JDA#7

299 6 2
                                    

#BIYA

Saat ini aku sedang belajar dengan ustadz Alfa di perpustakaan.

Kami tak hanya berdua kami pun ditemani Kia dan ustadz Shakiel. Karena Kia pun mengikuti lomba jurnal. Dan di ajarkan oleh ustadz Shakiel.

"Sekarang mungkin sekian dulu kita belajar esok kita sambung oh ya kamu sinmpan ini no hp ana bila ada yg di tanyakan anta hubungi no ini." Ucap ustadz Alfa.
"Baik ustadz ana undur diri." Ucapku pada ustadz Alfa.
"Anta tunggu dulu kasian Kia kita tidak boleh meninggalkan orang yang bukan muhrimnya berduaan." Ucap ustadz Alfa.
"Naam ustadz." Ucapku.

Keheningan melanda aku pun memberanikan bertanya.

"Ustadz boleh kah ana bertanya?" Ucapku padanya.
"Tanyakanlah ada apa?" Ucapku. "Mengapa ustadz mau mengajar di pesantren ini?" Tanyaku.
"Aku mengajar disini karena kewajibanku terhadap perintah abi. Aku ingin tahu kmu mengapa memakai khimar itu sedangkan teman temanmu tak memakai khimar?" Ucapnya.
"Aku memakai khimar karena aku ingin wajahku hanya dilihat oleh orang orang yang memang halal untuk melihatnya." Ucapku.

Kami pun melanjutkan obrolan hingga dan baruku tahu bahwa sebenarnya ustadz Alfa tak sedingin yang dibayangkan dan yang terlihat.

"Biya ayo kita ke asrama aku sudah selesai." Ucap Kia yang tiba tiba datang.
"Ah ya, ayo kami pamit ustadz assalamualaikum." Ucap kami serempak.

Kami pun pergi ke asrama.

"Biya ustadz Alfa bagaimana orangnya tadi ukhti dibimbing olehnyakan?" Ucap Kia tiba tiba.
"Ustadz Alfa baik dan tegas." Ucapku.
"Ah aku mengaguminya." Ucapnya.
"Sudahlah, ayo kita bergegas!"

Hari demi hari kami lalui  aku pun semakin dekat dengan ustadz Alfa. Aku sering menanyakan perihal lomba padanya dan tak terasa esok adalah saatnya aku dan Kia mengikuti lomba. Aku, ustadz Alfa, ustadz Shakiel, dan Kia.

"Semangat besok kalian akan berlomba, semoga dapat meraih juara dan mengharumkan pondok pesantren ini." Ucap ustadz Shakiel.
"Amin......" Ucap kami semua.
"Ya, sudah kalian istirahatlah untuk besok." Ucap ustadz Alfa.
"Kami pamit dulu ustadz, wassalamualaikum." Ucap kami berlalu pergi.
"Waalaikumsalam"ucap mereka.

Saat di perjalanan aku dan Kia mengobrol.

"Biya!" Seru Kia.
"Ya, ada apa ukhti?" Ucapku.
"Sepertinya aku menjadi semakin menyukai ustadz Alfa. Dia sungguh pintar dan baik walaupun sedikit bersifat dingin." Ucapnya.
"Mungkin ya ana tak terlalu memerhatikannya. Wahai ukhtiku yang cantik sungguh jagalah perasaanmu sungguh dia belum halal untukmu." Ucapku entah mengapa rasanya aku merasa sakit saat Kia mengatakannya.
"Na'am ukhti ana tau tapi perasaan ana tak bisa membohongi." Ucap Kia.

Tak terasa kita pun sampai di asrama.

"Assalamualaikum." Ucap kami sambil masuk ke dalam.
"Waalaikumsalam, kalian sudah pulang bagaimana bukan kah besok kalian akan lomba cepat lah istirahat. Semoga kalian menang ya." Ucap Vina memberi semangat.
"Naam ukhti." Ucapku dan Kia.

Kamipun beristirahat. Pada saat sepertiga malam aku bangun dan melaksanakan sholat malam. Aku membaca al-Quran sambil menangis entah mengapa ada perasaanku sedih dan kata kata Kia selalu mengiang dikepala.

'Sungguh maafkan ana ya Allah ana telah memiliki perasaan terhadap seseorang yang belum halal untuk hamba. Ya Allah aku hilangkan lah perasaan ini. Ini salah perasaan ini akan membuat sahabatku terluka sungguh aku tak menginginkannya.' Do'aku sambil menangis.

"Biya mengapa ukhti menangis?" Ucap Vina. Aku tersentak dan langsung menghapus air mataku.
"Tidak ukhti ana hanya merindukan keluarga ana." Ucapku berbohong.
"Benar ukhti tak apa apa?" Ucapnya. Sepertinya ia tak yakin dengan jawabanku.
"Na'am ukhti. Lebih baik kita siap siap sholat malam bersama di masjid dan membangunkan yang lain." Ucapku mengalihkan pembicaraan dan langsung membereskan al-Qur'an.

Setelah semua bangun kami pun menuju masjid dan melakukan sholat malam dan bertadarus sambil menunggu waktu subuh. Setelah sholat shubuh aku dan Kia bersiap untuk lomba.

Kami pergi kerumah buya.

"Assalamualaikum." Ucap kami berbarengan.
"Waalaikumsalam." Ucap ustadzah Afifah. Kami pun mencium tangan ustadzah.
"Oh kalian mari masuk! tunggu sebentar!" Ucapnya lalu berlalu.
"Eh kalian sudah datang semoga kalian mendapat juara." Ucap buya yang baru datang.
"Alfa, Shakiel, Umi! Mari bukankah kita akan mengantar mereka." Ucap buya.
" mari bi." Ucap mereka yang baru keluar dari kamar masing masing.
"Silahkan masuk mobil." Ucap ustadzah Afifah.

Akhirnya buya yang mengemudi disampingnya adalah ustadzah Afifah. Dan di tengah aku dan Kia. Dibelakang ustadz Alfa dan ustadz Shakiel.

"Alhamdulillah, akhirnya sampai. Kalian tunggu di pintu masuk abi akan memakirkan mobil. Alfa  dan Shakiel! Kalian daftar ulang." Ucap buya mengintrupsi.
"Baik abi/buya!" Ucap kami hampir berbarengan.

Setelah turun dari mobil kami pun berpencar. Aku ustadzah dan Kia menunggu di pintu masuk.

"Kami sudah mendaftar ini no urut kalian mohon dipakai." Ucap ustadz Shakiel.

Setelah Memberikan kami kartu nomor peserta. Aku mendapat urutan 4 dan Kia mendapaat urutan 6. Mereka pun pamit pada ustadzah.

"Segeralah keruangan lomba. Dan anta Biya ikuti ana!" Ucap ustadz Alfa dingin.
"Anta Kia ikuti ana!" Ucap ustadz Shakiel.
"Kalau begitu kami pamit ustadzah doakan kami." Ucapku sambil mencium tangan ustadzah.
"Semoga kalian menang ana akan menyusul dengan Buya nanti." Ucapnya sambil mengusap kerudung kami.
"Assalamualaikum." Ucap kami.

Kami pun berpencar aku pun menunggu giliran di temani ustadz Alfa.

"Ustadz ana merasa rendah mereka lebih baik dari ana." Ucapku jujur pada ustadz Alfa.
"Anta jangan rendah diri anta memiliki kelebihan jangan melihat hanya kekuranganmu." Ucapnya meyakinkanku.
"Tapi ustadz aku takut mengecewakan pondok dan buya serta ustadzah. Ustadz." Ucapku jujur.
"Kami tak akan kecewa. Anta telah berusaha dengan sungguh sungguh. Ana pun sudah mengajarkan apa yang ana bisa. Yakinlah anta pasti menang." Ucapnya.

Tiba tiba panggilan untukku masuk.

"Berjuanglah anta pasti bisa." Ucapnya.
"Ana masuk dulu ustadz Assalamualaikum." Ucapku sambil berlalu.
"Ana menunggumu disini." Ucapku.

"Bismillah." Aku pun masuk.

----------------Bersambung-----------------

Maaf kalian pasti nunggu lama ya maaf asli aku lagi sakit makanya aku udah lama gak update. Maaf!!!

Jodoh Ditangan Allah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang