🌹Maody!! Teriak Nada berlarian ditengah-tengah lapangan menghampiri Maody yang sedang latihan memasukkan bola basket ke dalam ring untuk penilain olahraga minggu depan.
Maody ahli dalam segala bidang. Namun tidak dengan olahraga. Maody membenci pelajaran penjas.
"Yaah gak masuk lagi" keluh Maody yang gagal terus memasukkan bola basketnya kedalam ring.
"Aduhhh! apaan sih lo Nad" kesal Maody saat tangannya ditarik paksa oleh Nada.
Maody melempar bola basketnya asal dan tanpa sengaja mengenai cowok yang kini tengah mencari asal bola basket yang mengenai wajahnya.
Nada yang melihat kejadian tersebut langsung melepaskan tangan sahabatnya. "Kenapa sih lo!" Teriak Maody setelah tangannya terlepas."I..tu itu" tunjuk Nada seseoramg dibelakang Maody. "apaan sih lo! Kalo ngomong tuh yang jelas" bentak Maody kesal saat latihannya diganggu.
Nada bermaksud untuk menunjukkan bahwa saat Maody melempar bolanya ternyata mengenai seseorang dan Nada telat memberitahunya karena orang tersebut sudah berada di depan Maody dan dirinya."Eh cewek bego! Lo kalo gak bisa main basket gak usah main!" Bentak cowok berbadan tinggi bersama dua orang cowok disampingnya.
Nada menggigit jarinya ketakutan. Sedangkan Maody menatap cowok didepannya. Maody kaget dengan kedatangan seseorang yang membentaknya dan mengatai dirinya bego. Maody tak terima. Tentu saja, dia pintar bahkan sangat pintar. Berani sekali cowok didepannya ini mengatainya bego.
"Bacot lo harus disekolahin tuh!" Bentak Maody tak terima.
Cowok tersebut kaget karena baru kali ini dia di bentak oleh seorang cewek. Namun kekagetannya langsung ia sembunyikan. Dua orang sahabatnya menatap Maody kagum.
"Tangan lo yang harusnya lo sekolahin" tekan Cowok bername_tag Bara."Mao, lo jangan emosi! Saran Nada yang mengetahui Bara sang Most wanted di SMA Pancasila. Ketenarannya sudah menyebar dianak kelas X yang baru beberapa minggu menjalankan aktivitas belajarnya di sekolah. Ketampanannya yang memikat cewek manapun membuat Bara terkenal disetiap kalangan siswa dan siswi di SMA Pancasila. Namun rupanya tidak bagi sahabatnya Maody.
"Lo dateng tiba-tiba dan ngatain gue, maksud lo apa?" Maody menatap cowok yang membentaknya. dalam benak Maody dia bertanya-tanya,anak sekolah mana yang tampilannya kaya anak brandal gitu. Rambut di cat, pakai anting hitam satu, gelang karet berwarna hitam di tangan kananya. Maody heran, namun ia tak perlu memikirkan cowok yang sudah membentaknya.
Bara tersenyum sinis melihat cewek yang berani membentaknya. "Lo gak ngaca dan gak ngrasa bersalah banget ya, jelas-jelas lo yang salah!". Tunjuk Bara menatap cewek dihadapannya.
Rendra dan Boby sahabat Bara hanya diam menonton adegan yang menurut mereka sangat langkah melihat seorang Bara tersulut emosi karena seorang cewek. Dan itu adalah untuk pertama kalinya bagi seorang Bara.
"Ini bola basket yang lo lemparkan?" Tunjuk Bara memperlihatkan bola yang sedari tadi berada di tangan Boby.
"Trus??" Tanya Maody terdengar seperti menantang.
"Bara! Lo dipangil Pak Dodo. Teriak Rendy dari ambang pintu kelasnya.
Bara berdecak sebal saat mendengar nama guru Bk yang ia benci.
"Urusan kita belum selesai" tunjuk Bara di depan muka Maody dan berlalu pergi diikuti oleh Boby dan Rendra. ___
Brak!!
Pak Dodo memukul kayu rotan di depan mejanya. Bara yang kini sudah berhadalan dengan Pak Dodo biasa saja. Berbeda dengan murid lainnya yang akan ketakutan jika dipanggil oleh Pak Dodo. "Sudah berapa kali Bapak bilang ke kamu untuk tidak mewarnai rambut kamu itu dan tidak memakai akasesoris" bentak Pak Dodo sambil menatap Bara jengkel.
Pak Dodo berdiri, matanya ia arahkan penuh melihat ujung kepala sampai ujung kaki Bara. Kemudin Pak Dodo berjalan satu langkah dan menjewer telingan kanan Bara.
"Ini apa ini!" Bentak pak Dodo semakin emosi ketika melihat telinga kanan Bara.
"Anak kecil juga tahu kali pak, kalo itu anting" jawab Bara dengan sangat tenang tanpa ada rasa takut sedikitpun. Berhadapan dengan Pak Dodo sudah biasa untuk dirinya.
Pak Dodo melepaskan jewerannya. Guru yang ad a di kantor melihat kejadian tersebut hanya menggelengkan kepalanya. Semua itu sudah biasa terjadi diantara Pak Dodo dan Bara.
Sudah banyak poin yang Bara terima, bahkan ia pernah di skors karena telah memukul ketua Osis sampai masuk ke rumah sakit."Kamu Bapak hukum untuk membersihkan toilet wanita saat pulang sekolah!"
"Dan besok, jika kamu masih memakai anting, gelang dan warna rambut, kamu Bapak skors. Lagi!" Lanjut Pak Dodo mengakhiri dan berlalu pergi.Bara berdecak dan tersenyum sinis melihat kepergian Pak Dodo kemudian ia berlalu dan keluar dari ruang guru.
Bara pergi, dan itu bukan untuk masuk ke kelas mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung. Melainkan Ia pergi kebelakang sekolah, duduk dikursi memanjang dan menyulutkan rokoknya menciptakan kepulan asap.
Bara terkenal tampan dan ahli dalam bermain basket. Namun ia juga terkenal dengan sebutan bad boy oleh para cewek. Alasan Bara tak dikeluarkan dari sekolah, tentunya karena papahnya adalah donatur terbesar di SMA Pancasila dan Bara adalah satu-satunya siswa yang menangkan olimoiade geografi tingkat nasional. Bara pintar, namun kepintatannya tertutupi karena sikap dan kelakuannya yang terkihat buruk dimata oranglain. Tak ada yang tau bahwa Bara adalah anak donatur disekolah, terkecuali kepala sekolah dan pak Dodo. Maka dari itu, senakal apapun Bara disekolah, dia tidak akan dikeluarkan oleh pihak sekolah.
___
"Kenapa sih tuh cowok!" Kesal Maody saat sedang mengganti pakain olahraganya di toilet.
"Dari tadi lo manyun gitu, gerutu gak jelas. Kenapa lo?" Kata Nina teman sekelas Maody.
"Tadi pas jam olahraga selesai, guekan gak langung ganti baju tuh, gue latihan bentar. Pas Nada dateng trus narik gue, tiba-tiba ada cowok yang penampilannya kaya bukan anak sekolah gitu, dia bentak gue. Kan kesal!" Curhat Maody mengingat kejadian sebelumnya.
"Maksud lo bukan anak sekolah apa?"tanya Nina yang memang tak paham dengan penuturan dari Maody.
"Dia kaya brandalan! Penampilannya urakan. Gak rapih deh pokoknya. Kaya preman. Tapi gue gak takut". Jelas Maody sambil berjalan menuju kelasnya bersama Nina. Anak-anak yang lain mungkin sudah ada yang sampai di kelas dan ada yang masih ganti baju.Nada masih ditoilet, sepertinya dia mencret akibat terlalu banyak makan sambal saat tadi pas istirahat.
"Dia sekolah sini juga kan?"
"Sepertinya"
"Gue yakin, dari ciri-ciri yang lo sebutin barusan dia itu Bara." ucap Nina dengan yakin."Bara? Makhluk apaan tuh kaya gitu" kata Maody yang masih dipenuhi kesal yang sangat mendalam dengan cowok tersebut.
Sampai dikelas, mereka terus bercerita sambil menunggu Ibu Moni guru pelajaran fisika masuk.
"Issshh, masah sih lo gak tau Bara"
Maody menggeleng tak tahu."Dia itu salah satu most wanted di SMA Pancasilan" ucap Nina malu-malu.
"Dia ganteng banget. Sumpah! Kata Nina lagi bercerita tentang Bara yang ia ketahui."Tampilan brandal gitu lo bilang gantang?" tanya Maody seperti mencibir seorang Bara yang diceritakan Nina barusan.
Nina diam seolah dia berfikir. "Iya sih, Tapi tetep aja dia gantang pokoknya titik." Kata Nina memrtahankan opininya.
Mahesa berdiri di depan kelas memberitahuka tugas fisika yang baru saja disampaikan oleh guru piket karena Ibu Moni berhalangan hadir hari ini.
"teman-teman kalian kerjakan halaman lima sampai tujuh. Dikumpulkan!" Tegas Mahesa memberitahukan tugas fisika. Ini memang kewajibannya sebagai ketua kelas yang terpilih di kelas X Ipa1.
Kini, Maody sudah terbiasa dengan melihat Mahesa. Ia masih berusaha mengendalikan hatinya kepada Mahesa.Semua siswa langsung membuka buku paketnya dan mengerjakan tugas yang diperintahkan Mahesa barusan. nina kembali ke tempat duduk asalnya bersama Elsa.
Nada sudah kembali, dan ia terlihat sangat pucat.
"Kenapa lo?"
"Gue cape Mao, abis berjuang sendirian di toilet" jelas Nada mendapat kekehan dari Maody.
"Makannya jangan kebanyakan makan sambel. Mules kan lo".
Nada hanya mengangguk dan membuka buku paketnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
About you
Teen Fiction"Karenamu dan darimu aku paham bagaimana rasanyanya bahagia dan rasa sakit itu ada"