Chapter 41

5.3K 194 1
                                    

Bugh!

"Shit!"

Felix menatap tajam orang yang baru saja menonjoknya.

"Ken," lirih Felis.

Porcha tanpa banyak bicara langsung membuka ikatan tali tambang yang meliliti tubuh Felis.

Tetapi belum sempat ikatannya terlepas sempurna, tubuh Porcha seketika terlempar kearah pecahan kaca. Felix yang mendorongnya.

"PORCHA!" pekik Ken dan Felis bersamaan.

Bugh!

Ken kembali menghajar Felix.
"Sadar njing, apa yang lo lakuin Ke Felis?!" bentak Ken.

Felix terkekeh sinis, "Lo gak perlu ikut campur bangsat! Dia milik gue! Gue cinta sama dia!" teriak Felix.

Bugh!

Ken kembali menjatuhkan bogeman mentah untuk ketiga kalinya.

"Dia kembaran lo! Gak seharusnya lo mencintai dia njing!"

Felix tak mau kalah, ia menjatuhkan juga bogeman mentah disudut bibir Ken.

"Jangan ikut campur! Gue gak peduli!" Felix menatap Ken tajam penuh peringatan.

Ken tak tinggal diam, ia bangkit dan membalas pukulannya.

Baku hantam antara keduanya benar-benar tak terelakan.

Sementara mereka sedang saling memukul, Porcha dengan cepat melepas ikatan Felis. Ia rasanya ingin menangis melihat keadaan Felis yang terlihat mengerikan dengan darah segar mengotori wajahnya.

Dengan gerakan cepat, setelah terlepas Felis langsung memeluk Felix dari belakang. Berharap aksi baku hantam keduanya akan terhentikan.

"Berhenti, gue mohon berhenti" lirih Felis dengan nada sangat memohon.

"Felis, apa yang lo lakuin?! Dia udah gak waras Fel!" bentak Ken.

Felis tak mendengarnya, ia memeluk Felix semakin kencang, membuat Felix benar-benar tak bisa melanjutkan aksinya.

Felix menyentak tangan Felis kuat hingga pelukannya terlepas, ia mendorong Felis kesudut ruangan.

"Apapun yang terjadi, lo harus jadi milik gue Felis!" teriak Felix lantang.

Felis berusaha bangun dengan susah payah, keadaannya bahkan kini jauh lebih buruk. Air mata dan darah, benar-benar membuat wajah Felis terlihat begitu mengenaskan.

"Felix, gue sayang sama lo. Lo boleh lakuin apapun yang lo mau ke gue. Gue sayang lo lix, gue sayang lo" lirihnya. Nadanya bercampur isak tangis yang terdengar sangat memilukan.

Felix membeku ditempatnya. Ia tak menyangka, Felis akan mengorbankan dirinya.

"Apa yang lo lakuin ning, kita kesini buat bantuin lo!" bentak Porcha menatap Felis tak percaya.

Felis sama sekali tak peduli, ia menatap Felix dalam. Tatapan penuh luka dan kehampaan. Tatapan yang menyiratkan kekecewaan sekaligus kasih sayang yang besar.

"Jangan bertengkar lagi, gue mohon. Gue akan melakukan apa yang lo mau. Semuanya."

Dan seakan tak kuat, ia jatuh bertumpu ditempatnya. Menunduk dengan isakan yang berusaha ditahannya.

Ia menghapus cepat air matanya sebelum kembali menatap Felix penuh permohonan.

"Sekali aja. Tolong dengerin gue. Sekali aja, biarin gue menyelesaikan kebencian lo" mohonnya.

Dan saat itu juga, Felis menceritakan semuanya. Segalanya yang Ryan ceritakan padanya.

Flashback on.

My Beautiful Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang