Healing

811 90 5
                                    

Okay sesuai perkataan jia di part "Dua sisi" kalau akun jia yg error dan gk bisa lanjut nulis, jadi jia mutusin buat lanjutkan di part yg ini. Mumpung ide lagi ngalir lancar-lancarnya, gk apalah ya manjain readers so double up hehe

Okay let's read......
.
.
.
.
.
.

"bukankah kau sudah membuangku? Kenapa kau masih disini? Pergilah, aku tak membutuhkanmu!" ucap so hyun datar

"mianhae.... Jeongmal mianhae." tutur luhan. Air matanya lolos begitu saja. Lidahnya kelu tak tau akan berucap apa melihat so hyun yang begitu hancur

"aku... Aku hanya ingin kau bahagia so hyun-ah. Aku tak suka melihat kau terbaring di rumah sakit seperti yang sudah terjadi. Aku...." luhan tak melanjutkan kata-katanya. Ia tau ini akan terdengar seperti sebuah alasan saja. Tapi inilah yang dirasakannya. Inilah kenyataannya

"bahagia? Apa aku terlihat bahagia dimatamu?"

"tidak.." geleng luhan

"lalu kenapa? Kenapa? Kau bilang aku harus percaya padamu, dan aku melakukannya. Apa ini balasan dari kepercayaan yang kuberikan padamu? eoh? " tuntut so hyun. Ia masih saja menangis dengan sesenggukan. Ia memukul-mukul dada luhan menyalurkan kemarahannya. Tak peduli luhan akan kesakitan akibat ulahnya

"waaaeee.... Hiks....hiks" so hyun tak bisa berhenti menangis. Semua yang ia rasakan selama ini tumpah begitu saja

"mianhae... Ku kira dengan melakukan hal yg ku anggap benar kau akan bahagia" sesal luhan. Jika bisa, luhan ingin sekali kembali ke 3 minggu yang lalu dan tetap berada disisi so hyun saat wanita itu bangun dari tidurnya

"jika kau hanya melihat kebahagiaanku, siapa yang akan melihat kesedihanku?" tanya so hyun lagi. Ia menatap mata luhan dalam. Ia ingin mengatakan bahwa ia benar-benar hancur saat ini jadi lihatlah ia yang sedang hancur. Jangan pikirkan kebahagiaannya. Buatlah dia tenang dan menghilangkan rasa sesak yang mencekiknya ini

Melihat so hyun seperti ini benar-benar membuat luhan frustasi. Harusnya ia sadar lebih cepat. Ya, benar...luhan baru sadar setelah mendengar perkataan so hyun. Kenapa ia tak melihat kesedihan so hyun dan malah bersikap keras kepala seperti kemarin. Kenapa ia malah menyakiti so hyun? Kenapa ia malah menghianati kepercayaan yang diberikan so hyun padanya? Ia sungguh bodoh. Benar-benar bodoh

"mianhae..." hanya itu yang bisa diucapkannya

Luhan memeluk so hyun erat. Kali ini ia tak akan bertindak bodoh lagi. Cukup kali ini saja ia melihat so hyun hancur karna ulahnya yang bodoh. Ia tak ingin lagi hal itu terjadi

"ayo kita pulang!" ajak luhan. So hyun yang bersender di dada luhan mendongak menatap luhan. Kemana ia harus pulang, itu pikirnya

"ke rumah kita.." itulah jawaban yang diberikan luhan pada so hyun

Sehun yang sedari tadi hanya diam tersenyum melihat tak ada lagi drama menjengkelkan diantara dua sejoli ini. Perjuangan dan keberaniannya tampaknya tak sia-sia.

Sedangkan chen, banyak hal berkecamuk di dalam kepalanya. Apa yang akan terjadi  kedepannya? Melihat so hyun yang begitu hancur membuat rasa bersalah yang selama ini ia rasakan karna meninggalkan so hyun hadir lagi padahal so hyun sudah bilang bahwa itu bukan masalah lagi. Lalu bagaimana ia harus menghadapi ayahnya? Ia sangat-sangat kecewa pada ayahnya. Karna ayahnya lah so hyun jadi pribadi yang tertutup dan hancur seperti ini

"ayo!" jawab so hyun dengan anggukan mantap. Bahkan ia berusaha tersenyum. Senyum kecil yang sangat dirindukan luhan

"ayo, aku akan menggendongmu" luhan hendak menggendong so hyun karna kaki so hyun yang luka, tapi so hyun menggeleng dan mengatakan bahwa ia baik-baik saja masih dengan senyum kecilnya

Cold FianceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang