AELLIA
Part 3 - Mawar Merah Muda
Meski memikul seorang gadis di pundaknya, lelaki berkumis itu tak terlihat kesusahan. Seakan-akan sedang memikul tas berisi kain saja. Dengan gesit mereka melewati pohon dan semak belukar, jalan mendaki dan jurang, padahal malam begitu gelap. Agaknya mereka paham betul seluk-beluk hutan itu.
Kira-kira sepenghabisan sebatang rokok, sampailah mereka ke sebuah pondok di balik barisan pohon dan belukar yang lebat. Sepertinya tempat ini sengaja dipilih karena sangat tersembunyi dan tak mudah ditemukan. Pondok itu tak seberapa besar. Namun memiliki tiga ruangan dengan panjang dan lebar kira-kira enam langkah kaki orang dewasa saja.
"Buk..! Aduuhh!! ", terdengar gadis itu mengaduh dan bunyi tubuhnya yang jatuh dilemparkan begitu saja ke tanah. "Hahaha.. Rezeki besar hari ini, sudah lama aku tidak bertemu wanita. ", berkata lelaki berkumis dengan pandangan kurang ajar. Diambilnya tali dan diikatnya sekeliling tubuh dan tangan gadis berbaju hitam itu sehingga tak dapat bergerak.
"Bawa gadis itu ke dalam! ", terdengar suara kakek itu memerintah. Lelaki berkumis itu segera mengangkat tubuh gadis berbaju hitam itu dan mendudukkannya di dalam pondok. "Buka penutup kepalanya! ", perintah sang kakek. Lelaki bernama Rondo itu mengulurkan tangan kanannya. Serta merta sang gadis memalingkan kepalanya menghindari tangan sang lelaki berkumis itu.
"Hahaha... ", lelaki tersebut tertawa, "Tak perlu mengelak. Biar kulihat apakah wajahmu secantik bentuk tubuhmu. Hehe.. ", sambungnya sambil mengulurkan kedua tangannya. Sang gadis tak dapat berkutik. "Setthh.. ", bunyi penutup kepala dicabut paksa. Seketika sunyi memenuhi ruangan tersebut. Baik kakek maupun lelaki berkumis terpana hingga tak bisa keluarkan suara.