Setulus bulir air temaram biru,
Aku menunggu dimensi waktu bermertamorfosa di tapal batas siluet ungu
Perlahan rekah wajah kotaku di balik jingga merah berbalut semu,
memecah resonansi asmaraloka di kanvas luguAku lebur dalam fiktif memorabilia
Meniris kisah asap kereta dan peron tua
Menangkap bias transedensi jiwa yang terluka
Menyaksikan mentari menelisik memorial kota
Bahkan dermaga cinta sudah enggan membuka mataCanopus, Vega, Sirius enggan menyibak surya
Andromeda, Cygnus, Pegassus enggan berpijar
Ya, itu karena ulah tikus kantor yang semalam merajalelaMadiun, 13 Oktober 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
PUISIKU
PoetryUcap berucap kata Syahdu menjamu masa Bertajuk riang penuh makna Hidup di dunia Lisanku berbahasa Berbudaya Nan jua bersosialita Pada alam gempita Bijak Beranjak Tuk mimijak Keindahan hati bersajak Bertajuk filosofi padi Tinggi ilmu rendah diri Ku...