saat dia melumat bibir gue lembut...

Namun makin lama ciumannya makin panas hingga bikin gue mendesah tanpa malu.

Tiba-tiba dia menghentikan ciumannya. 

"Kenapa berhenti?" protes gue sambil mendekat mo mencium bibir manisnya lagi..

Nando terkekeh riang .

"Nanti kita lanjut lebih panas lagi.  Sekarang kita harus pergi.  Helikopter kita udah menunggu."

"Pergi kemana?" tanya gue bingung. 
Lalu tatapan gue jatuh ke dua koper sedang yang tergeletak di dekat buffet TV.

Dia udah menyiapkan semuanya...

"Aku sebenarnya inginnya ke Paris. Tapi berhubung waktunya belum memungkinkan kau tak keberatan kan bila kita honeymoon di Bali?"

"Lo sengaja menyewa helikopter untuk membawa kita ke Bali?" tanya gue takjub.

"Bukan menyewa,  helikopter itu milikku pribadi, " Nando meralatnya.

Gue terperangah. Gue ga ngira suami kedua gue segitu kayanya! 

Tiba-tiba aja gue teringat Nathan yang kere yang masih gue topang hidupnya..

Gue tersenyum miris..  Mengapa mereka begitu beda?!  Satunya tajir luar biasa, lainnya kere abis!

Tapi... Ciuman keduanya bikin gue meleleh dan kecanduan!

Arghhhhh! Gue mungkin sinting.... Ini akibat kebanyakan ngarang cerita laknat triple XXX itu! 

Otak gue korslet!

Sampai kapan gue bisa mertahanin virgin gue kalo gini?!  Entahlah....

🙈

🙉

🙊

Hayo. Siapa yang mulai baper sama Nando?

Tambah bingung kan..  Sama deh..
Wkwkwk..
Hepi reading n vomment ya.

18. Perfect Husband(S) / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang