"Kamu adalah sebuah kesalahan terindahku"
🌹
Seorang siswi rela berdesak-desakkan di depan papan pengumuman untuk melihat kelas yang akan dia tempati disekolah barunya setelah melaksanakan Mos selama tiga hari yang begitu melelahkan.
Jari mungil siswi tersebut menyusuri setiap daftar nama kelas X.
Maody Cordellia Wijaya.
"Kelas X Ipa 1" gumam Maody tersenyum senang setelah menemukan namanya.
Masuk jurusan Ipa adalah keinginannya. Maody suka dengan pelajaran yang berbau dengan hitungan.Maody berbalik badan dan akan segera pergi. Namun belum sempat ia berbalik dan melangkah, Maody menyadari sesuatu yang membuat Maody mengurungkan niatnya untuk pergi.
Matanya terpaku menatap daftar anak kelas X . Diantara banyak nama yang ia telusuri ternyata ada sebuah nama yang tak asing bagi Maody dan ikut masuk dalam jejeran kelasnya.
Mahesa Winata.
Dia adalah seseorang dari masalalu yang ingin Maody lupakan juga seseorang yang selalu Maody banggakan pun selalu Maody cintai.
Ada perasaan senang saat mengetahui bahwa dirinya berada dalam satu kelas yang sama dengan Mahesa. Lagi.
Namun, itu tak menutup kemungkinan terhadap kesakitan hatinya yang pernah Mahesa torehkan dan membekas di hati seorang Maody gadis manis nan cerdas.
Satu lagi. Maody satu kelas dengan sahabatnya yang sekarang sedang pergi ke kantin.
Maody segera keluar dengan menerobos kerumunan yang semakin padat memenuhi papan pengumuman. Napasnya semakin sulit karena makin banyak orang yang juga ingin tau dimana kelas yang akan mereka tempati.
"Permisi" ucap Maody yang saat ini posisinya terhimpit dua orang berbadan tinggi di sebelah kanan dan kirinya.
Maody berusaha menghalau beberapa orang yang menghalangi jalannya. Termasuk makhluk disampingnya.
"Huh, akhirnya bisa napas juga gue" gumam Maody setelah melewati kerumunan yang sesaat menyiksanya.
___Kata orang masalalu itu harus dilupain.
Masalalu itu sampah, basi dan tak perlu diingat. Terlebih jika masalalu itu sebuah kenangan yang menyakitkan.Tidak semua orang mudah melupakan masalalunya. Ada beberapa orang yang mungkin sulit dalam melupakan. Entah itu kebahagiaan ataupun kesakitan. Termasuk Maody yang selalu menyesali setiap waktu bersama sang masalalu. Namun, Maody pun rasanya ingin mengulang setiap kebahagiaan yang kini hanya menjadi kenangan yang tersimpan di sudut hati yang terdalam.
Maody duduk di kursi yang berada dipinggir lapangan basket. Ia menatap lapangan yang dipenuhi senior yang sedang latihan. Tatapan Maody kosong. Dia berfikir dan sibuk mengendalikan hatinya mengingat Mahesa satu kelas dengan dirinya. Apa yang akan terjadi kedepannya?
Kebanyakan orang bilang gak ada yang namanya mantan terindah. Karena kalaupun terindah berarti gak akan jadi mantan. Namun bagi seorang Maody, Mahesa adalah mantan terindahnya.
"Ngelamun mulu lo!" Nada menepuk pundak Maody pelan sedangkan tangan satunya menyodorkan sebuah minuman dingin.
"Kenapa lo?" Lanjut Nada setelah duduk dan menenggak minumannya.
Maody tersenyum dan menyambar minuman yang diberikan sahabatnya.
"Thank minumnya dan gue gak apa-apa". Jawab Maody yang langsung diangguki oleh Nada."Oh ya gue lupa. Lo dapet kelas apa?"
"X Ipa 1" jawab Maody singkat."Seriu lo!" Tanya Nada memastikan bahwa ia akan satu kelas lagi dengan Maody.
"Hmm" jawab Maody dengan bergumam. Ia sibuk mengayunkan kakinya sambil menatap sepatu snakers nya.
"Waah ternyata tuhan tak ingin memisahkan kita berdua ya?"
"Mungkin. Sampe bosen gue" cletuk Maody
"Apa lo bilang?" Timpal Nada dengan intonasi yang sedikit tinggi dari sebelumnya."Ya bosen aja gue, masa iya sih harus satu kelas lagi sama Burung Beo kaya lo ini. Smp dua tahun bareng. lah sekarang bareng lagi.Gimana gak bosen coba?" Cerocos Maody yang langsung dihadiahi tatapan tak suka dari sahabatnya.
"Mao sayang, coba deh lo ulang tadi lo ngomong apaan?" ucap Nada lembut namun diiringi dengan senyumnya yang mematikan.
"Budek lo! Gak ada pengulangan!"jawab Maody ketus. Tanpa merasa bersalah Maody bangkit dan pergi mengabaikan Nada yang sedaritadi menahan amarahnya.
"Woy jangan pergi lo!" Teriak Nada melihat Maody yang kini sudah hilang dari pandangannya. "Sahabat biadab lo emang" gerutu Nada kesal dan melempar botolnya asal.
Seorang cowok dengan perawakan tinggi dan berpenampilan rapih menghampiri tempat Nada berdiri.
"Lo yang buang ini botol sembarangan?"
Tanya cowok tersebut menunjukkan botol yang ada ditangannya.Nada menyipitkan matanya dan melihat seorang cowok yang ada didepannya.
Nada mengenal cowok tersebut, namun hanya sebatas wajah,nama dan ceritanya saja dari Maody. Dia Mahesa mantan kekasih sahabatnya. Melihat Mahesa sedekat ini membuat Nada teringat Maody yang menangisi cowok brengsek didepannya. Ingin sekali rasanya Nada menonjok mukanya yang sok ganteng untuk membayar kesakitan sahabatnya. Namun Nada sadar, saat ini dia berada dilingkungan sekolah dan tentunya ia tak ingin berurusan dengan BK terlebih lagi dia masih siswi baru di SMA Pancasila.
"Iya. Kenapa? Lo gak suka?" Jawab Nada dengan tatapan sinis.
"Pergi lo!" Usir Nada seenaknya.
"Bukannya minta maaf lo malah ngusir gue" jawab cowok tersebut tak kalah seru.
Nada mendetengkan kedua tangannya dan memasang wajah tak sukanya di depan cowok tersebut.
"Harus gitu gue minta maaf sama lo?"
"Harus! Asal lo tau, botol yang lo lempar kena kepala gue dan lo harus tanggung jawab!" jawab cowok tersebut dengan menekankan setiap kalimat yang diucapkannya.
"Cih, buat apa gue minta maaf sama cowok brengsek kaya lo yang tega nyakitin perasaan ceweknya sendiri dan berselingkuh dengan sahabatnya"
Cowok tersebut melongo tak mengerti dengan ucapan yang baru saja keluar dari mulut seorang cewek yang tak ia kenali.
"Benar begitu Mahesa Winata?" Lanjut Nada dengan suara yang terdengar lembut namun banyak penekanan didalamnya. Melihat Mahesa langsung membuat Nada ingin muntah.
"Lo kalo ngomong itu jangan asal! Dan darimana lo tau nama gue?"
"Gue ngomong fakta,Realita dan tanpa rekayasa"
"Cewek gila lo!" Kesal Mahesa dan berlalu pergi meninggalkan Nada dengan senyum kemenangan.
"Dasar cowok!" gerutu Nada dan pergi mencari Maody.
KAMU SEDANG MEMBACA
About you
Teen Fiction"Karenamu dan darimu aku paham bagaimana rasanyanya bahagia dan rasa sakit itu ada"