Jungkook benar-benar mengagetkanku ketika dia tiba-tiba memelukku. Bahkan dia memaksa mengantarku pulang untuk menjelaskan semuanya. Padahal rasanya aku sudah tahu sejelas-jelasnya. Tentu saja awalnya aku menolak tapi dia mengatakan jika aku ikut dengannya, dia akan memberikan alasan sempurna atas kejadian barusan antara kami berdua pada Jimin dan Taehyung. Karna sangat tidak mungkin jika aku mengatakan bahwa aku bukanlah Ciara. Dan lagi jika begitu, aku tak akan tahu siapa penyebab Ciara bunuh diri. Aku harus kembali ke tubuhku.
Namun pada kenyataannya mobil Jungkook yang membawaku pergi dari rumah Taehyung tidak mengantarku ke depan pintu rumah Ciara. Sekarang kami malah berada di rumah Jungkook. Memaksaku masuk –atau lebih tepatnya memohon. Melihat wajah frustasinya dengan tatapan sendu itu sungguh membuatku tak tega. Pun aku tentu saja masuk ke dalam. Duduk manis di ruang tengah sambil dirinya mengambil jus di kulkas untuk disajikan padaku.
Setelah meletakan satu gelas kaca panjang berisi jus ke meja, Jungkook langsung mengambil tempat di sampingku. Sementara aku langsung meminumnya –meneguk dengan begitu cepat. Kepalaku sekarang rasanya ingin pecah. Terlalu banyak hal di luar ekspektasi. Mengejutkan. Pagi hari disodorkan otot-otot Jeon Jungkook saja belum bisa mengenyahkan keterkejutanku, namun sudah ditambah menyaksikan ciuman panasnya bersama Park Jimin.
"Noona... Aku dan Jimin hyung—"
"Aku mengerti Jungkook. Aku sudah mengerti semuanya sekarang. Sudah jelas. Tenang saja." ujarku memaksakan diri tersenyum. Tapi ketika aku mengatakan mengerti, itu bukan hanya tentag hipotesis dan kesimpulan atas semua ini, namun juga tentang hubungan mereka. Itu adalah hak mereka dan bukan sesuatu yang harus dikecam.
Jungkook membuang muka. Menghindari tatapanku sambil menghela napas sangat berat. "Apa yang noona mengerti?"
"Kau dan Jimin berpacaran.Tapi kalian belum coming out tentang ini. Sebagai pacar dari Taehyung, Ciara tentu tahu. Tapi dia malah menggunakan itu untuk mengancammu. Melecehkanmu. Maka dari itu kau bilang pada Jimin. Jadi aku mengerti mengapa Jimin sangat protektif padamu."
Jungkook tak mengatakan apapun. Tak membalas, membantah atau membenarkan. Bisa ku tebak dia malu tetapi juga mengakui hal itu. Sorot matanya benar-benar penuh kesedihan. Aku terdiam menatap mata doe itu dan merasakan hatiku terenyuh pilu. Membayangkan bagaimana tertekan dirinya selama ini terutama karna Ciara. Dengan begitu saja tanganku menyentuh pipinya dengan lembut. Mengusapnya sampai dia terkaget dan langsung menatapku dengan mata jernihnya itu.
"Dan aku juga mengerti tentang hubungan kalian. Itu adalah hakmu Jungkook. Aku bukan orang yang berpikiran tertutup untuk hal semacam itu." Jelasku sambil tersenyum. Tapi kali ini benar-benar senyuman tulus.
Jungkook terdiam sesaat hanya menatap mataku lekat. Namun hal selanjutnya yang terjadi dia mendekatkan wajahnya dan mendaratkan di bibirku. Menciumku. Awalnya begitu lembut sampai aku juga ikut terpejam –terlena karna itu. Dapat merasakan kehangatan dari ciumannya. Seperti menyalurkan perasaannya dari ciuman itu –yang bahkan aku juga bingung perasaan apa sebenarnya Namun lama-kelamaan ciumannya berubah menjadi lumatan. Bibir kami berpagut semakin liar. Lengan Jungkook melingkar di pinggangku, menarik tubuhku mendekat sementara tanganku berada di lehernya –memperdalam ciuman kami.
Perlahan tubuh Jungkook bergeser, condong mendorongku sampai berbaring di sofa tanpa melepaskan ciuman kami. Jungkook memposisikan dirinya di atas tubuhku dan tangannya bergerilya ke dalam kausku. Mengusap-usap pinggang dan perutku. Menyentuh kulitku. Hanya dengan itu saja aku sudah melenguh. Memejamkan mata dengan terengah. Aku tak pernah menyangka bahwa Jungkook akan membuatku menjadi sesensiitif ini.
"J–jung ahn—n. S—stop." Lirihku sambil meremat kausnya ketika Jungkook mulai menciumi leherku sambil tangannya makin masuk menelusup ke dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Have I ever ✓
Fanfiction"Who's the reason she did suicide?" Mati dan terbangun dalam asing yang tak dikenali. Praduga dalam kepala mendesak, memaksa, menerka siapa yang menjadi alasan gadis yang sekarang tubuhnya dia tempati ini bunuh diri. Kim Taeri harus mengalami itu d...