AELLIA
Part 10 - MAWAR MERAH MENGENDARAI ANGIN
Karya : #KakashiDSensei
"Bum.....!! ", bunyi kedua pukukan memekakkan telinga. Asap tebal akibat pukulan sakti menggelapkan sekitar. Tetapi mereka heran, kok mereka tidak terpental seperti seharusnya. Malah merasakan tangannya lengket. Ketika asap mulai menghilang, terlihat sang kakek berdiri di tengah. Ternyata sang kakeklah yang memegang tangan mereka dan meredam pukulan sakti tadi.
"Kakek! ", teriak kedua kakak beradik bersamaan. "Maafkan kami, Kakek! ", ucap Taryo sang kakak. "Maaf kakek! ", sambung Rondo sang adik. Keduanya berhenti bertarung dan merasa jeri dengan tingginya ilmu sang kakek. "Taryo, kamu lebih tua, jaga emosimu! ", nasehat kakek. "Rondo, dengarkan kakakmu, dia lebih tua, jangan suka membantah! ", lanjut sang kakek.
Setelah mendengar nasehat kakek, mereka pun duduk kembali dan berdiskusi. "Jadi siapakah gadis itu sebenarnya, kakak! " tanya Rondo kepada kakaknya. Taryo menjawab, "Menurut kabar yang kudengar, ia bukan penduduk disini, bukan pula pendekar Kadipaten. Sepertinya ia pendekar baru yang belum pernah terjun ke dunia persilatan. "
"Berarti tugas kita mencari tahu, mumpung gadis itu ada disini. ", sambung Rondo sang adik. "Benar, dimana gadis itu sekarang? ", tanya sang kakak. "Di kamar, sudah kuikat dia di atas ranjang. ", jawab Rondo. "Baik, mari kita kesana. ", kata sang kakak. Mereka bertiga segera melompat masuk ke dalam pondok. Dalam sekejap mereka sudah berada di ruang kamar tempat sang gadis berbaju hitam terbaring. Alangkah terkejut dan marahnya mereka ketika mengetahui ranjang itu sudah kosong. Baik sang gadis maupun pisau dan pedangnya sudah tidak ada lagi disitu. Hanya seutas tali yang putus bekas ikatan tubuh sang gadis.