Apa yang aku benci darimu? Karena saat namamu muncul di layar ponselku, aku langsung membaca pesanmu, menimbang dan berpikir, harus bagaimana aku menanggapi pesanmu? Dengan kalimat humoriskah? Dengan hujanan kalimat rindukah? Dengan pengakuan bahwa aku sangat ingin menemuimu sekarangkah? Aku benci berada dalam kebingungan-kebingungan aneh yang sulit aku pahami, ketika aku merindukanmu.
Apa lagi yang aku benci darimu? Karena ketika kita bertatapan mata, aku tidak bisa mengendalikan laju kerja detak jantungku. Dan, saat kamu memanggil namaku, aku harus menghela napas beberapa kali, meyakinkan diri bahwa seharusnya; aku tidak segugup ini.
Aku benci harus selalu merasa gugup setiap kali berada di dekatmu, atau hanya mampu tersenyum seperti orang bodoh, hanya karena aku sangat mengagumimu. Atau bahkan salah tingkah setiap kali kamu menertawakan candaanku. Sungguhkah aku selucu itu? Mengapa suara tawamu selalu jadi suara favoritku? Aku tidak tahu. Yang jelas, aku benci sekali padamu. Dan, semakin hari, semakin membencimu.
Ada banyak hal yang aku benci darimu. Salah satunya, karena kamu telah membuatku jatuh cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tidak Pernah Ada Kita (Teaser)
Teen FictionSebelum buku Tidak Pernah Ada Kita buka pre order di tanggal 29 JANUARI 2018, Dwitasari bakal kasih sedikit bocoran mengenai bukunya. Persiapkan diri untuk mulai nabung dari sekarang dan banyakin tisu supaya ada yang basuh air matamu ketika terjatuh...