chapter 2

7K 287 5
                                    

Setelah urusan sama kepsek selesai, gue akhirnya tau, gue dapet ruang kelas XI ips 3.

Gue cuma disuruh ngikutin guru berbadan gempal yang lagi didepan gue ini karena kebetulan dia yang bakal ngajar hari ini sekaligus wali kelas gue.

Setelah sampai di depan pintu kelas XI IPS 3, gue disuruh nunggu sebentar dan gue hanya mengangguk.
Jadi anak baek sehari gak bakal bikin gue gila kan?

Author pov
Keadaan di ruang kelas XI IPS 3 sangat ribut tadinya, sebelum guru berbadan gempal bernama bu Arina itu masuk dengan wajah sangarnya yang minta dicakar.

"Ekhmn, perhatian, anak-anak kita kedatangan murid baru dari SMA CEMPAKA" ucap bu ArinI membuka suara disambut suara ricuh penghuni kelas itu.

"Bu anaknya cewek apa cowok?" tanya seorang cowok yang duduk di kursi nomor 2 dari belakang.

Steve.

Salah satu most wanted boy sma cahaya dengan tingkat badung diatas rata-rata.

"Kalau cewek, boleh tuh dijadiin istri masa depan gue" ucap seorang cowok lagi.

Davin.

Sahabat sekaligus chairmate steve yang juga seorang most wanted plus badboy. Tentu saja nakalnya gak kalah dari steve.

Celetukan Davin membuat penghuni satu kelas menyerukan tingkahnya, ditambah sebuah jitakan mendarat dikeningnya.

"Ehh, emang mau dia sama cowok player berotak sampah kek elo" ejek seseorang yang duduk di seberangnya.

Sontak membuat tawa menggema di seluruh kelas xi ips 3. Ya, itu felix. Kakak, atau lebih tepatnya kembaran beda 10 menit murid baru itu. Salah satu most wanted, yaa tingkat nakalnya gak setinggi steve atau davin lah yaa.

Sedangkan davin yang diejek hanya meyengir dengan tampang watadosnya yang minta dilempar sepatu itu.

Disisi lain, sahabat Steve, Felix, dan Davin, yaitu Kenn, sekaligus chairmate Felix hanya tersenyum samar melihat sahabat tengilnya itu. Si most wanted dengan sifat dingin, datar, kejam, dan tak punya hati bagi orang-orang yang tak mengenalnya.

"Sudah-sudah kalian ini, diam!!" ucap bu Arini menengahi. Mampu membuat mereka diam.

Tak lama bu Arini memanggil si murid baru itu.

Sementara disisi lain...

Felice pov.

"Hadehhh, bisa-bisa gue jamuran diem disini mulu, apa segitu lamanya? Sampe gue jadi jomblo karatan juga gak bakal dipanggil gue" dumel gue,sambil mendengus kesal.

Disela-sela dumelan gue, bu Arini tiba-tiba memanggil gue, meminta gue masuk.

Sepertinya Tuhan berpihak ke gue. Thanks God!

Dengan segera, gue masuk.

Author pov.

Gadis cantik berambut coklat keemasan panjang yang sedang dicepol itu, memasuki kelas dengan gaya coolnya. Membuat banyak pasang mata menuju kearahnya dengan pandangan kagum, memuja, iri, dan sinis. Semuanya tak dipedulikan olehnya.

Damn, that gorgeous cool angel!

"Silakan perkenalkan diri mu nak" ucap bu Arini. Gue mengangguk

"Heii guys, kenalin nama gue Felicia Everleigh T. Panggil aja gue Felis, gue di d.o dari sekolah lama gue, makanya gue dipindahin kesini, kalo kalian mau tau aja." ucapnya santai diakhiri senyum tipis yang membuat lesung pipi tercetak jelas di kedua pipinya yang berwarna pink merona itu.

Diam-diam, tanpa siapapun sadari seseorang menatapnya terkejut, hingga beberapa detik seakan memiliki rencana licik seseorang itu membuat senyum evil samar tercetak diwajah tampannya yang hanya bisa dilihat olehnya.

Pernyataan itu membuat mereka menatapnya takjub sekaligus ternganga. Tak percaya dengan pernyataan gadis cantik yang terkesan blak-blakan itu.

Seketika kelas ricuh oleh ocehan-ocehan unfaedah murid di kelasnya.

"Gila cewek gue tuh"

"Dih, apaan. Mana mau dia ama cowok buluk kek lo"

"Pacar gue tuh"

"Cantik banget"

"Masih cantikan gue"

"Cantikan dialah, lo mah pake tepung makanya cantik"

"Sumpah, nyebelin lo"

Ocehan tak berfaedah itu dihentikan oleh bu Arini yang jengah "DIAM!!!" teriaknya sambil menggebrak meja yang sungguh memekakan telinga
Membuat mereka diam seketika.

"Oke, nak Felis, sekarang kamu duduk sama..hmm itu" tunjuk bu arini pada seorang gadis nerd yang sedang menatap mereka dengan tampang oonnya.

Felis mengikuti arah telunjuk bu Arini, kemudian ia agak terkejut "hey, itukan orang yang bantuin gue nyari ruang kepsek itu" batin Felis.

Tapi kemudian pandangannya tak sengaja memgarah kepada seseorang yang kini menatap remeh, ia terpaku pada sosok kembaran 10 menitnya yang juga menatapnya sambil tersenyum...evil?

"Silakan duduk!" ucap bu Arini tegas membuyarkan lamunan Felis. Felis pun mengikuti perintahnya.

Felice pov

Gue dengan ragu berjalan kearah bangku paling belakang, tempat duduk cewek nerd yang ngebantuin gue cari ruang kepsek. Tadinya gue juga agak terkejut dia satu kelas ama gue, tapi yang buat gue lebih terkejut lagi, Felix, twin gue, juga satu kelas sama gue.

Disaat gue lagi bergulat ama pikiran gue, seseorang yang udah gue yakin sengaja melakukannya, menyandung kaki gue. Hampir gue jatuh, tetapi dia juga nahan tubuh gue yang akan nyungsep ke depan.

"Well, welcome to the hell, sweety"
Bisik felix pelan yang tentunya cuma gue yang denger dan langsung membuat bulu kuduk gue merinding.

Ohh God, mati gue.

Felix membantu gue memperbaiki posisi gue kemudian berujar dengan tampang datarnya.
"Makanya, hati-hati kalau jalan" ucapnya. Gue hanya menatapnya sebentar dan melanjutkan langkah gue. Kalau ada kata yang bisa menggambarkan sosok felix ke gue, cuma satu,

Licik.

Gue pun duduk disamping cewek nerd ini, tepat dibelakang Felix dan temennya yang tadi cuma natap gue dingin plus datar.

"Ahh sial banget gue, keknya Felix bakal nyiksa gue deh disini" batin gue ngeri memikirkan apa yang akan terjadi. Acara batin-batinan gue terhenti saat gadis disebelah gue memanggil gue.

"Haii, kita ketemu lagi, kenalin nama aku Evelyne porcha, panggil porcha aja" ucapnya riang sambil menyodorkan tangannya.

Gue menerima jabatan tangannya. "oke, Porcha, gue rasa lo udah tau nama gue, so, gue gak perlu ngenalin diri lagi" ucap gue tersenyum lalu melepas jabatan tangan gue dengannya.

Selanjutnya diisi dengan pelajaran sejarah yang membosankan yang dijelaskan bu Arini dengan berkoar-koar.

*****

Cerita gaje? Maaf masih pemula.












My Beautiful Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang