Part [9]

4.2K 577 33
                                    

Melihat ketegangan di wajah Mila, Kevin tertawa.

Mila mengerutkan dahinya.

"Kau sangat menggemaskan, Mila" Kevin mengecup pipi Mila gemas. "Aku titip, Reya" Ucapnya kemudian.

Mila mengerjap-ngerjapkan matanya. Merasa bingung. Hingga tanpa sadar kini ia hanya sendiri di ruang tengah.

Kevin baru saja pergi. Ponselnya juga sudah kembali ada ditangannya.

Well. Lagi-lagi Mila terlihat seperti idiot!

"Ya Tuhan ada apa denganku?"

Kedua tangannya saling meremas.

Mila merasakan detak jantungnya menggila.

Ada perasaan asing yang membuatnya tidak nyaman.

Mila juga tidak mengerti, kenapa tadi ia merasa cemas sekaligus takut saat ponselnya berpindah tangan ke tangan Kevin. Padahal yang mengirim pesan juga bukan David. Jadi untuk apa ia takut?

Itu hanya pesan dari operator.

Demi kecantikannya, Mila semakin tidak mengerti dengan dirinya. Seharusnya ia tidak perlu merasa cemas dan takut tadi.

"Sepertinya aku mulai tidak waras"

Mila mengusap frustasi wajahnya sambil beranjak dari duduknya dan berjalan memasuki kamar.

Kamar yang di dalamnya ada Reya.

Sedetik Mila terdiam mengamati Reya, sebelum akhirnya ia berjalan mendekat. Duduk di tepi tempat tidur dan menghela nafas berat.

"Ternyata kau sangat cantik" Tangan Mila terulur membelai rambut Reya yang terasa halus di tangannya.

Reya memiliki rambut sedikit pirang di bagian depan. Sangat indah. Rambutnya panjang dan lurus. Kulitnya yang seputih susu membuat wajah Reya terlihat bersinar.

Mila iri melihatnya.

Reya terlihat hangat sedangkan dirinya terlihat dingin dengan wajah juteknya.

"Terima kasih" Reya membuka matanya dan Mila refleks menarik tangannya.

"Kau bangun?" Tanya Mila salah tingkah.

Reya terkikik geli seperti anak kecil. Polos namun terlihat sangat menyebalkan, dimata Mila tentunya.

"Seperti yang Kak Mila lihat" Reya duduk bersila di samping Mila. "Apa Kak Kevin sudah pergi?"

Mila mengangguk. Jujur saja ia tidak terbiasa menghadapi gadis super manja seperti Reya.

"Apa kau sedih?"

"Tidak. Kenapa Kak Mila berpikir seperti itu?"

"Kau tidak memanggilku Kakak cantik lagi?"

"Jadi Kak Mila ingin dipanggil Kakak cantik?" Reya mengedipkan sebelah matanya menggoda Mila.

"Bukan begitu!"

"Oh ya? Lalu?"

"Ternyata kau sangat menyebalkan!"

"Benarkah?" Reya menepuk-nepuk pipinya sambil tersenyum. "Wow... Itu terdengar...tidak menyenangkan" Ucapnya kemudian mengerucutkan bibirnya sebal.

Mila sampai ternganga dibuatnya.

"Selain menyebalkan, kau juga aneh!" Komentar Mila.

Reya terkekeh geli. Gadis itu tiba-tiba memeluk Mila.

Mila menegang kaku. Merasa terkejut. Ingin mendorong Reya tapi tubuhnya justru melakukan sebaliknya. Ia membiarkannya.

Membiarkan Reya memeluknya. Dan entah kenapa ia merasa sedikit menyukai Reya.

KEMILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang