Saat ini aku sedang memasuki salah satu pesantren di kota Bandung. Aku pindahan dari salah satu pesantren yang berada di Jawa Tengah. Aku diantar oleh ayah, ibu, kak Ari, dan Aldo.
"Assalamualaikum" ucap abiku memberi salam pada salah satu rumah. Tak lama kemudia keluarlah seorang wanita paruh baya dari dalam rumah
"Waalaikumsalam" sautnya. "Eh Salma, masuk masuk mas Ali menunggu di dalam" lanjutnya, kami mengikutinya ke dalam.
Kami duduk setelah di persilahkan duduk "Ali aku menitipkan anak perempuanku dia bernama Andiny Sabiya Nasira Raesha panggil saja Biya itu yang dulu sering main bersama Rafi dan Alfa anakmu li. Sekarang aku titip dia untuk kau didik agamanya li." ucap ayah.
"Ini tante Afifah dan Om Ali. Kamu sekarang menjadi santri disini maka kamu memanggil mereka dengan Nyai Afifah dan Buya Ali." Ucap ibu sambil menunjuk ke arah mereka.
"Oh, ya kemana Rafi sepertinya aku tak melihat anakmu itu pasti dia sudah besar sekarang." Ucap ayah.
"Dia sekolah di Mesir mungkin besok ia akan pulang." Ucap buya Ali.
"Kalau begitu kami pamit Li, Fah, titip anak kami ya Li, Fah, Wassalamualaikum." Ucap ayah. Setelah bersalaman keluarga aku pun pergi.
"Mari nak ana antar kau ke kamarmu dan besok kau mulai mengikuti madrasah dan kegiatan lainnya." Kata Nyai Afifah kepadaku. Aku pun mengikutinya dan pamit pada Buya Ali.
Setelah berkeliling pondok aku pun di tunjukan kobongku. Ya tak jauh berbeda dengan kobongku sewaktu aku di Jawa.
"Assalamualaikum" ucap Nyai Afifah sambil mengetuk pintu. Tak lama kemudian keluarlah seseorang dari dalam kobong tersebut.
"Waalaikumsalam, Nyai ada apa ???" Ucapnya sambil mencium tangan Nyai.
"Begini Nis, ana membawa santriwati baru. Kebetulan dia sekamar denganmu. Tolong, kau ajak dia berkeliling dan memperkenalkan dia pada teman sekamarnya bisa !!!" Ucap Nyai.
"Bisa Nyai" ucapnya patuh.
"Biya, ini Nisa dia berbeda 1 angkatan denganmu dia disini sebagai ketua kobongmu. Nisa, ini Biya dia santriwati baru pindahan dari salah satu ponpres di Jawa" Ucap Nyai.
"Salam kenal" kataku padanya sambil tersenyum.
"Salam kenal juga untukmu, semoga kau betah disini." Ucap Teh Nisa Padaku.
"Baiklah Biya masuklah dan bereskan barang barangmu lalu istirahat saya akan pergi dulu, wassalamualaikum" ucap Nyai.
"Waalaikumsalam" ucapku dan Teh Nisa berbarengan. Sambil mencium tangan Nyai.
"Mari masuk Biya" Ucap Teh Nisa.
"Teman teman, kita dapat teman baru setelah icha pulang, perkenalkan dirimu akhwat"ucap Teh Nisa. Sekarang kami berdiri di depan teman teman baruku.
"Assalamualaikum semuanya, perkenalkan nama saya Andiny Sabiya Nasira Raesha. Semoga kita bisa berteman dengan baik" ucapku pada mereka.
"Waalaikumsalam" ucap mereka.
"Teman teman biar lebih akrab mari kita perkenalkan diri kita masing masing dimulai dariku ya. Namaku Denisa Nur Fauziah Azzahra, panggil saja aku dengan sebutan teh Nisa" Ucap Teh Nisa.
"Perkenalkan namaku Assyfa Putri Aura Zaskia, panggil saja aku dengan sebutan Kia" ucap Kia.
"Perkenalkan namaku Anandita Githa Syahla Salsabilla, panggil saja aku dengan sebutan Caca. Oh ya ana memiliki saudara kembar dia adalah Lia" ucap Caca. Hanya dia yang berkaca mata.
"Perkenalkan nama ana Delia Talita Zahra Salsabila, panggil ana dengan sebutan Lia. Ana kembaran Caca tapi kami kembar tak identik makanya kami berbeda." Ucap Lia.
"Perkenalkan nama ana Elvina Nur Azizah Mukhbitah, panggil saja ana dengan sebutan Vina" Ucap Vina.
" Perkenalkan nama ana Melly Fathiya Nur Latifah, panggil saya dengan sebutan Tiya" Ucap Tiya.
"Ukhti bolehkah ana bertanya padamu. Mengapa kau memakai niqab padahal tak ada pesantren yang menganjurkan atau menyuruhmu memakai niqab" ucap Lia.
"Ya, ukhti memang benar tak ada yang mengajurkan saya atau pun memaksa ana untuk memakai niqab. Ana memakai niqab untuk menutupi wajah ana dikarenakan takut akan gangguan setan dan syahwat kaum adam. Karena ana berpikir itu adalah suatu yang harus ana tutup dan ana buka hanya untuk mahrom ana nanti" ucapku.
"Ya ukhti, bila diizinkan bolehkah kamu membuka niqabmu saat sedang di kobong" Ucap Caca.
"Baiklah akan ana buka." Ucapku, sambil membuka niqabku.
"Ya, ukhti sungguh cantiknya dirimu." Ucap Vina padaku.
"Sudahlah sekarang kita istirahat" Ucap Teh Nisa.
Mereka pun ke kasur masing masing dan setelah membereskan barang barangku. Maka aku pun ke kasurku dan menyusul mereka untuk tidur.
Bersambung
Maaf hanya segini dulu nanti aku lanjut lagi maaf ya. Karena ini cerita pertama saya maaf.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Ditangan Allah
De Todokehidupan 7 akhwat cantik yang tinggal di salah satu pesantren di Bandung dan 7 ikhwan ganteng yang tinggal di pesantren yang sama. Apa yang akan terjadi dengan akhwat dan ikhwan tersebut ???? Maaf kalo saya memiliki kesalahan atau kesamaan dalam t...