"Aku bersumpah tidak menyebarkan video ittu!" seru Taehyung memberikan pembelaan.
Aku dan Jungkook sedang berada di rumah Taehyung. Awalnya Jungkook menawarkan ke rumahnya untuk menenagkan diri. Dia tahu aku sedang begitu kacau. Tentu saja karna tubuh yang sekarang sedang aku tempati ini menjadi sorotan publik. Dan cemooh, hinaan maupun rasa malu sekarang akulah yang menerimanya.
Tapi aku menolak. Aku meminta dia mengantarkanku ke rumah Taehyung sekaligus meminta mantan pacar kesayangannya itu untuk datang. Aku harus mengakhiri semua ini. Saat aku mengalami saja nyaris ingin seperti bunuh diri kalau ini benar-benar tubuhku. Bagaimana dengan Ciara?
Taehyung dan Jimin itu memang brengsek.
Tapi ketika berusaha menekan dan mengadili semuanya. Taehyung jelas membantah telak. Wajahnya kacau. Begitu frustasi. Rambutnya berantakan diacak kasar oleh jemarinya sendiri. Matanya merah sembab. Terlihat jelas bagaimana hatinya hancur.
Dia mencintai Ciara.
Membutuhkan gadis itu.
Sementara aku berada dalam pelukan Jungkook. Dia berusaha menenangkanku dalam pertengkaran ini. Memberikan kenyamanan dalam kehangatan tubuh dan harum maskulin dirinya. Kalau saja tidak dalam keadaan seperti ini, aku pasti sudah terlena.
Kemudian di tengah suasana kacau ini, sanga tokoh utama dalam permasalahan datang. Park Jimin yang matanya langsung mengarah pada Jungkook bahkan ketika dia tak merencanakannya. Aku menyadari mereka saling bertatapan. Menyadari ada rasa sakit berkepanjangan dalam lempar tatap tersebut yang langsung diakhiri secara sepihak oleh Jungkook.
Jimin begitu mencintai Jungkook. Masih sama.
Saat mata Taehyung bertemu dengan sosok Jimin, menyadari pria itu ada di sana dia langsung bergerak. Menyerbu memberikan satu pukulan telak di wajah tampan Park Jimin. Membuat pria itu jatuh tersungkur. Saat itu secepat kilat, Jungkook melepasku. Berlari memisahkan kedua orang itu. Atau mungkin lebih tepatnya
—melindungi Park jimin.
Dan aku menyadari bahwa aku tidak pernah punya tempat dalam kehidupan Ciara. Sekalipun di hati Jungkook.
"Jimin. Kau kan yang menyebar video itu? Brengsek! Jangan mengelak lagi!"
Jimin tertegun sesaat. Keningnya berkerut kebingungan. Dia menatapku dan lalu menunduk Tertawa sinis. Meremehkan, mengejek dan merendahkan. Lalu menatap lurus pada Taehyung.
"Bukankah kekasihmu itu pantas mendapatkannya, Taehyung? Bahkan dia lebih pantas mati." Ujar Jimin.
Dan saat itu juga Taehyung terlihat begitu lemas sekali. Ambruk berlutut di lantai. Jelas sekali walaupun dia mengatakan Jimin agar mengaku, dia berharap bukan Jimin yang melakukan. Bagaimanapun Jimin adalah sahabatnya. Salah satu orang yang begitu dia sayangi.
"Aku mengancam Ciara. Dia melecehkan Jungkook. Satu-satunya cara yang aku bisa lakukan untuk menghentikan itu adalah mengancamnya. Mengancam akan menyebarkan video itu." Jelas Jimin. Matanya menunjukan keseriusan. Jimin sadar dia salah namun tak ada pilihan lain.
Jungkook tentu terkejut. Dia tahu selama ini Jimin yang menghentikan Ciara. Membelanya. Memberi pelajaran. Tapi seperti yang Jungkook katakan padaku bahwa dia tak benar-benar tahu apa yang Jimin lakukan sehingga Ciara berhenti.
Sekarang semua terjawab.
Jimin adalah salah satu penyebab Ciara bunuh diri.
"Hyung..." lirih Jungkook tak dapat mengatakan apa-apa lagi.
"Maaf Jungkookie. Hyung sangat menyayangimu. Hyung tidak mau kau terluka. Hyung akan melakukan apa saja untukmu."
Dan Taehyung kehabisan kata karna dia tahu semuanya salah di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Have I ever ✓
Fanfiction"Who's the reason she did suicide?" Mati dan terbangun dalam asing yang tak dikenali. Praduga dalam kepala mendesak, memaksa, menerka siapa yang menjadi alasan gadis yang sekarang tubuhnya dia tempati ini bunuh diri. Kim Taeri harus mengalami itu d...