Harusnya, aku tidak perlu menunjukan perasaanku, karena kamu tidak akan mengerti. Harusnya, aku buang saja semua perasaan ini, karena kamu juga tidak akan menyadari. Siapa yang paling patah hati di sini. Siapa yang paling terluka kini.
Aku seharusnya tidak menuntutmu untuk mengerti apalagi memahami. Status kita ini hanyalah teman biasa dan aku tahu betul sebagai orang yang tidak spesial; aku tidak berhak untuk menuntut apa-apa. Tapi, jujur, perasaan dalam hati semakin liar, kecamuk di dalam dadaku semakin onar. Aku tidak lagi bisa menahan perasaan. Aku kesakitan.
Perasaan dan amarah ini tidak akan pernah kamu mengerti, karena bagimu perasaanku tidak begitu penting. Aku hanyalah orang yang kamu cari di saat genting, jika bahagiamu kembali; tentu kamu akan berpaling. Aku hanyalah tempat konseling tanpa kata saling.
Ya. Tanpa kata saling. Hanya aku yang mendengarmu, hanya aku yang mencintaimu, hanya aku yang memujamu. Tapi, kamu tidak begitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tidak Pernah Ada Kita (Teaser)
Teen FictionSebelum buku Tidak Pernah Ada Kita buka pre order di tanggal 29 JANUARI 2018, Dwitasari bakal kasih sedikit bocoran mengenai bukunya. Persiapkan diri untuk mulai nabung dari sekarang dan banyakin tisu supaya ada yang basuh air matamu ketika terjatuh...