Seperti biasanya aku berangkat menyusuri kota seoul ini jalan kaki menuju ke kampus.Kejadian kemarin entah mengapa terus mengiang di kepalaku.
meskipun jauh di dalam hatiku, aku sangat senang karena akhirnya dapat berjumpa kembali dengan pria hangat yang bernama Hada itu.
Tapi tetap saja aku merasa akan sulit untuk menjalin hubungan pertemanan dengannya, bukan karena sifat Hada atau alasan lainnya.
Justru sifat Hada yang hangat itulah yang membuatnya dapat berbaur dengan siapa saja.
tapi alasannya tidak lain karena diriku sendiri, sifat dinginku kini mengganggu perasaanku sendiri.
Tiba-tiba langkahku terhenti melihat mobil berwarna hitam mewah nan elegan yang berhenti tepat di samping tempatku berdiri.
Aku bisa melihat kaca mobil itu terbuka perlahan dan seorang pria yang sepertinya kukenal memanggilku.
"Youna,"panggil pria dari dalam mobil itu yang tidak lain adalah Hada.
Aku hanya menatapnya, tanpa sepatah katapun.
Bahkan setelah kejadian kemarin, dia masih mau memanggilku.
"Apa kau mau ikut, naiklah " sambungnya.
"Tidak ?"jawabku singkat.
Tapi setelah mendengar jawaban datar dariku bukannya pergi dengan mobilnya, dia malah turun dengan memakai tasnya dan berdiri di hadapanku.
Seolah siap untuk jalan menuju kampus bersamaku, yang padahal beberapa langkah lagi akan sampai.
"Ada apa, kenapa kau melihatku seperti itu ? " ucap Hada kepadaku.
Sepertinya ia menyadari raut wajah heran yang terukir di wajahku sekarang.
"Kenapa kau turun dari mobilmu, kau mau apa berdiri di sini ?" tanyaku kepada Hada untuk melepas rasa penasaranku.
"Huh"Aku menatapnya heran ia seperti memikirkan sesuatu.
"Karena, hey youna.."sekarang wajahnya terlihat serius.
"Kau itukan teman SMP ku apa kau lupa?, jadi apa salahnya kalau aku berangkat bersamamu.?"
"Teman? "ucap batinku.
Mendengar kalimat itu darinya entah mengapa aku merasa sangat senang, karena ia baru saja mengakuiku sebagai temannya sejak SMP.
Walaupun aku selalu mengacuhkannya, kenapa dia bisa mengatakan hal itu dengan yakin.
Tapi seketika, aku merasa waktuku terbuang percuma sekarang.
kemudian akupun memutuskan untuk pergi menuju kampus tanpa mengatakan sepatah katapun lagi padanya.
Aku segera berjalan dengan cepat menuju kampus meninggalkan Hada.
"Huh..lagi-lagi dia memunggungiku". Ucap batin Hada, sambil tersenyum tipis.
•
•
•
Akhirnya aku sampai di dalam kampus tepat diruang kelasku.
"Syukurlah sepertinya aku tidak terlambat" ucap batinku.
" aku rasa kita belum terlambat"
Suara itu, lagi-lagi Hada.
Dia duduk disamping bangku tempatku duduk, sambil menyilangkan tangan di dadanya.
Aku hanya menatapnya dengan tatapan kosong, tanpa sepatah katapun.
"Ada apa? Apa wajahku ini begitu tampan sampai kau tidak bisa melepaskan pandanganmu itu dariku" seru Hada dengan nada entengnya, lalu lagi-lagi diakhiri dengan senyuman tipis.
kata-kata Hada kali ini berhasil membuatku mengalihkan pandanganku darinya, tatapanku kini tertuju pada dua orang wanita yang bernama sung-ra dan yong-ran.
"Yang kemarin itu..." aku memulai pembicaraan.
Entah mengapa aku sekarang tidak merasa canggung lagi untuk memulai pembicaraan dengannya.
Padahal saat di SMP aku tidak pernah berbicara atau menyapa nya saat berpapasan dengannya.
Itu semua karena sifat pendiam dan dinginku, sehingga dulu aku selalu menganggap bahwa hada hanyalah angin lalu saja.
Tapi Hada lah yang selalu mencoba memulai pembicaraan dan tersenyum saat berpapasan denganku, seperti yang dia lakukan tadi.
Dipikiranku, aku selalu bertanya-tanya apa alasannya ia mau berteman dengan wanita yang dingin sepertiku ini.
Sedangkan dia punya banyak teman dan bisa mengabaikan bahkan memusuhiku, sama seperti yang sung ra dan yong ran lakukan padaku.
Tapi ia berbeda, Ia seperti selalu mencoba menghangatkan sifat dinginku ini.
"Akhirnya aku tidak sendiri " desahku sangat pelan.
"Apa kau mengataka ses..."ucapan Hada terputus karena aku langsung berbicara sebelum ia selesai dengan kalimatnya.
"terimakasih, maaf karena dulu aku selalu mengabaikanmu..."
aku kembali melanjutkan kata-kataku."Dulu? Bukankah sampai sekarang masih sama saja" jawab Hada sambil tersenyum hangat.
Kata-kata Hada kini membuatku tertunduk malu.
"Ha..ha maaf aku hanya bercanda, tidak perlu dimasukan ke dalam hati"
Lanjut Hada dengan tawa kecilnya.Tanpa kusadari senyuman pun terukir di wajahku, tapi sepertinya senyumanku tampak mengerikan.
Aku menyimpulkannya Karena aku dapat melihat tatapan Hada yang sedang tertuju padaku saat aku tersenyum, ia terlihat kurang nyaman dan tidak seperti biasanya.
"apa kau sedang tersenyum?" tanya Hada.
"Ke....kenapa ? Aku tergagap saat mendengarkan pertanyaan Hada itu.
"Kau bahkan terlihat lebih dingin saat kau tersenyum" Hada mengatakannya dengan tenang.
"Jangan dipaksa, senyuman itu datang dari hati." Lanjutnya
"Ah.." sontak aku kaget mendengar ucapan Hada."Jadi maksudmu Seseorang akan tersenyum saat ada sesuatu yang membuatnya tersenyum dari hatinya" jelasku.
"Ya begitulah, nona jenius " Jawab Hada.
Lagi-lagi ucapan hada membuatku merasa malu, padahal ucapanku tentang seyuman tadi hanyalah sebuah opiniku saja.
Semenjak ayahku tiada, senyuman memang adalah hal yang tidak mungkin dan bahkan mustahil untuk kulakukan.
Tapi kini, entah mengapa aku mencoba melakukannya hanya untuk membuktikan pada Hada.
Bahwa aku tidak ingin menjadi wanita yang memiliki sifat dingin, dan pendiam seperti dulu lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Is This Love ? [Complete]
Любовные романыyouna merupakan mahasiswi baru yang diterima di universitas terbaik di seoul,korea. Mungkin ini takdir bahwa youna akan bertemu kembali dengan pria bernama Hada, yang ia kenal di masa lalu saat duduk dibangku SMP yang sama. Pria baik hati yang se...