bagian 2

21 9 2
                                    

Pagi ini papa berpenampilan rapi layaknya seorang bos besar yang ingin menghadiri acara penting.

"Mau kemana pa kok tumben rapi?" Tanyaku sambil duduk di meja makan yang sudah penuh dengan makanan.

"Papa mau ke sekolah kamu lah.." jawab papa dengan wajah datarnya.

Aku yang saat itu sedang meneguk segelas susu malah terbatuk ketika mendengar ucapan papa.

"Loh kok ke sekolah ku? Ada apa pa? Rapotan kan masih lama"

"Jangan pura-pura lupa dengan pembicaraan kita kemaren sayang"

"Yang mana pa?" Aku berlagak lupa tentang kejadian waktu papa ditelfon guru Bp.

"Sudahlah habiskan sarapan kamu, papa tunggu di mobil" dengan wajah yang masih datar, papa langsung berdiri meninggalkan anaknya yang masih memegang selembar roti.

'aduh papa marah gak ya sama gue' batinku.

Dengan langkah kura-kura, aku berjalan menuju halaman untuk menyusul papa.

"Cepat Celyn, papa gak mau kamu kena poin lagi gara-gara kamu terlambat" ucap papa dari dalam mobil.

"Iya pa" saat ini aku mempercepat langkahku.

Selama perjalanan terasa hening, papa hanya fokus dengan jalanan. Sedangkan aku bingung dengan pikiranku sendiri.

"Pa..." aku mencoba memecah keheningan ketika papa memarkirkan mobil di parkiran sekolah.

"Apa?"

"Papa marah sama Celyn?" Tanyaku dengan wajah memelas dan tertunduk.

"Celyn... kamu lihat papa sayang..!" Ucap papa dengan tatapan sendu.

"Iya pa" aku mendongakkan wajahku.

"Umur kamu sekarang sudah 16 tahun, kamu sudah besar sayang.. dan kamu tahu kan..." papa menggantungkan ucapannya, sesaat kulihat ia mengusap lembut wajahnya yang ditumbuhi kumis tipis.

Melihat itu aku jadi merasa kalau saat ini papa sedang bersedih, apa papa sedih gara-gara aku? Aku jadi merasa bersalah.

"Ehem..." papa berdehem meredahkan suasana hatinya.

"Celyn, kamu tahu kan papa berusaha untuk membahagiakan kamu" aku hanya mengangguk.

"Selama ini papa tidak pernah meminta aneh-aneh sama kamu, dan kamu tidak pernah bertanya apa yang papa minta" nada suara papa sangat lembut, membuat aku semakin merasa bersalah karena sudah membuat orantua satu-satunya yang ku punya merasa bersedih.

"Saat ini papa hanya minta sama kamu, papa ingin sekali punya anak yang baik, penurut, dan bisa membanggakan papa. Apa kamu bisa menjadi yang seperti papa mau..?"

Aku diam, cairan bening mulai menetes di pipi papa. Fiks, papa nangis... Ya Tuhan apa yang sudah aku lakukan..?!

"Pa... papa kenapa kok nangis?" Aku mulai memeluk papa dari arah tempat dudukku.

"Tidak sayang, papa enggak nangis"

"Enggak, papa bohong"

"Celyn, papa merasa kangen mama setiap melihat kamu. Kamu sangat mirip sama mama, tapi asal kamu tahu sayang... mama kamu itu wanita yang anggun, jauh berbeda dengan kamu yang tomboy, sering buat masalah disekolah"

"Pa... Celyn janji akan berubah seperti yang papa inginkan.."

"Iya sayang papa percaya sebenarnya kamu ini anak yang baik"

Papa memeluk ku sangat erat, terlihat jelas raut kesedihan di mukanya yang sok tegar didepanku.

"Ya sudah sekarang kamu masuk ke kelas, papa ada urusan sama guru Bp"

"Iya pa" aku mencium punggung tangan papa dan segera turun dari mobil.

Fikiranku saat ini sedang tidak karuan, aku berjalan setengah melamun, tiba-tiba....

"Brukk....aw...!!!" seseorang dari arah berlawanan menabrak tubuhku sampai terjatuh.

"Eh.. sorry gue gak sengaja, lo gak papa kan" ucapnya sambil mengulurkan tangannya ke arahku.

Aku meraih tangannya dan berdiri.. sebenarnya aku bisa sih berdiri sendiri tanpa dibantu, tapi yah... kapan lagi pegangan sama si doi hehehe...

"Eh... anu.. I... iya kak gue gak papa kok" jawabku gugup.

Bagaimana tidak gugup, seseorang yang menabrak ku adalah kak Fachri, senior yang aku kagumi selama ini.

"Sekali lagi sorry ya" dia mengulas senyum sepuluh centi yang pasti membuat para fans nya terkekeh saat mereka diposisiku.

"Iya kak, ya udah gue permisi dulu ya" aku mempercepat langkahku karena tidak ingin terlihat bodoh dihapadan si doi.

Sesampainya dikelas tepat pada bel masuk, aku sibuk dengan pikiranku sendiri. Rasanya sedih karena ucapan papa, dan seneng karena pagi-pagi sudah pegangan tangan sama si doi.

"Celyn...kamu kenapa?" Tanya bu Ika yang membubarkan lamunanku.

"Eh... enggak papa bu"

"Ya sudah sekarang fokus pelajaran ya"

"I..iya bu"

Bagaimana kelanjutannya??
Tetep pantengin wattpad aku yaa 😄😂
Jangan lupa vote comment nya :) 😍😊

true loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang