JDA#9

374 10 6
                                    

Alfa pov

Setelah sampai di pondok Kia dan Biya pun pamit. Aku pun ijin ke kamar. Tak lama berselang datang Shakiel ke kamarku.

"Ada apa Shakiel?" Ucapku merasa heran ia masuk ke kamarku.
"Nggak bang ana hanya masih betah di pondok tak mau kembali ke kairo." Ucapnya sambil merebahkan diri di kasurku.
"Sebenarnya ana juga begitu tapi hanya bila Kia dan Biya menang kita izin dengan kuliah kita. Itu pun karena mengantar mereka untuk lomba setelahnya kita harus pulang ke Kairo kembali." Ucapku.
"Ana yakin mereka akan menang bang." Ucapnya.
"Kita ke kawan kawan yang lain yuk." Jawabku.
"Yuk, bang." Ucapnya berdiri.
Diluar kamar kami pun pamit
"Mi, bi. Kita ke asrama dulu ya. Assalamualaikum." Ucapkami berbarengan. Sambil mencium tangan abi dan umi.
"Waalaikumsalam." Ucap abi dan umi.

Kami pun ke asrama guru guru. "Assalamualaikum." Ucapku dan Shakiel masuk asrama.
"Waalaikumsalam, eh Fa, Kiel. Sudah mengantar lombanya? Bagaimana?" Ucap bang Azmi. "Sudah, pengumumannya 1 minggu lagi bang." Ucap Shakiel.
"Yang lain kemana bang?" Tanyaku. Karena di asrama hanya ada bang Azmi.
"Yang lain masih mengajar, Fa."jawabnya.
"Ana pergi ke fotocopy an dulu ya." Ucapku membawa sejumlah kertas yangku ambil dari lemari.
"Ya, bang/Fa" ucap Shakiel dan bang Azmi berbarengan.

Aku pun keluar dari asrama menuju tempat fotocopy.
Dijalan aku bertemu dengan Biya.

"Assalamualaikum, Biya." Ucapku.

Kulihat dia sedikit terkejut saat melihatku dia pun menundukan pandangannya.

"Waalaikumsalam, ustadz" ucapnya.
"Biya, kamu tetap belajar ya. Walaupun sudah lombanya jaga jaga untuk menang nanti kamu mewakili kota Bandung untuk lomba tingkat provinsi. Beritahu Kia juga ya!" Ucapku.
"Na'am, ustadz." Ucapnya masih tetap menundukan kepala.
"Besok istirahat sholat dzuhur  setelah melaksanakan sholat kita belajar tambahan seperti kemarin." Ucapku.
"Na'am, ustadz." Ucapnya.
"Ya, sudah. Ana pamit dulu. Assalamualaikum." Ucapku. "Waalaikumsalam, ustadz." Ucapnya.

Biya pov

Saat aku sedang berjalan sendirian menuju arah dapur tiba tiba

"Assalamualaikum, Biya." Ucap seseorang padaku.

Aku melihat ustadz Alfa sedang mendekat ke arahku. Aku sedikit kaget dengannya dan langsung menundukkan pandanganku.

"Waalaikumsalam, ustadz" ucapku.
"Biya, anta tetap belajar ya. Walaupun sudah lombanya jaga jaga untuk menang nanti anta mewakili kota Bandung untuk lomba tingkat provinsi. Beritahu Kia juga ya!" Ucapnya.
"Na'am, ustadz." Ucapku masih tetap menundukan kepala.
"Besok istirahat sholat dzuhur  setelah melaksanakan sholat kita belajar tambahan seperti kemarin." Ucapnya.
"Na'am, ustadz." Ucapku.
"Ya, sudah. Ana pamit dulu. Assalamualaikum." Ucapnya. "Waalaikumsalam, ustadz." Ucapku.

Saat diasrama aku pun berbicara pada Kia.

"Ukhti Kia. Tadi aku bertemu ustadz Alfa kita harus tetap belajar tambahan untuk jaga jaga menang karena bila menang akan mewakili kota Bandung ke tingkat provinsi." Ucapku.
"Wah. Enaknya ukhti berbicara dengan ustadz Alfa. Ana sungguh iri padamu." Ucapnya.
"Mengapa iri dia hanya memberiku informasi tidak membicarakan hal lain." Ucapku menjelaskan.
"Tetap saja kalian saling berbicarakan." Ucapnya.
"Terserah ukhti saja." Ycapku pada akhirnya.

Tiba tiba teh Nisa datang.

"Ukhti Biya ada yang mengunjungimu di rumah buya." Ucap teh Nisa.
"Ya, sudah ukhti ana pamit dulu. Assalamualaikum." Ucapku sambil berlalu keluar asrama. "Wassalamualaikum." Ucap mereka.

Normal pov

Dirumah buya Ali.

"Assalamualaikum." Ucap seseorang dari luar. "Waalaikumsalam.masuk dulu!" Ucap buya Ali.

Orang tua Biya datang berkunjung.

"Begini ana datang kemari karena ana ingin meminta izin untuk Biya. Untuk bulan depan izin selama seminggu. Li" Ucap Riki / ayah Biya pada buya Ali.
"Ada apa, ki?" Tanya buya Ali.
"Tak ada apa apa. Ana hanya ingin Biya mengikuti ujian masuk sma Kairo ujiannya bulan depan selama 3 hari." Ucap Riki.
"Oh ya tak apa apa. Tenang saja Ki. Ana izinkan dia." Ucap buya Ali. Tiba tiba datang lah biya.
"Assalamualaikum." Ucap biya sambil mencium tangan ayahnya.
"Biya, begini ayahmu ingin kamu ikut ujian masuk sma kairo bagaimana?" Ucap buya Ali. Membuat Biya kaget.
"Anta bisa meminta bantuan para ustadz dan ustadzah disini."
Ia pun menjawab
"Baik buya, ayah. Ana akan mengikuti ujian itu. Tapi ana ingin meminta sesuatu bolehkah?" Ucap Biya.
"Apa itu nak?" Ucap buya Ali.
"Ana ingin ini menjadi rahasia. Tolong jangan bilang pada siapapun." Ucapku.
"Tapi, bagaimana engkau akan belajar nak." Ucap Riki.
"Tak apa, Ki. Dia akan belajar di bawah pengajaranku langsung." Ucap buya Ali.
"Na'am, buya cukup ana, buya, dan keluarga ana saja yang tahu." Ucap Biya.
"Baiklah anta bisa datang setiap selesai tadarus bada isya. Datanglah kesini ana akan mengajarmu bersama umi. Sekarang anta boleh pergi ana ingin bicara dengan ayah mu." Ucap buya Ali.
"Baik buya. Buya, ayah, ana pergi dulu assalamualaikum." Ucap Biya.

Seteleh itu Biya pamit menangkupkan tangannya di dada pada buya dan mencium tangan ayahnya dan berlalu pergi.

"Waalaikumsalam." Ucap Riki dan buya bersamaan.

Biya pun pergi dari rumah buya Ali setelah berpamitan.

Bersambung

Maat telat update ya jangan lupa coment dan vote ya makasih 😊😊😊

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 07, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jodoh Ditangan Allah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang