bagian 6

24 9 2
                                    

"Bukan cinta namanya jika tidak menghadirkan tawa diantara luka"

-----

Aku segera turun untuk menemui bi Lilis yang berada di dapur.

"Kemana nenek bi..?" Tanyaku ketika aku sudah berada di dapur dan melihat kondisi rumahku terasa damai, tidak ada aura negatif yang bersarang disini.

"Nyonya sudah pulang non"

"Pantesan nyaman banget rasanya.."

"Hush jangan bilang begitu non"

"Terus papa udah dateng?"

"Sudah, sekarang lagi dikamarnya"

"O gitu, ya udah bi. Aku tinggal ke atas dulu ya.."

"Iya non"

***

06.30
Pagi ini aku masih bermalas-malasan di kasur king size berbalut sprei doraemon kartun kesukaanku.

"Heii.. bangun woii.." suara kak Fachri terdengar jelas dari arah balkon sambil mengetuk pintu kaca kamarku...
Tunggu..... kak Fachri ngapain kesini??

Dengan cepat aku langsung beranjak dari kasur, dan berlari menuju kamar mandi yang terletak diujung kamarku. Aku membasuh muka ku dengan sabun, lalu menggosok gigi dan merapikan ikatan rambutku.

"Woii celyn.. bangun!!" Teriak kak Fachri.

"Iya kak... ada apa?" Jawabku sambil membuka pintu.

"Ya ampun.. lo masih pake ginian? Eh sekarang udah jam berapa woii lo baru bangun..??" ucapnya sambil melihat penampilanku yang saat ini sedang mengenakkan baju tidur lengan panjang berwarna abu-abu dengan celana panjang dan sandal hangat berwarna biru.

"Baru jam setengah tujuh kak, aku biasanya kalok pas hari libur gini bangunnya jam delapan.. hehehe"

"Gila...! Lo manusia apa kebo? Betah banget sama kasur?" ucapnya sambil tertawa.. Sejak tadi malam aku selalu melihat kak Fachri tertawa 3 kali lipat lebih lebar dari sebelumnya.

"Manusia lah kak, kalok kebo tidurnya bukan di kasur, tapi di tanah kayak lo.. hahaha" aku mulai berani melontarkan gurauan ke kak Fachri.

"Enak aja lo, cowok se-ganteng gue lo samain sama kebo.."

"Nah kakak juga, cewek se-cantik gue disamain sama kebo.." aku mengikuti ucapannya.

"Kalok lo kan emang mirip, sebelas duabelas gitu.. hahaha"

"Terserah lo deh kak.." aku mengrucutkan bibirku, ku lihat kak Fachri terkekeh melihat tingkahku.

"Eh..gue mau ajakin lo jalan-jalan sekalian olahraga biar lo gak ngebo.."

'what... dedek mau di ajakin jalan-jalan? Mungkin ini jawaban dari mimpi gue tadi malem.. wkwkw'

O iya, tadi malam aku mimpi berada di sebuah taman sendirian, terus ada lelaki dengan penampilan bak seorang raja mengenakkan pakaian mewah dan mahkota yang menghiasi kepalanya, dia menunggangi seekor kuda dengan dikawal oleh banyak orang yang juga berpakaian seperti pengawal kerajaan. Dia mendekat ke arahku, ku pikir dia ingin menghampiriku, tapi ternyata.... cuman lewat! Karena dia salah satu peserta karnaval, jadi harus mengikuti pawai mengelilingi jalan raya... *resek banget kan tuh mimpi :")

"Kemana kak?"

"Kemana ya.. gue juga bingung sih. Em.. gimana kalok keliling kompleks, kan gue masih baru nih, dan belom kenal daerah sini.."

'Ke kutub utara juga bakalan gue temenin kok bang :")'

"Iya kak, gue mandi dulu ya.."

"Iya jangan lama-lama ya..."

"Siap bos... 10 menit juga udah selesai.."

"Gue tunggu di rumah ya.."

"Oke kak..."

Setelah kak Fachri melompati pagar pembatas, aku segera menuju kamar mandi dan bersiap dengan baju sweater dan celana treaning serba abu-abu, rambutku yang sebahu, aku ikat rapi.

Janjinya sih cuman 10 menit, tapi ini malah hampir setengah jam kak Fachri nungguin aku diteras rumahnya.

"Sorry kak gue telat.."

"Iya gak papa, gue tau kok cewek dandannya lama.." aku hanya nyengir mendengar ucapannya.

Aku dan kak Fachri mulai berkeliling kompleks sambil berlari kecil.

"Cel, gue boleh minta nomer hp lo gak?" Ucap kak Fachri seraya mensejajarkan posisiku.

"Ya boleh lah kak.. kan kita udah temenan"

'Meskipun gue pengennya lebih dari temen'

"Oke nih lo tulis nomernya" dia memberikan iphone 7 miliknya.

"Sudah kak.."
~
"Istirahat dulu yuk kak" aku menyuruhnya berhenti di taman kompleks yang berada di blok I. Rumahku dan kak Fachri berada di blok A jadi jaraknya lumayan jauh dari blok I.

"Oke, lo tunggu aja disitu. Gue beli minum dulu"

Aku bener-bener gak nyangka kalau kak Fachri, cowok terdingin dan terkaku yang selama ini aku kagumi ternyata memiliki sisi baik juga, bahkan dia sangat jauh berbeda dari kak Fachri yang selama ini aku kenal.

"Ini minum buat lo"

"Thanks kak.."

"Lo itu orangnya jail ya.." ucapnya yang berhasil membuatku tersedak, karena saat ini aku sedang meneguk minuman yang baru dibelikannya.

"Hahaha... enggak juga sih kak"

"Gue sering ngeliat lo lari-lari, dan selalu dibelakang lo ada guru yang lagi marah-marah sambil teriakin nama lo"

"Iya.. mereka itu salah satu fans berat gue, jadi setiap ngelihat gue bawak annya suka histeris..."

"Mereka histeris karena pengen makan lo, bukan fans berat lo.. hahahaha..."

"Bisa aja lo kak.. hahahaha"

"O iya, gue pernah lihat lo gantung sepatu bu Febri di pohon depan kelas lo.. jujur waktu itu gue ngeledekin lo, gue berfikiran kalok lo itu cewek kurang kerjaan. Hahaha tapi setelah gue pikir-pikir itu lucu juga..." dia kembali tertawa dengan senyum 3 kali lipatnya.

Yah, aku pernah menggangtung sepatu bu Febri di pohon. Waktu itu sedang diadakan ulangan harian mata pelajaran bu Febri. Seharusnya kalau sedang ulangan, guru itu mengawasi muridnya, tetapi bu Febri malah tidur dimeja sambil sepatunya dibiarkan berserakan dilantai. Sekilas pemikiran jail muncul melintasi pikiranku, aku mengambil sebelah sepatunya lalu menaruhnya di pohon yang berada di depan kelas sambil aku beri tulisan 'Awas Barang Keramat'. Memang ketika aku mengikat sepatu bu Febri, kak Fachri lewat dikoridor kelas. Tapi ekspresinya terlihat biasa saja, tidak melirikku sama sekali.

true loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang