Chapter 6

7.8K 627 12
                                    

Dont like dont read
.
.
.
.
.
.

Whinchester - Inggris

Sasuke menatap bosan laporan keuangan di depannya. Tubuhnya memang berada di sini tapi pikirannya melayang kepada seorang gadis cantik berambut merah muda yang sudah sejak seminggu ini selalu mengisi pikirannya. Seorang gadis cantik yang ia ketahui bernama Sakura anderson. Putri tunggal Kizashi anderson,salah satu leluarga bangsawan yang sempat terkenal dulu ketika sang nyonya rumah,mebuki anderson masih hidup. Dulu keluarga itu terkenal karena kekayaan mereka yang melimpah,bahkan menjadi salah satu keluarga bangsawan terkaya di london. Tapi ketika mebuki menghembuskan nafas terakhirnya,semuanya berubah. Kizashi yang memang sangat mencintai istrinya menjadi begitu terpuruk,ia menghabiskan semua hartanya dimeja judi dan menjadi pemabuk berat. Semua orang mencelanya saat itu,bahkan teman-temannya dulu yang begitu dekat dengannya,kini menjauhinya secara terang-terangan. Sasuke mendengus jijik memikirkan bagaimana menyebalkannya teman-teman kizashi yang tidak tahu malu.

Sasuke berdiri dari kursi kerjanya,ia melangkah menuju jemdela besar yang memang di buat secara khusus untuk ruanh kerjanya. Sasuke memandang datar pemandangan di depannya,dari atas sini ia bisa melihat bagaimana para pejalan kaki saling menjajakan barang yang mereka bawa kepada bangsawan-bangsawan atau orang-orang yang mereka anggap mempunyai lembaran kertas tebal dalam dompet mereka. Sasuke juga melihat bamyaknya para gadis-gadis bangsawan yang sedang keluar masuk toko-toko mahal yang berjejer di sepanjang jalan.

Sasuke mengernyitkan dahinya,lagi-lagi pikirannya melayang kepada gadis cantik berambut merah muda itu...'bagaimana gadis itu bisa bertahan dengan keadaannya yang seperti itu ? Tanpa uang ?? Tanpa perhiasan baru ? Bagaimana kehidupan gadis itu sehari-harinya ?? Sial,kenapa aku malah kepikiran seperti ini ?' pikir sasuke heran.

Sasuke membenturkan keningnya pada kaca jendela,mencoba menghilangkan pikiran-pikiran konyol mengenai gadis pink itu.

"Jika kau terus melakukan hal itu,aku yakin kau akan mendapati benjolan besar di keningmu besok" .

Sasuke menghentika kegiatannya membenturkan kening,ia menoleh ketika mendengar suara cempreng di belakangnya.

"Naruto..." sapa sasuke malas.

Yang di sapa malah memamerkan senyum khas lima jarinya.

Naruto melangkah masuk ke dalam ruangan kerja sasuke yang di dominasi warna abu-abu dan hitam. Ia duduk di depan meja kerja sasuke,menyilangkan kedua kakinya dan menatap buku tebal di depannya dalam keadaan masih rapi seolah belum di sentuh oleh sang pemilik.

"Sepertinya kau memiliki pekerjaan yang lebih penting ketimbang mempelajari laporan keuanganmu teme " sindir naruto.

Sasuke memgabaikan sindiran naruto,ia berjalan menuju kursi kebesarannya,dan duduk menghadap sahabat pirangnya.

"Apa yang kau inginkan" tanya sasuke tanpa basa-basi.

Naruto mendengus kesal,karena sasuke mengabaikan pertanyaannya dan malah ganti menanyainya.

"Aku hanya ingin memberikanmu ini" jawab naruto sambil meletakkan sebuah undangan bersampul merah di depan sasuke.

Sasuke mengambil undangan tersebut,membuka simpul pita yang mengikatnya,dan membaca barisan kalimat yang tertera disana.

"Pertunangan karin...di undur ?" tanya sasuke penasaran.

Naruto membetulkan posisi duduknya sebelum menjawab..."yaah karena kejadian yang menimpa sakura,karin memutuskan untuk menunda pertunangannya guna menemani sakura sementara".

Sasuke merasakan debaran aneh ketika mendengar nama sakura di sebut. Ia pura-pura berdeham untuk menetralkan debaran jantungnya yang menggila hanya karena sebuah nama seorang gadis.

"Bagaimana...ehemm,bagaimana keadaan gadis itu sekarang ? " tanya sasuke,ia berusaha mati-matian agar suaranya tidak terdengar antusias ketika menanyakannya.

Naruto yang memang tidak menyadari perubahan suara sasuke,mengangkat kedua bahunya acuh.."begitulah,masih syok,bahkan karin bilang, sakura sudah dua hari ini tidak makan apapun,hinata dan yang lain sudah berusaha membujuknya tapi hanya satu sendok bubur saja yang masuk ke dalam perutnya" jelas naruto panjang lebar.

Sasuke menjaga agar raut wajahnya tetap datar ketika mendengar penjelasan naruto. Tapi di dalam hatinya,entah kenapa ia merasakan dorongan untuk memeluk gadis itu,menghiburnya dengan kata-kata yang menenangkan,membujuknya agar ia mau mengisi perut kecilnya,dan menci...

"Dan ingin menciumnya..".

Sontak sasuke berjengit kaget mendengar apa yang baru saja naruto katakan.

Naruto tertawa kencang melihat ekspresi sasuke,ia tidak mengira bahwa sahabatnya ini bisa sedemikian polosnya.

"Apa yang kau tertawakan hah ??" gerutu sasuke tidak terima.

Naruto tetap saja tertawa,bahkan ia sampai memegangi perutnya sendiri yang mulai terasa sakit akibat tawanya.

Sasuke segera melemparkan pena emasnya ke arah naruto dan sukses mengenai kening pria pirang itu,ia tidak terima menjadi bahan ledekan,terutama oleh sahabat baiknya ini.

Naruto langsung menghentikan tawanya saat merasakan rasa sakit di keningnya,ia menggerutu tak jelas tapi tetap mengambil pena emas sasuke yang jatuh di sebelah kakinya dan melemparkannya kembali kepada sang empu pena.

"Begitu saja sudah marah,kau ini.." gerutu naruto.

Sasuke mencebik kesal,ia menatap laporan keuangannya yang sedari tadi ia acuhkan dan memilih menutup buku itu dan meletakkannya di tumpukan buku-bukunya yang lain. Sasuke berdiri,mengambil mantelnya yang ia sandarkan di punggung kursi,memakainya dan berniat pergi meninggalkan naruto.

Naruto yang melihat hal itu langsung juga ikut berdiri,dan mengikuti sasuke dari belakang.

"Sasuke,kau mau kemana ?"

Tanpa menghentika langkahnya sasuke menjawab..."bukan urusanmu".

Naruto mendecih tak suka.."oh ayolah,apa kau masih marah karena kejadian tadi ?".

Sasuke menjawab dengan gumaman tak jelas. Naruto memutar kedua bola matanya jengah melihat kelakuan sahabatnya ini,ia tidak menyangka sasuke juga bisa bersikap kekanak-kanakan.

"Well itu salahmu sendiri,lewat ekspresi wajahmu,apa yang kau pikirkan saat itu bisa terbaca dengan jelas olehku" ujar naruto membela diri.

Sasuke menghentikan langkahnya,ia menyipitkan matanya melihat naruto seolah tak terima.

" listen Mr,apa pun yang aku pikirkan adalah urusanku,dan kau berhentilah mengikuti dan jangan tunjukan wajahmu di depanku selama dua bulan kedepan" ujar sasuke kesal.

Setelah mengatakan itu,sasuke membalikan badannya dan kembali berjalan meninggalkan naruto yang kini masih syok mendengar titah sasuke.

"Sabar naruto,orang sabar itu bibirnya sexy" ujar naruto pada dirinya sendiri sambil mengelus dada.

Well mempunyai sahabat sasuke itu memang membutuhkan kesabaran yang extra besar.

💮💮💮

Scandal in Spring [Tamat] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang