Maody membuka mata. Cahaya matahari yang masuk lewat celah-celah jendela uks membuatnya memejamkankan matanya kembali.
"Alhamdulillah" syukur Nada melihat kelopak mata Maody bergerak.
"Eeh ko merem lagi sih, bangun dong Mao gue khawatir nih sama lo" lanjut Nada khawatir.
Tuk
"Aw" jerit Nada. " lo ko pukul gue sih!" Sungut Nada dan melotot ke arah Nina.
"Lagian lo ngomel-ngomel terus. Brisik. Ini tuh uks bukan rumah lo!"
"yee, siapa bilang ini rumah gue"
Nina menghembuskan napasnya. Berdebat dengan seorang Nada tak akan ada ujungnya."brisik!" Lirih Maody namun suaranya terlihat sangat kesal.
"Syukurlah lo bangun dan gak jadi mati. Untung ada tuh curut"
Maody mengerutkan dahinya.
Benarkah dugaannya kalo Mahesa yang membawanya ke uks? pikir Maody.Ah gak mungkin. tepis Maody secepatnya.
"Maody, lo butuh apa?" Tawar Nina.
Maody tersenyum dan menggelengkan kepalanya menandakan ia tak butuh apa-apa."Eh gue keluar dulu deh yaa. gue lupa beliin Mao makanan. soalnya tadi gue panik " kata Nada dengan cengiran lebarnya.
"Gak usah Nad"
"Mao sayang, ini bukan buat lo! ini buat perut lo, dan lo, gak boleh nolak titik!" Ucap Nada begitu memaksa.
Baru saja Maody akan bicara, namun Nada menghentikannya.
"Udah diem. Gak usah ngomong!"
"Nin, lo jagain Mao bentar ya" pinta Nada.
"Gak perlu lo bilang juga gue bakal jagain"
Nada tersenyum dan langssung beranjak pergi.
Belum sampai keluar dari pintu Uks, tiba-tiba ada seorang cowok berkacamata berjalan membawa kantong plastik dan menyodorkannya ke depan Nada dengan sedikit memaksa. Mau tak mau Nada menerimanya. Setelah itu cowok tersebut langsung pergi begitu saja, tanpa mengucapkan sepatah katapun.Nada langsung membuka kantong plastik tersebut. Di dalamnya ada beberapa roti, coklat dan minuman.
Nada mengambil sebatang coklat yang terhias dengan pita berwarna biru. Disana tertulis to Maody.
Nada memutar balik badannya dan berjalan ke arah Maody dan Nina mengurungkan niatnya untuk membeli makanan.
Nina melihat Nada kembali dengan membawa kantong plastik berwarna hitam.
"Cepet amat lo. Kantin kan jauh"Nada menjinjing kantong plastik yang ia bawa dan meletakannya disamping ranjang Maody.
"Tadi ada yang ngasih" kata Nada memberitahu.
"Ha, siapa?" Tanya Nina penasaran dan dijawab Nada dengan mengangkat kedua bahunya.
"Orangnya bisu" lanjutnya.
"Lo ko bikin gue bingung aja sih"
"Orang tadi yang ngasih gak bilang apa-apa"
Maody sedari tadi memilih diam, ia hanya menyaksikan dua orang dihadapannya.
Nada mengeluarkan isi dalam kantong tersebut. Ada tiga buah roti, satu coklat dan dua buah minuman.
"Ini Mao lo isi dulu deh perut lo. Lo bawakan obatnya?"
Maody menggelengkan kepalanya.
"Udah tau sering drop gini, masih aja gak bawa obatnya" grutu
Nada yang disambut senyuman oleh Maody."Obat di Uks habis lagi!. Ini Uks apa bukan sih" rutuk Nada yang kesal karena Uks lagi - lagi ketika ia butuh obat, obat di Uks habis dan tidak ada lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
About you
Teen Fiction"Karenamu dan darimu aku paham bagaimana rasanyanya bahagia dan rasa sakit itu ada"