"Jung ahn-n ja-hat. Kau jahat eung-h."
"Jahat bagaimana noona? Kau yang jahat lho. Menghilang begitu saja. Membuatku menunggu lama sekali." Ujar Jungkook dengan sedikit geraman pada setiap pergerakan menghentaknnya. Menciumi tulang selangka Taeri yang memeluknya erat.
Taeri memejamkan mata. Menahan rasa sakit pada setiap desahan yang terlepas. Melingkarkan kedua tangan di leher Jungkook dan turun perlahan ke punggung pria itu. Menancapkan kuku-kukunya dengan dalam. Berpegang erat mencakar perlahan. Jungkook meringis. Tapi tak sebanding dengan apa yang Taeri rasakan.
"Sakit Kook. Sakit sekal-i."
"Tentu saja. Ini kan pertama kalinya untukmu. Dengan tubuhmu. Tahan ya sayang." Bibirnya kini berpindah menjilati leher Taeri. Bermain di sana untuk menstimulasi agar semakin terangsang dan mengabaikan rasa sakit yang teramat.
"Kau kasar Jung! Pel-ahn."
"Kasar bagaimana? Sumpah aku perlahan sekali. Sampai harus menahan diri mati-matian." Jungkook tidak bohong. Dia memang melakukannya begitu lembut. Perlahan mendorong sementara rasanya ingin langsung terjepit. Mengisi penuh. Pun dengan hentakan berirama yang masih memikirkan rasa perih yang Taeri rasakan.
"Maaf. Ini pertama. Jadi rasanya begitu-aku banyak mengeluh ya?" ujar Taeri dengan wajah menunduk. Memerah malu. Ingin mengumpat saja. Tapi pria di atas tubuhnya itu bahkan tak mengalihkan sedetikpun pandangan terhadap dirinya. Dari seluruh tubuh sampai terkunci di mata.
Telunjuk Jungkook menghapus air mata Taeri yang menetes. Tersenyum begitu lembut dan mengecup kening. "Sayang. Sayang sekali kamu, noona."
Dan Taeri pun tenggelam kembali lebih dalam pada pesona Jungkook. Menerima lemat perasaan yang leuap. Meledak-ledak dalam sentuhan demi sentuhan tiap inchi kulit mereka yang tak terhalang satu fabrik pun. Membiarkan dentuman beradu antar bahu kasur dan dinding yang beriringan dengan desahan mereka. Kecipak basah antar friksi yang mereka ciptakan.
***
"Pertama mu, milikku ya." Jungkook tersenyum lebar begitu senang seperti habis mendapatkan berlian paling mahal sedunia. Yang baginya Taeri lebih dari itu, tentu. Tangannya sibuk membuat susu hangat sambil membawa pada Taeri yang duduk manis di sofa ruang tengah.
"Masih sakit?" tanya Jungkook lembut seraya menempatkan bokongnya ke sofa. Bersampingan bersama gadisnya. Merentangkan tangan merangkul dengan sengaja.
Taeri menyesap gelas berisi susu hangat dan mengangguk. Tak bisa banyak bicara karna malu. Rasanya benar-benar berbeda ketika memakai tubuh asli. Sulit diungkapkan tapi jelas membuat nyaris gila.
"Yang tadi-rasanya berbeda," ujar Jungkook lembut seperti menyuarakan isi kepala Taeri. Terlalu frontal namun terdengar manis. Lega bahwa pria itu merasakan hal yang sama dengannya.
Pun Taeri berusaha setenang mungkin. Tak ingin terlihat seperti gadis yang sedang dimabuk cinta. Menggila disetubuhi dengan begitu intim. Uh, sangat malu. Memikirkannya saja wajahnya memerah seperti terbakar matahari karna bermain seharian di pantai tanpa sunblock.
"Tentu," jawab Taeri berusaha tenang. "Kan kau biasanya yang dimasuki. Ditusuk oleh Jimin. Jadi sekarang rasanya berbeda."
Mata Jungkook melotot protes. "YAK NOONA!"
Taeri tertawa puas. Berhasil mencairkan suasana. Sementara Jungkook cemberut merajuk. Sedari awal dia bertemu Taeri rasanya habis dikerjai. Kesal. Ternyata gadis ini lebih berbahaya dari yang dia pikirkan.
Tapi jadi semakin sayang.
"Kau mau aku masuki lagi? Dengan kasar kali ini? Ha?"
Taeri buru-buru menggeleng dengan panik. Sumpah kaki sampai selangkangannya berasa kebas. Dimasuki lagi mungkin dia akan tak bisa berjalan-ya sekarang saja sudah berjalan.
"Makanya jangan begitu." Jungkook langsung mengangkat tubuh Taeri begitu saja seakan wanita itu tidak berat sama sekali. Begitu mudah. Begitu manly. Membawa ke pangkuannya dan memeluk dari belakang sambil menciumi lehernya.
"Geli ahn-n Kook."
"Suka harumnya. Suka sekali. Sayang." Dan berakhir dalam lumatan dalam penuh kasih sayang.
Mata mereka saling bertatap penuh arti. Mengisyaratkan pertanyaan satu sama lain.
"Jadi... Berpacaran?" tanya Jungkook membuka pertanyaan. Khawatir jika hubungan mereka akan berubah saat kembali ke tubuh masing-masing.
Taeri yang masih dalam pangkuan namun menoleh ke belakang saling bertatapan mengangguk pasti. "Tentu saja!"
Bersamaan dengan itu pintu bel rumah Jungkook berbunyi. Membuat mereka harus menyudahi kegiatan lovey-dovey yang panas itu. Jungkook bangkit membuka pintu sementara Taeri masih menunggu di sofa. Sakit kalau berjalan. Dan beberapa saat kemudian muncul teman-temannya. Menatap Taeri dengan terkejut. Kaget. Tak tahu berkata apa-apa terutama melihat kaus Jungkook yang dipakai Taeri.
"Daebak! Kalian melakukan one day stand?" ujar Taehyung begitu saja.
Jungkook malu. Memegang rambutnya salah tingkah. "Bukan begitu, hyung. Dia ini pacarku."
"Bagaimana bisa? Kalian bahkan belum kenal lama?" ujar Yumi mengebu terlihat tak suka.
Begitu juga diikuti dengan tatapan bingung hyung yang lain. Khawatir bahwa adik kesayangan mereka salah mengambil langkah. Mengingat trauma yang Jungkook pernah alami.
"Anggap saja cinta pada pandangan pertama. Apapun itu, Taeri noona gadis yang baik. Dia sayang aku dan aku sayang dia. Tenang saja hyung!" Jungkook menyengir lebar dan kedua kakaknya itu akhirnya berusaha mengerti.
Bermain game, berkumpul dan aktivitas lainnya seperti biasa. Entah kenapa Taeri merindukan saat-saat seperti ini. Walaupun mereka tidak mengenal Taeri, tapi semuanya masih teringat jelas di kepala Taeri. Dan sekarang bersama Jungkook, dia akan jadi bagian persahabatan ini.
"Oi!" sapa Ciara yang mengambil tempat di samping Taeri.
Gadis itu menoleh.
"Terima kasih ya," ujar Ciara pada akhirnya.
Taeri mengangguk santai. "Aku menunggu ucapan itu loh sejak lama," sarkas Taeri.
Ciara memutar bola matanya. "Ngomong-ngomong tentang Jungkook. Kau harus hati-hati lho. Kau tahu kan Yumi menyukainya? Dan ya bagaimanapun dia pernah bercinta denganku. Sudah tidak trauma membuat kemungkinan besar dia merindukan tubuhku lho."
Giliran Taeri yang membutar bola mata. Tersenyum angkuh penuh percaya diri. "Tidak khawatir. Bagaimana ya mengatakannya. Jungkook itu hanya tergila-gila padaku. Dia tak akan melirik Yumi atau kau. Malah aku yang akan mengawasimu agar jangan sampai melakukan hal buruk lagi pada Jungkook."
Ciara kesal. "Kau sendiri tahu kan alasannya kenapa dulu aku seperti itu," ujarnya mencoba membela diri.
Taeri mengangguk. "Hanya memberi tahu. Seperti kau memberi tahuku. Oh ya dan satu lagi, hati-hati. Jaga Taehyung dengan baik. Ingat dia pernah bilang bahwa lebih menyukaiku daripada dirimu. Harum parfumku saja dia masih ingat lho."
Dan Ciara telak dibuat bungkam oleh Taeri.
[]
End
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Have I ever ✓
Fanfiction"Who's the reason she did suicide?" Mati dan terbangun dalam asing yang tak dikenali. Praduga dalam kepala mendesak, memaksa, menerka siapa yang menjadi alasan gadis yang sekarang tubuhnya dia tempati ini bunuh diri. Kim Taeri harus mengalami itu d...