prolog

14.4K 400 2
                                    


"Hoamm"

Seorang gadis cantik baru terbangun dari tidur lelapnya, diliriknya jam diatas nakas yang menunjukan pukul 09.28. Dasar pemalas!

Ia terkekeh sebentar layaknya orang tak waras, saat megingat kejadian kemarin siang yang membuatnya di drop out dari sekolah lamanya.

Flashback on.

Siang itu saat jam istirahat, Felis sedang memakan makanannya dengan lahap, persetan dengan orang- orang yg menatapnya ngeri. Bagaimana tidak, makannya saja sudah seperti orang yang setahun belum makan.

"Alahh, persetan dengan orang-orang itu" batinnya.

Saat sedang enak-enaknya makan seseorang menggebrak mejanya hingga mie yg dimakannya tumpah. Itu membuat tawa Ellie menggema bersama antek-anteknya.

Fyi, Ellie adalah queen bee jadi-jadian di sekolah ini. Ia begitu iri pada Felis yang dianggapnya telah mampu menggeser posisi Ellie.

"Woii, apa-apaan lo setan! bisa gak sih lo berhenti gangguin gue?" teriak Felis jengah dengan sikapnya.

"Ehh anjing, lo emang pantes dapetin itu semua, cewek kegatelan kayak lo, gak perlu dibaikin" ucap Ellie masih dengan tawanya yang terdengar seperti kunti.percayalah, wajahnya saja belang-belang dengan rambut merah mencolok bak tante girang.
  
Tiba-tiba....

Byurrr

"Lo seharusnya ngaca bitch! Apa perlu gue beliin kaca? Segitu gak mampunya lo ampe gak bisa beli kaca? Duhh kasian" ucap Felis dengan wajah iba yg dibuat-buat.

Membuat wajah Ellie dengan rambutnya yg basah, karena disiram es teh itu, seketika memerah karena emosi dan malu.

Brakk

"Shhh" ringis Felis, pelipisnya luka karena terbentur ujung meja kaca kantin, Ellie mendorongnya sekuat tenaga. Penghuni kantin tak ada yg berani membantu.

Ellie tertawa menjengkelkan, Felis yg tak terima berusaha bangkit dari kubur ehh maksudnya bangkit dari  jatuhnya. Felis dengan brutal menonjok Ellie hingga tersungkur, tak  sampai disitu ia memelintir lengan Ellie, tak peduli gadis itu mengerang kesakitan sampai bunyi krekk...

"Upss, gue rasa tangan lo patah," ucap Felis dengan nada sinis lalu mendorong Ellie.

Antek-antek Ellie bahkan sudah kabur. Felis mendecih "Itu yang namanya temen? dasar lemah!"

"Ehh jangan pikir gue takut sama lo ya, gue bakal ba...argghhhh" Omongan Ellie terhenti saat Felis menginjak tangannya yg patah.

"Kalau lo beraninya cari masalah sama gue, gue gak segan buat bunuh lo, njing" ancam felis.

Ia bisa merasakan tatapan ngeri penghuni kantin padanya. Sampai sebuah suara menginstrupsi,

"FELISSS!!!!!!"

"sial, kena lagi gue" gumamnya.

 
Flashback off.

Yahh, karena guru bk menyebalkan itu ia di d.o dari sekolah. Bukan sekali duakali dia melakukannya tapi sudah terhitung 150 kali, sejak pelanggarannya dari kelas X.

"Padahalkan, kurang baik apa lagi coba gue, udah ngasih guru bk kerjaan supaya gak molor mulu, ehh malah tuh guru d.o gue. Anjayy" gumamnya lalu terkekeh sendiri.

Setelah itu lalu ia beranjak dari ranjangnya dan memasuki kamar mandi.

15 minutes later....

"Perfect" gumamnya saat melihat dirinya dicermin. Hotpans dengan tanktop dan kemeja, rambut dicepol asal, dan sendal gladiator yg tampak cantik di kaki jenjang nan putihnya.

Felicia pov.

Haii guys, kenalin nama gue Felicia Everleigh Topaz, gue anaknya yaa gitudeh, liat cerita gue aja deh supaya kalian tau. Gue punya kembaran beda 10 menit. Namanya Felix Emerald Topaz. Sekian dulu ye.

Gue melangkahkan kaki gue menuruni anak tangga, gue bisa melihat abang gue alias Felix makan sarapan dengan tenangnya dan papa gue dengan tatapan dinginnya. Kebetulan ini juga hari minggu sih.

Gue duduk didepannya, gue bisa ngerasain Felix natep gue gak suka, udah biasa mah. Papah gue natep gue dengan dingin. Kadang nyesek juga sih diginiin mulu, berasa gak dianggap gue. Hikss nyayat banget sumpah. Disela-sela makan gue, papah angkat bicara.

"Kamu di drop out lagi?"  Tanya papa-Ryan dengan nada dinginnya.

~as always~

Pertanyaan tiba-tiba itu membuat gue terpaku, gue menunduk, takut digampar atau ditendang keluar, yaa siapa tau aja sih.

Gue denger papa gue ngehela nafas panjang.

"Apa lagi yang kamu lakukan sampai kamu di d.o? Berhenti cari masalah!"

"Felis bakal berhenti, tapi cuma kalau papa mau perhatiin Felis, Felis lakuin itu karena Felis mau kasih sayang papa" ucap batin gue berteriak.

Tapi yaa hati tak selaras dengan ucapan.

"Iya pa." Sahut gue pelan akhirnya

"Iya iya, lo bilang iya tapi tetep dikeluarin, emang pembawa sial lo." Perkataaan sinis yang ngalahin cabey pengkolan itu emang udah  biasa gue rasakan.

Gue cuma nunduk, kalau kalian tanya apa gue sakit hati atau gak, jelas gue sakit hati, tapi gue mah pura-pura terbiasa. Biasanya langsung mendadak tuli. 

Papa menghela nafas kasar.
"Mulai besok, kamu sekolah di SunShine High School."  Putus papa final.

Fyi, gue beda sekolah sama Felix tuh gara-gara Felix gak mau satu sekolahan sama gue.

"Ckckckck, liat kan? Gara-gara lo, gue harus satu sekolah sama lo, gue benci banget sama lo, dasar pembawa sial!"
Felix berujar pedas lalu ninggalin gue sendiri, merasakan pedasnya ucapan Felix.

Gue lagi-lagi hanya bisa menghela nafas pasrah.

"Maafin gue bang"

****

Hayy reader, gimana? Apa kalian suka ceritanya? Kalau suka jangan lupa vommentnya yaaa...
Bye:):)

My Beautiful Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang