Part [29]

4.4K 585 54
                                    

"Mom, apa Dad akan melupakan Mom dan juga Dennis?"

Dennis mengusap lembut foto Reya dan matanya menatap sendu foto Reya yang sedang tersenyum dengan sangat lebar, senyum yang dimata Dennis secerah mentari dan Dennis sangat menyukai senyum Mommynya walaupun Dennis sendiri tidak pernah melihatnya secara langsung.

"Dennis takut, Mom" Bisiknya lirih.

Matanya memerah dan berkaca-kaca, namun Dennis tidak meneteskan air matanya.

Sudah seminggu ini Dennis merasa perhatian Daddynya terbagi.

Daddynya boleh saja tidak mengatakan apapun, tapi Dennis merasakannya. Dan sungguh Dennis sangat tidak menyukainya.

Oh ayolah Dennis memang masih kecil tapi bocah tampan itu bukan berarti tidak peka dengan apa yang terjadi pada Kevin-Daddynya. Apalagi setelah acara makan malam bersama Kakek buyutnya, Daddynya semakin sibuk di luar rumah.

"Dennis nggak mau kehilangan, Dad. Mom."

Sam yang sejak tadi berdiri di depan pintu kamar Dennis yang terbuka, seketika menghela nafas berat.

Matanya terus mengawasi Dennis bahkan sejak tadi Sam sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari Dennis.

Perlahan kakinya melangkah menghampiri Dennis. Sungguh Sam tidak tega pada Dennis dan disaat seperti ini Dennis mengingatkannya pada Reya, wanita cantik yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri.

"Dennis" Panggi Sam.

Dennis menolehkan kepalanya dan tersenyum tipis pada Sam. "Sam" Sahut Dennis.

Jangan berpikir kalau Dennis si bocah tampan itu sama sekali tidak sopan pada Sam. Tidak sama sekali.

Sam itu singkatan dari Samchon dan itu bukan nama Sam. Yah, paling tidak itulah yang dikatakan Sam. Lebih tepatnya Sam tidak mau Dennis memanggilnya, Om, Paman dan teman-teman sejenisnya.

Padahal sudah jelas Samchon pun Sama saja, artinya kan Paman jadi apa bedanya coba? Tapi yang namanya Sam yang diam-diam mabok drakor, bisa saja ngelesnya hingga akhirnya Dennis pun memanggil Sam, dengan Sam dari Samchon yang Dennis singkat menjadi Sam seperti nama Sam sendiri.

Okay lupakan Sam!

"Ada apa Sam?" Tanya Dennis.

Bocah kecil itu memasukkan foto Reya ke dalam laci nakas sebelum akhirnya duduk di sofa panjang yang ada di kamarnya.

"Apa Sam tidak boleh kesini?" Bukannya menjawab Sam malah balik bertanya dan tentu saja itu membuat Dennis menatap aneh pada Sam.

"Sam ngintip ya?"

"Apa?"

"Ngintipin Dennis kan tadi?"

"Hei..."

"Ngaku deh Sam!!"

"Oh ya ampun"

"Iya kan Sam ngintipin Dennis?"

"Tidak"

"Yakin" Dennis menyipitkan matanya menatap tajam Sam.

Sam menghela nafas. "Kalau Sam bilang tidak ya tidak"

"Bohong dosa loh Sam"

"Astaga anak ini" Sam menggeram kesal. Ingin marah tapi tidak bisa. Lagipula siapa yang ngintip coba, ia bahkan terang-terangan berdiri di depan pintu kamar Dennis.

Memutar bola matanya malas Sam lalu duduk di samping Dennis dan tangannya terulur mengacak gemas rambut Dennis.

"Sam" Dennis mendengus kesal. Bocah tampan itu menepis kasar tangan Sam dari atas kepalanya.

KEMILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang