Drrrrrrrrtttt Drrrrrrrrttt
Satu pesan lagi masuk ke dalam ponsel Mila.
David : Jangan banyak berpikir Mila. Sekarang! Okay? Michelle sudah menunggumu. Dan kau sangat tahu, sekarang kau harus pergi kemana.
Mila menghela nafas. Tentu ia tahu. Michelle pasti sudah meninggalkan apartemen dan menunggunya di suatu tempat.
Tempat yang hanya diketahui oleh dirinya, Michelle dan David tentunya.
Tapi bagaimana caranya ia pergi sekarang? Gila saja, di jam segini, Kevin pasti akan melarangnya pergi.
"Oh ayolah jangan membuang waktu dan mencari alasan hanya untuk tinggal lebih lama disini, Mila!!!"
Kembali menghela nafas, Mila pun keluar dari kamar mandi.
Kevin menatap Mila tajam. Namun walau begitu bibirnya mengulas senyum. Senyum yang membuat Mila merasakan ada yang salah dengan mata, jantung dan seluruh tubuhnya.
Itu hanya senyum, tapi kenapa... Ah astaga Mila lemas seketika.
"Tadi aku hanya bercanda, kenapa kau menanggapinya dengan serius?" Kevin beranjak dari duduknya dan menghampiri Mila.
Kedua tangannya meraih pipi Mila, menangkupnya lembut sebelum akhirnya Kevin menyatukan dahinya dengan dahi Mila.
Hembusan nafasnya yang hangat dan lembut, membelai wajah Mila. Membuat Mila meremang. Perutnya terasa tergelitik. Dan Mila merasakan suhu tubuhnya meningkat. Rasa panas mengumpul dipipinya.
"Apa kau marah, heum?" Bisik Kevin tepat di depan bibir Mila. Hidung mancungnya menggesek manja hidung Mila, menggodanya.
Mila semakin lemas.
Sebelumnya ia tidak pernah merasakan perasaan seaneh ini. Dan sebelumnya ia tidak pernah merasakan perasaan terikat dengan seorang pria.
Ini sudah diluar batas. Mila tidak ingin terbuai. Ia ingin mendorong Kevin. Tapi kenapa tubuhnya tidak sejalan dengan otaknya?
"Bernafas Mila"
Shit! Mila mengumpat dalam hati dan menarik nafas dalam-dalam. Ini gila! Ia tidak mau kalah. Ia tidak boleh jatuh dalam pesona Kevin. Ini sudah berakhir dan ia harus pergi. Tapi tubuhnya. Oh God... Tubuhnya menginginkan Kevin.
"Kevin" Mila menatap dalam Kevin. Sementara Kevin menurunkan tangannya dan merengkuh pinggang Mila, menariknya mendekat hingga tidak ada jarak secelahpun diantara mereka.
"Apa heum?" Tanyanya lembut. Sama seperti Mila, Kevin pun menatap dalam Mila.
"Apa yang kau rasakan padaku?" Melawan perasaan asing yang semakin kuat menyelusup ke dalam hatinya. Mila memeluk erat pinggang Kevin.
Kevin lagi-lagi tersenyum. Senyum yang dimata Mila sangat mematikan. "Bagaimana denganmu?"
Mila memalingkan wajahnya tapi dengan cepat Kevin menarik dagu Mila agar kembali menatapnya.
"Kenapa menghindar?"
"Ini konyol, Kevin"
"Apanya yang konyol?"
Mila mundur satu langkah membuat jarak untuk dirinya dan Kevin. "Sudahlah lupakan!"
"Tidak. Hei dengarkan aku" Kevin meraih tangan Mila.
Mila menyentak tangan Kevin. Tapi sayangnya Kevin justru menggenggam erat tangannya.
"KEVIN!!"
"Tidak! Ayolah jangan seperti ini"
"Seperti apa maksudmu? Astaga kau benar-benar membuatku kesal!"
KAMU SEDANG MEMBACA
KEMILA
RomanceKevin dan Mila tidak pernah tahu kalau pada akhirnya sesuatu yang membuat mereka dekat berakhir dengan sesuatu yang mengikat mereka kedepannya.