bagian 10

5 5 0
                                    

09.30
"Teeet....teeet..." bunyi bel istirahat yang diunggu-tunggu Rika sejak tadi.

"Ke kantin yuk cel, sekalian tuh lo ceritain ke gue"

"Kepo banget sih lo rik.. hahaha"

"Ya iyalah kepo, secara gitu.. lo sekarang lagi deket sama cowok se-keren kak Fachri. Dia most wanted loh cel...."

"Biasa aja kali, gak usah lebay gitu.." ucapku sambil membereskan buku dan alat tulis di meja.

"Sorry soal kejadian kemaren" ucap Aldy secara tiba-tiba, sembari dia mengulur tangannya.

"Oke gak masalah" jawabku judes dan mengabaikan tangannya yang saat ini menggantung dihadapanku.

"Songong banget lo.." ucapnya sambil menggebrak mejaku.

"Maksud lo apa...!" Aku merasa tersinggung dengan kelakuannya, reflek aku beranjak dari tempat dudukku.

"Gue udah baik ya mau minta maaf sama lo, tapi sikap lo malah kayak gitu.."

"Terus gue harus apa.. yang salah kan lo kenapa jadi lo yang marah"

"Ck.. serah lo deh"

"Oke, lagian lo kalok minta maafnya gak ikhlas mending gak usah.." aku melangkah keluar kelas dan diikuti Rika yang terlihat bingung melihat pertengkaranku dengan Aldy.

"Lo kenapa marah gitu sih sama Aldy?" Tanyanya.

"Gue laper, ntar aja ceritanya"

"Buk pesen yang kayak biasanya ya" ucapku saat sudah berada dikantin.

"Cel.. katanya lo mau ceritain ke gue.. ini udah jam istirahat loh" ucap Rika.

Saat ini aku dan Rika sedang duduk dikantin Bu Ida yang terkenal dengan mie goreng paling enak dan tiada duanya. Karena Aku dan Rika paling suka nongkrong disini ketika jam istirahat, jadi bu ida sangat hafal dengan pesananku, aku dan Rika termasuk salah satu pelanggan setianya bu ida.

"Jadi gini rik.. waktu pulang sekolah kemaren gue disuruh bokap nganter kue ke rumah sebelah yang udah lama kosong ituloh.. itu sekarang sudah ada yang nempatin."

"O yang gede, bagus, dan mewah itu? Terus...!"

"Iya yang itu... nah pas gue ketok pintunya, eh malah yang buka itu kak Fachri. Kaget banget gue, terus waktu malemnya kan gue habis dimarahin nenek, gue nangis di balkon. Kak Fachri tiba-tiba aja udah duduk disebelah gue, sejak saat itu gue jadi akrab sama kak Fachri" jelasku yang di sertai anggukan Rika.

"Kok bisa..?"

"Iya, kan balkon rumah gue sama rumah kak Fachri deket banget, jadi dia tinggal lompat aja buat nyampek ke balkon gue"

"Aduh... seneng baget ya rumah nya sebelahan sama cogan, gak kayak gue.. tetangga sebelah gue itu, udah tua, sukanya marah-marah cuman karena masalah sepeleh. Anak nya juga udah pada punya anak, gak ada beruntungnya gue.." ucap Rika sambil memukul meja kantin.

"Bersyukur masih ada orang yang mau jadi tetangga lo"

"Ih.. Seharusnya yang bersyukur itu tetangga gue, bersyukur tuh gue masih mau jadi tetangganya, kalok gue gak mau, udah dari dulu gue tinggal tuh ke korea, ke rumah akang song jong ki" tangannya kini menunjuk-nunjuk udara, dia mulai berhayal tentang pernikahannya dengan aktor korea yang memerani serial film descandents of the sun.

"Mulai deh... ngayal mulu neng, ati-ati ketinggian.. dasar fans alay"

"Eh.. eh.. terus lo kok bisa kenal sama si anak baru itu? Aduh... menang banyak ya lo" Tanyanya antusias.

"Iya itu, kemaren gue kan jogging sama kak Fachri, terus si anak baru itu tiba-tiba aja nabrak gue dari belakang, waktu kak Fachri nyuruh dia buat minta maaf, dianya malah nyolot dan nantangin kak Fachri. Terus kak Fachri sempet emosi, jadi hampir berantem gitu.."

"Terus.. terus.. berantem beneran?"

"Ya.. aku tarik aja kak Fachri, terus aku ajak duduk ditaman komplek"

"Emang keliatan agak songong juga sih tu orang"

"Bener banget.."

"Eneng ini mie nya..." ucap bu Ida sambil memberikan dua mangkok mie dan dua gelas es jeruk.

"Makasih bu Ida"

"Iya neng"

Bu Ida kembali ke tempat nya, aku memakan mie itu sambil melanjutkan perbincanganku dengan Rika.

"Eh tapi kok tiba-tiba kak Fachri bisa secepet itu ya akrab sama lo, padahal kan dia orangnya cuek abiss cel.."

"Itu yang bikin gue heran rik, dia ternyata gak seperti yang selama ini gue pikirkan. Dia itu gak kaku loh, bahkan semenjak kejadian di balkon, itu gue sering banget liat dia senyum tiga kali lipat dari sebelumnya"

"Hah... serius lo!! Dia gak kasi senyum sepuluh centi ke lo? Jangan-jangan itu karena dia naksir lagi sama lo"

"Gak mungkin cel, dia gak mudah suka sama cewek"

"Maksud lo?"

"Iya, dia gak gampang buat jatuh cinta"

"Oh gue kira dia suka sesama jenis.."

"Ish.. bodoh, bukan itu.."

"Iya-iya sorry"

Hai....
Jangan lupa vote, comment nya yaa... 💕❤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 05, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

true loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang