Telah terbit ebooknya. Dapatkan versi lengkap dan chapter tambahan hanya di Google play store.
#21 @ 03/08/18
#85 @08/07/18
#107 @24/06/18
#140 @ 21/06/18
#144@12/06/18
#146 @ 11/06/18
WANTED:
Perfect Husband!
Ganteng so pasti, tajir lebih bagus...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nath menghilang entah kemana..
Dia pergi tanpa meninggalkan pesan hingga bikin gue kelimpungan mencarinya. Bahkan gue gak keinget untuk hubungin Nando yang lagi perjalanan bisnis ke luar kota.
Gue dah kek orang gila mencari Nath kemana-mana. Tapi gak ada hasilnya!
Hapenya aja ditinggal di rumah. Jadi gue gak bisa hubungin dia.
Hingga malam hari saat gue balik ke rumah, gue masuk ke kamar Nath.
Pandangan gue tertuju ke ranjangnya yang masih terlihat bekas ditidurinnya. Gue jadi teringat kilasan peristiwa yang pernah gue alamin disana bersamanya.
"Ayolah beb, ini hari gue kan?" Saat itu dia bertanya sambil menarik tubuh gue ke ranjangnya.
"Ish, perasaan hari lo dah berakhir dua hari lalu. Sekarang gue milik Nando," gue cubit hidung bangir Nath dengan gemas.
Si tengil suka pura-pura lupa deh!Dasar raja modus!
Bibir Nath mencebik manja.
"Tapi mana orangnya hayo? Buktinya lo sama gue sekarang!"
"Kerja Nath! Ini jam kerja! Dan Nando itu bukan pengangguran kek lo! Inget dia yang ngidupin kita. Kalo dia mikir senang-senang aja, kita bisa makan batu!"
Meski gue sindir kek gitu, Nath mah cuek aja.
Dia tersenyum licik lalu berbalik hingga kini dia menindih gue.
"Itu sudah ditakdirkan Tuhan, Beb. Nando yang menyenangkan lo pake duitnya , gue menyenangkan lo pake..."
Dia tersenyum mesum sembari menggoyang timunnya di selangkangan gue.
Ohhh Nath emang nakal dan laknat! Tapi gue juga suka dinakalin dia sih..
Buktinya saat itu gue ngasih ijin pisangnya masuk milik gue meski hari itu bukan jatahnya Nath.
Lamunan gue itu bikin gue semakin merindukannya.
Nath, dimana lo? Napa lo pergi? Apa lo enggak tahu gue kangen setengah mati ama lo?!
Gue jadi ingat perkataan kejam yang gue lontarkan padanya sebelum Nath minggat.
Lo emang gilak ya Nath! Sekarang lo anggap gue kuda! Yang bener gue ini sapi perahan lo. Enak aja lo ngehambur-hamburin uang yang gue kasih ke elo!! Mestinya elo yang kasih nafkah ke gue. Tapi lo malah morotin duit gue! Brengsek lo Nath! Gue mana bisa kasian ama elo kalo tingkah lo kek pemabok jalanan gini! Mulai besok gue gak akan kasih jatah duit ke elo, Nath! Cari sendiri duit. Kerja yang bener!
